CHAP 48

3.2K 388 19
                                    

Long time no see.

Happy Reading!

•••

"Sumpah, ya. Gue nggak ngerti salah gue apa..." Lirih Rosita dengan suara sendu nya yang sedari tadi menahan tangisnya.

Ya, pagi-pagi buta sekali ia datang ke rumah Lisa dan Bastian untuk bercerita tentang perilaku Theo.

Well, Bastian yang tak sengaja mendengar cerita dari Rosita juga sedikit terkejut.

Diliriknya Lisa yang juga meliriknya dengan air wajah yang terlihat emosi namun juga bingung seakan-akan ia tak percaya dengan cerita Rosita barusan.

Ya, bagaimana lagi, pasalnya temannya itu bercerita tentang dirinya yang tak sengaja melihat suaminya masuk ke apartemen tetangganya saat ia ingin menyusul suaminya itu ke rumah sakit.

"Positif thinking aja, mungkin dia salah masuk." Sahut Bastian dengan suara lemahnya mengingat kesehatannya menurun.

Lisa mendecih pelan seraya menggelengkan kepalanya dengan tak percaya, "bukan waktunya bercanda, Bas." Sahutnya lalu ikut duduk disebelah Rosita lalu memeluk temannya itu.

Ia juga heran kenapa temannya itu malah lari ke rumahnya bukannya meminta penjelasan pada suaminya.

Bastian yang mendengar itu hanya bisa menghela nafas pelan, "memangnya tetanggamu itu perempuan, kok kamu bisa cemburu, begitu?" tanya Bastian lagi sembari mengingat cerita Theo yang mengatakan jika mantan kekasihnya sekarang menjadi tetangganya.

Diliriknya Rosita yang terlihat mengangguk pelan yang lagi-lagi membuat Bastian menghela nafas pelan.

Ia tak menyangka akan terjadi seperti ini. Ia pikir Theo bisa berfikir dengan dewasa dengan menghargai perasaan istrinya meski dirinya masih memiliki perasaan pada mantan kekasihnya.

KRING!

Lisa langsung melepaskan pelukannya saat merasakan sebuah getaran dan bunyi telepon dari tas yang dipakai oleh temanny itu.

Dilihatnya Rosita yang mulai mengangkat kepalanya dan kini beralih meraih ponsel yang ada didalam tas nya yang tengah berdering saat ini. Ia langsung menatap Lisa saat melihat nama sang penelfon dilayar ponselnya itu.

"Siapa?" Tanya Lisa.

"Theo." Balasnya dengan suara serak.

"Mendingan kamu angkat aja terus minta penjelasan dari dia. Kali aja cuman salah paham." Ucap Bastian mencoba memperbaiki suasana hati Rosita yang langsung disetujui oleh Lisa dengan anggukan.

"Tapi, jelas-jelas gue liat---"

"Jangan berfikiran negatif, coba aja bicarakan baik-baik." Potong Theo kembali membuat Rosita menghela nafas pasrah.

Ia langsung bangkit dari posisinya lalu menjauh dari mereka untuk mengangkat telefon dari suaminya itu.

"Dek..." Panggil Bastian membuat Lisa menoleh melirik suaminya yang sedari tadi berdiri bersandar pada tembok.

Diliriknya wajah suaminya yang tampak lesu dan tak bertenaga itu.

Ah, ia sampai lupa jika tadi ia ingin membuatkan bubur untuk suaminya itu karena lebih memilih mendengarkan cerita dari sahabatnya sendiri.

"Oh, iya!! Aku lupa buat---"

"Aku hari ini masuk kerja aja."

Lisa langsung menautkan kedua alisnya, "loh? Kan, kamu lagi sakit."

"Nggak papa, kamu temani Rosita aja dulu."

Lisa mengangguk pelan sembari menatap Bastian dengan cemas. Entahlah, ia merasa benar-benar beruntung memiliki Bastian yang selalu mengerti dirinya.










SUGAR DADDYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang