HR CHINGU💞
Mohon maaf jika ada typo.
••••
"Kemarin lo liat nggak, sih? Om Bastian ngerangkul Lisa."
"Ih iya! Najis banget gue liat. Gue pikir Lisa itu anaknya polos."
"Gue juga kira gitu. Tapi ternyata main-nya sama om-om."
"Geli gue! Pasti sering di tidurin sama Om Bas---" brakk!
Dua murid perempuan disana langsung terlonjak kaget saat melihat pintu toilet dibuka dengan cukup keras.
Perlahan namun pasti. Sosok Lisa masuk ke dalam toilet dengan wajah yang memerah.
Sungguh!
Ingin sekali Lisa menjambak rambut kedua gadis itu namun ia tak memiliki keberanian yang besar karena ia cukup mengenal kedua perempuan itu yang merupakan pentolan di sekolahnya.
"Eh! Yang di omongin datang." Sindir salah satu perempuan disana yang memiliki rambut pendek dengan wajah yang manis.
Lisa tersenyum miring dan melirik mereka sekilas lalu masuk ke salah satu bilik toilet disana.
Sebisa mungkin ia menahan tangisnya.
Jujur saja ia tak terima di gosipkan seperti itu. Mata Lisa cukup memanas saat ini.
Ia sampai lupa tujuan nya ke toilet saat ini. Bahkan ia masih mendengar mereka bercerita.
Namun kali ini membahas Sebastian.
"Sekarang gue susah godain Om Sebastian." Keluhnya yang bisa di dengar Lisa.
Lisa bisa menebak jika mereka juga sering merayu pria kaya dan sejenisnya.
Ia menarik napas dalam dan mendengar langkah kaki mereka menjauh disusul dengan suara pintu toilet yang tertutup.
Dengan ragu Lisa keluar dari bilik toilet dan menyalakan keran disana sembari membasuh wajahnya.
Sial.
Ia benar-benar pusing sekarang.
Padahal hatinya sudah cukup tenang setelah melakukan salat tadi.
Argh! Sial.
Lisa tak percaya akan menikah muda dan umur calon suaminya sendiri cukup terpaut jauh dengannya.
Ia kembali membasuh wajahnya agar kembali tenang.
Padahal semalam ia sudah cukup senang karena ia dan Sebastian berbeda keyakinan hingga bisa membuat ia menolak pernikahan itu.
Tetapi apa yang ia dapat--- Sebastian rela memeluk agamanya.
Ya, meski awalnya Sebastian adalah atheist.
Namun tetap terasa aneh bagi Lisa.
•••••
Suasana restoran cepat saji disana cukup ramai.
Kali ini Lisa sendiri tanpa Febi ataupun Jihan menemani.
Ia juga tadi langsung kabur saat melihat sosok Sebastian di depan sekolahnya yang ingin menjemputnya.
Lisa tak mau jika dirinya menjadi bahan gosipan murid di sekolahnya karena itu.
Sesekali Lisa melihat jam di ponselnya.
"Huft! Sudah mau maghrib." Lirihnya pelan.
"Daritadi saya cariin, ternyata disini." Ujar Sebastian yang tiba-tiba datang dan langsung duduk di depan Lisa.