Happy Reading❤
•••••
"Mulai!" seru Bastian hendak memakan satu porsi Ayam Geprek yang ada di hadapan nya ini.
Pasalnya mereka berdua harus menghabiskan 3 porsi maka dari itu Bastian terlalu bersemangat dan ingin memulai duluan tetapi Lisa langsung menepis tangan nya membuat pria mendongak dan melotot pada istrinya itu.
"Apa lagi?!" kesal nya.
"Berdoa dulu," cibir Lisa membuat Bastian menyengir.
"Belum hafal doa makan," katanya membuat gadis itu mendengus.
"Berdoa dalam bahasa indonesia kan bisa."
Bastian mengangguk paham dan melihat Lisa yang tengah berdoa dalam diam. Sedangkan dia berdoa semoga menang nantinya.
Ya, ia tak mau makan ayam geprek level 10 sebanyak 3 porsi itu tak membuahkan hasil.
Lagi pula, kapan lagi ia bisa membuat Lisa menuruti semua keinginannya?
Bastian mengulas senyum saat Lisa mulai mendongakkan wajahnya.
"Mulai!" seru Lisa tak tahu malu. Bahkan suaranya lebih nyaring dari Bastian sebelumnya.
Tak ada waktu untuk berkomentar, Bastian memilih menghambiskan satu porsi yang ada di hadapannya itu. Ia bisa mendengar Lisa yang mendesah karena kepedesan.
"Jangan minum!" peringat Bastian lantaran melihat Lisa yang hendak meraih teh es yang ada disana.
Lisa mendengus dan mengerucutkan bibirnya lalu kembali melahap ayam geprek itu.
Sungguh!
Bisa Bastian pastikan jika setelah ini ia akan langsung masuk toilet.
Masa bodoh. Pikirnya.
Yang penting ia menang.
"Bashh--- pedassh, boleh minum yah?" tanya Lisa memohon dengan suara yang sudah tak normal.
Bibir gadis itu tampak memerah lebih dari warna aslinya.
Bastian menggeleng tanpa berniat menjawab pertanyaan gadis itu.
Lagi pula Lisa sendiri yang buat peraturan tak boleh minum. Pikirnya.
"Ih! Kok pedas sih!" gerutu Lisa sendiri namun tangan nya mulai meraih porsi yang satunya.
Ya, mereka hanya memakan ayamnya, tidak dengan nasi nya.
Sesekali Bastian melirik Lisa. Sebisa mungkin ia bersikap biasa saja meski sebenarnya ia ingin berteriak dan mengumpat.
Lidah dan bibirnya terasa panas dan berdenyut. Ingin sekali ia meminum teh es disana.
Bastian menggelengkan kepalanya saat otaknya memikirkan soal minuman.
Tidak!
Ia tidak boleh kalah.
••••••••