Happy Reading!
••••
"Jangan lupa oleh-olehnya!" Seru Lisa saat Jihan mulai berdiri hendak menyusul Rayhan yang sedang menyeret koper mereka.
Waktu sudah menunjukkan pukul 11 pagi, dan mereka saat ini sedang berada di bandara untuk menunggu waktu keberangkatan Rayhan dan Jihan yang menuju Los Angeles.
Rayhan yang mendengar ucapan Lisa langsung menoleh sambil tertawa kecil. Berbeda dengan Jihan yang terlihat seperti memikiran sesuatu.
Ya, sesuatu untuk melakukan hal yang sewajarnya dilakukan oleh suami-istri dengan Rayhan saat bulan madu nanti.
"Kenapa wajahmu memerah?" Tanya Rosita menggoda Jihan yang disambungi oleh seruan Lisa.
"Jangan terlalu berisik! Ini tempat umum!" Tegur Jihan sembari menutup pipinya dengan kedua tangannya membuat mereka tertawa. Sesekali ia melirik Rayhan yang semakin jauh membuat ia menghela nafas lega.
Ia tak mau ketahuan jika sedang memikirkan hal maka seperti itu.
"Pergi sana, ntar malah ketinggalan.." Suruh Rosita sembari menggerakan tangannya mengusir Juga agar segera menyusul Rayhan.
Jihan mengerucutkan bibirnya kemudian mengusap perut Rosita lalu berkata, "ibumu benar-benar jahat. Semoga kau mirip seperti Ayahmu." Ucapnya dengan tertawa pelan membuat Rosita langsung menepis tangannya membuat Lisa ikut tertawa.
"Buruan pergi sana," usir Rosita lagi membuat Juga menyengir lebar lalu mulai melangkahkan kakinya menjauhi mereka berdua.
Ya, hanya Lisa dan Rosita yang mengantar mereka karena suami mereka tengah sibuk bekerja. Tetapi meski begitu, Rayhan ataupun juga tak pernah mempermasalahkan itu semua.
"Ayo, pulang, Ta." Ajak Lisa sembari menggandeng tangan Rosita.
Rosita mengangguk lalu mulai mengikuti Lisa berjalan menjauh dari sana. Tak ada percakapan diantara mereka.
Lisa sebenarnya ingin bertanya mengapa ia tadi menjemput Rosita dirumah Ayahnya tidak di apartemen miliknya sendiri. Tetapi ia mengurungkan niatnya itu.
"Gue lagi bingung, Lis." Ungkap Rosita tiba-tiba membuat Lisa menyakitkan kedua alisnya. Mereka masih berjalan menuju keluar dari sana untuk segera memesan, taxi online.
"Bingung kenapa?"
"Sudah 2 hari ini gue tidur dirumah bokap gue."
"Kenapa? Lo ada masalah sama Theo?" Rosita mengangguk membuat ia menjadi kasihan pada sahabatnya itu.
Ia sedang mengandung tetapi malah bertengkar dengan suaminya.
"Bokap lo nggak tanyain kenapa lo tidur disana?"
"Tanyain, sih. Tapi gue bilang, Theo ada urusan diluar kota." Lisa mengangguk paham.
"Apapun masalah kalian, gue harap kalian cepat baikan." Ucap Lisa membuat Rosita kembali masalahnya dengan Theo.
Apakah ia terlalu egois hingga tak ingin mempercayai penjelasan suaminya sendiri?
"Suami lo lagi kerja?" Tanya Rosita membuat Lisa menoleh dengan menatap heran sahabatnya itu.
"Kenapa?"
"Gue pengen tanya sesuatu sama dia."
"Lisa!" Teriak Bastian entah untuk keberapa kalinya. Fisiknya yang sebenarnya drop sehingga tak memungkinkan dirinya untuk terus berteriak, tetapi ia paksakan karena telah pusing dengan kesalahan yang dilakukan oleh asisten barunya itu.