Namjoon memarkirkan mobilnya kearah sebuah restoran .
"Kita makan dulu,setelah itu kita pulang" ucap namjoon. Ia mengambil mantel yang ada di jok belakang dan memakainya.
Nara membuka pintu mobil dan menyusul namjoon yang terlebih dahulu masuk.
Mereka memilih tempat duduk di pojok yang memperlihatkan indahnya kota seoul di malam hari.
Pelayan datang dengan dua buku menu
"Annyeonghaseyo ini ada beberapa menu yang menjadi andalan kami "
Pelayanan tersebut menunjuk salah satu ayam crispy yang berbalut dengan. Bumbu menyerupai kecap.
"Ahh aku memesan itu dan minumannya aku mau lemon tea" ucap namjoon sambil menutup buku menu sedangkan nara ia masih memilih makanan yang iya yakini dapat ia makan
Tentu saja tanpa ada kandungan tepung di dalamnya
"Nyonya anda akan memesan apa?" Pertanyaan dari sang pelayanan membuat nara tersenyum kikuk
"Akh. Aku.. memesan sama saja" ucap nara pada akhirnya
Namjoon yang sedang memainkan ponselnya menghentikan kegiatannya " untuk minuman istriku jangan tambahkan es, " ucap namjoon.
Pelayan tersebut menggangguk dan pergi untuk menyiapkan makanan tersebut.
Sedangka nara dan namjoon masing masing sibuk dengan dunianya.
Namjoon yang sibuk dengan ponselnya dan nara yang sibuk memperhatikan jalanan kota seoul di malam hari
Hingga pesanan mereka telah datang. Barulah mereka memfokuskan diri pada makanan yang sedang di sajikan.
Namjoon yang kala itu belum makan dari siang langsung menyerbu makanan yang ada di depannya sedangkan nara ia hanya memakan nasi dengan bumbu dari ayam itu saja.
Namjoon menghentikan laju makannya dan menghela nafas " kenapa kau tidak memakan makanan mu? " tanya namjoon
Nara ingin mengatakan bahwa ia tak makan makanan yang berbau tepung namun karna ia takut ia lebih baik menggeleng
"Kau tidak suka makanannya?" Tanya namjoon memastikan. Sebenarnya ia sengaja memilih restoran yang sebagian besar menunya berbahan tepung. Ia ingin nara mengatakan tentang alerginya terhadap tepung.
"Cepat makan atau aku tak akan mengajakmu lagi makan di luar" ucapan yang di bumbui dengan ancaman membuat nara menghela nafasnya.
"Baiklah" ucap nara pada akhirnya
Ia memotong ayam tersebut dan menghela nafas.
Baru satu sendok ia makan ia sudah merasa sesak namun ia tak mau membuat Namjoon marah karna tidak memakan makanannya.
Namjoon memperhatikan nara ,ia melihat nara yang selalu minum dan menghel nafas karna tidak kuat melihat nara yang seperti menahan sesak akhirnya namjoon mengambil daging di piring nara dan memakannya.
Nara merasa pusing ia bangkit dan melesat ke kamar mandi tanpa mengatakan sepatah katapun..
Namjoon mengusap wajahnya kasar" kapan ia akan terbuka" batin namjoon
Awalnya namjoon ingin melanjutkan makannya namun ketika ia ingin memotong daging tiba tiba
Salah satu pelayan menghampirinya
"Mianhe,apa kau suami dari nyonya yang ada di kamar mandi?"Mendengar itu namjoon langsung melesat ke kamar mandi dan menemukan nara yang sudah pingsan.
Namjoon panik dan langsung membawa Nara ke mobilnya.
Ia berniat membawa nara ke rumah sakit namun ketika di perjalanan nara sadar dan mengatakan bahwa ia tak mau me sana
Namjoon bersikukuh untuk membawa nara ke rumah sakit namun nara menggeleng kuat dan tetap minta namjoon untuk membawanya ke rumah.
"Ku mohon jangan ke rumah sakit," lirih nara.
"Tidak, aku tetap akan membawamu ke sana bagaimana pun caranaya" ucap namjoon
Nara hendak membuka pintu mobil dan loncat namun Namjoon terlebih dahulu memarkirkan mobilnya
"Apa kau gila?" Bentak namjoon
Nara meneteskan air matanya dan memandang mata namjoon." Ku mohon obat ku di kamar,aku tak dapat memakan obat yang lain" lirih nara.
Namjoon menyerah ia membawa nara ke apartemen
Namjoon memarkirkan mobilnya di basemen ketika ia hendak keluar ia melihat nara yang telah terlelap.
Namjoon memperhatikan wajah nara yang sembab .lalu membawa nara ke kamarnya .
Namun kamar nara di kunci dan tidak tau di mana kunci nya akhirnya namjoon membawa nara ke kamarnya dan menidurkan nara di ranjangnya
Ia membuka sepatu dan mantel yang nara kenakan setelah itu ia menyelimuti nara sampai sebatas dada.
Namjoon memilih untuk membersihkan dirinya terlebih dahulu lalu membuatkan bubur untuk nara.walaupun nara tadi sudah makan tetap saja ia harus makan lagi karna makanan yang ia makan di restoran di muntahkan.
Selsai dengan masakan nya namjoon melesat pergi ke kamar dan menemukan keadaan nara yang sudah tersadar dan sedang mencoba untuk duduk.
"Makan buburnya setelah itu kembali ke kamarmu,maaf karna membuatmu seperti ini" namjoon berkata dengan nada dinginnya
Nara yang lemas hanya mengangguk dan memakan bubur yang namjoon buat.
Ingin rasanya nara memuntahkan bubur buatan namjoon yang teramat asin namun nara urungkan dan tetap memakannya sampai habis.
Setelah itu ia beranjak dari ranjang dan berniat pergi ke kamarnya.
Kamar nara dan namjoon sebelahan tapi mereka sama sama memiliki kunci.
Nara baru saja sampai ke depan pintu kamarnya ia merasa perutnya dipelintir.
Ia terduduk dan mengerang kesakitan.
Namjoon yang kala itu tengah memainkan ponselnya tiba tiba terhenti.
Ia langsung melangkahkan kakinya ke sumber suara. Ia melihat nara yang tengah berjongkok sambil memegang perutnya tak lupa tangisan yang sedari tadi ia curahkan .
"Gwenchana? " tanya namjoon
Nara menggeleng dan kembali merintih
"Yak,ada apa denganmu? " tanya namjoon panik
"Tolong buka pintu kamarku,kuncinya di atas vas itu" nara menunjuk salah satu tanaman gantung yang ada di pembatas kamarnya dengan namjoon
"Baiklah" namjoon mengambil kunci tersebut dan membantu nara agar tertidur di kasur namun karna perutnya sakit dan ia mual akhirnya ia melesat ke kamar mandi dan memuntahkan bubur buatan namjoon
"Ahhh hoekkk hoekkk"
Namjoon mengetuk pintu dan berteriak "Nara, Gwenchana "
Sedangkan nara kini tengah bersandar di pintu kamar mandi "hari ini aku merepotkan mu,kembalilah ke kamarmu.dan terimakasih "
Teriak nara di balik pintu
"Keluarlah,atau aku dobrak pintu ini.setidaknya katakan apa kau baik baik saja?" Tanya namjoon
Nara menggeleng dan menghapus air matanya "nde,Gwenchana. Aku hanya mual kau tak usah khawatir" teriak nara
Namjoon menghela nafas "baiklah. Tapi ku mohon untuk hari ini saja biarkan aku tidur bersama mu.bukankan kita suami istri? "
Nara membuka pintu dan namjoon meringis melihat wajah Nara yang pucat
"Baiklah"
Namjoon membawa nara ke ranjang dan namjoon juga membaringkan tubuhnya di samping nara.
Awalnya mereka saling memunggungi namun namjoon berbalik dan memeluk tubuh ramping nara
Nara yang kala itu belum tertidur hanya bisa pasrah.
Namjoon mengeratkan pelukan nya dan mereka sama sama tertidur.
Tbc....
KAMU SEDANG MEMBACA
I Hope a Beautifull Married
FanfictionMenikah tanpa adanya Cinta dan hanya bermodal perjodohan membuat kehidupan menjadi kacau namun ini bukanlah akhir dari cerita namun ini awal dari kehidupan