Happy Reading!
•••••
Brak!
Pintu ruangan Rayhan langsung terbuka dengan sempurna sehingga memancing perhatian karyawan-karyawan yang bekerja untuknya.
Tak membutuhkan waktu yang lama sang pelaku yang baru saja membuka pintu ruangan Rayhan dengan keras berjalan mendekati Rayhan yang langsung bangkit dari kursinya karena ulahnya.
"Kaisar!" Serunya marah tak kalah dari air wajah Kaisar yang datang kesana dengan wajah merah padam.
Dengan sigap pria yang dipanggil dengan nama Kaisar itu langsung menarik kerah baju Rayhan dan langsung menyeret pria itu keluar dari ruangannya dan mendorongnya begitu saja keluar ruangan hingga terjatuh di lantai dengan disaksikan oleh karyawan yang bekerja di perusahaan milik Rayhan sendiri.
"Bangsat lo, ya! Seharusnya lo tau diri! Lo sudah ninggalin Vanessa! Ngapain lo datangin dia buat ambil anak yang sudah dilahirkannya!"
Rayhan mendecih pelan lalu bangkit dari posisinya dan memperbaiki kemeja nya sembari menatap Kaisar tak suka.
"Urusannya sama lo itu apa? Itu anak gue. Wajar gue ambil anak gue dari dia." Ucapnya santai membuat Kaisar langsung melayangkan tangannya untuk memukul wajahnya, namun, dengan cepat ia langsung menahannya.
"Brengsek, lo, Ray!"
Rayhan tertawa meremehkan lalu melepaskan tangan Kaisar dengan mendorong pria itu hingga tubuhnya sedikit melambung kebelakang.
"Lo bilangin gue brengsek?" Tanyanya dengan nada menyindir, "bukannya lo? Gue tau kalau dari dulu lo sama dia itu main dibelakang gue, jadi lo harusnya sadar diri." Ucapnya sinis membuat wajah Kaisar semakin merah padam.
Sialan!
Rayhan mengumpat dalam hati. Bisa-bisanya ia dipermalukan di kantornya sendiri!
Dengan cepat ia kembali masuk kedalam ruangannya lalu menutup pintunya dengan cara membantingnya dengan keras.
Sungguh! Melihat wajah Kaisar tadi membuat hatinya kembali bergejolak mengingat betapa kecewanya dirinya pada Vanessa yang sudah mengkhianati kepercayaan nya dengan berselingkuh dengan sahabatnya sendiri dahulu.
Well, Rayhan juga sudah tahu jika mereka sudah sah menjadi suami istri selama beberapa bulan terakhir meski demikian mereka tak membuat pesta besar-besaran mengingat rumor yang beredar jika Vanessa malu karena orang-orang tahu jika dia bermain dibelakang Rayhan bersama sahabatnya Rayhan sendiri maka dari itu mereka memutuskan untuk tak membuat pesta besar-besaran.
Phewittt!
Ya Tuhan! Entahlah, sudah berapa kali Jihan mendengarkan siulan genit dari pria-pria yang ia lewati saat ia menuju kantin seorang diri.
Ini sudah pukul sore hari. Ia terpaksa memilih kuliah mengingat tak ingin menyusahkan Lisa dirumahnya karena sahabatnya itu sudah hamil besar.
"Sombong amat, sih, jadi cwe!"
"Katanya, sih, dia sudah nikah sama om-om."
"Tau, nggak, sih, habis lulus sekolah dia langsung nikah! Apa jangan jangan dia hamil diluar nikah?"
Sial!
Tiba-tiba saja telinga Jihan menjadi panas mendengar salah satu kumpulan tukang gosip yang sedang menceritakan hal yang berbanding jauh dari kenyataan tentang dirinya.
Dirinya yang baru saja memasuki kawasan kantin menjadi tak memiliki selera untuk memanjakan perutnya yang sudah berbunyi.
"Jangan didengarin, dek. Mereka memang gitu." Celetuk seorang pria yang membuat Jihan langsung menoleh ke arah kiri.