Home

4.8K 451 4
                                    

Seseorang kini tengah menikmati secangkir teh hangat dan angin yang menyentuh kulit tubuhnya membuat ia sedikit merasa nyaman.

Namjoon pergi ke bighit beberapa jam yang lalu. Menyisakan nara yang sedang memikirkan akan perubahan sikap namjoon

"Kenapa ia berubah?Kenapa ia melakukan ini? Kenapa ia mengetahui tentang pobia yang ia derita ? Pertanyan yang nara lontarkan membuat kepala nara sedikit sakit.

Ia bangkit dan menuju dapur hari sudah petang jadi ia harus menyiapkan makan malam.

Ia memutuskan untuk membuat bibimbap  .nara memakai celemek bermotif bunga.

"Dimana aku menyimpannya. " nara tengah mencari bumbu di dalam lemari es namun bumbu tersebut tidak ia temukan

Ia memilih untuk mencarinya di lemari dapur bagian atas.

"Aishhh... kenapa tinggi sekali" pekiknya sambil mencoba menggapai bumbu.

Nara menarik salah satu kursi di meja makan lalu ia naik ke atasnya.ia  berhasil meraih bumbu tersebut.

"Apa yang kau lakukan?"

Nara menoleh ke arah sumber suara, "aku hanya mengambil ini"

Namjoon mendekati nara " kenapa harus naik kursi,nanti kau bisa jatuh. Sini biar kubantu turun"

Nara menggeleng " ahhh lemarinya terlalu tinggi,dan aku bisa turun sendiri"

Nara turun dan kembali menyimpan kursi setelah itu memfokuskan diri ke masakannya.

" masak apa?" Namjoon memeluk pinggang nara dan meletakan kepalanya di bahu nara

" hmm hanya masak bibimbap " ucap nara

Namjoon menggangguk dan kembali mengeratkan pelukannya. Sebenarnya nara sedikit kesulitan karna Namjoon yang memeluknya.

"Mau ku bantu?" Tawar namjoon

Nara menggangguk " hmmm,bisakah kau melepaskan pelukanmu,aku kesulitan bernafas" ucap nara

Namjoon tersenyum dan mencium pipi nara membuat nara menegang.
" baiklah, apa lagi?" Tanya namjoon dengan polosnya

Nara kembali ke alamnya ia menggeleng dan menyembunyikan semburat merah di pipinya

"Mandi,dan aku akan memanggilmu ketika makanan telah siap"

Namjoon menggeleng,"tapi aku ingin bersama mu" rengek nya

Nara menghiraukan rengekan namjoon namun Namjoon  kembali memeluk pinggangnya.

"Namjoon-ssi bisakah kau melepaskan pelukanmu?" Tanya nara hati hati.

Namun namjoom malah mengendus endus leher nara membuat nara merasa risih.

"Hentikan ku mohon " nara tak biasa di perlakukan seperti ini, terlebih perilaku namjoon yang secara tiba tiba berubah

" hmmmm" namjoon berdehem sambil mengecup pipi nara.

Nara melepas paksa tangan namjoon yang melingkar setelah itu ia menjauhkan diri dari namjoon

"Wae?," pertanyaan konyol yang namjoon ucapkan membuat nara menjauhkan tubuhnya.

"Berhenti... ku mohon" nara takut karna namjoon begitu agresif terhadapnya.

"Apa kau takut?" Namjoon sebenarnya ingin bermain main saja. Ia tak pernah merasa se senang ini ketika menjahili seseorang terlebih itu wanita.

Namjoon bergerak mendekati nara sedangkan nara semakin menjauh. Air mata semakin deras.ia takut kalau Namjoon melakukan sesuatu terhadapnya.

" henti....kan hiks... kumohon... jeball" nara berteriak sambil menangis.

I Hope a Beautifull MarriedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang