Happy Reading!
•••
"Gila sih! Cuman nemanin lo shopping doang, Om Ray sampai ngasih kita kartu kredit nya buat ikut shopping!" seru Lisa riang lalu menyeruput es kopi yang sudah ia pesan tadi.
Rosita dan Jihan ikut terkekeh mendengar itu. Mereka sudah cukup lelah karena sudah mondar-mandir untuk membeli baju dan juga barang yang lainnya.
Dan seperti sekarang mereka lagi di Starbucks sedang bersantai dengan banyaknya barang-barang yang memenuhi sekeliling mereka.
"Untung aja Theo bolehin gue ikut," sahut Rosita seraya mengusap perutnya.
Pasalnya, tadi ia harus membujuk Theo berkali-kali agar membolehkannya ikut bersama temannya itu karena Theo tak ingin gadis itu kesana-kemari lantaran sedang mengandung.
"Kenapa nggak manggil Om Theo aja kesini ikut ngumpul," Jihan memberi saran lantaran Theo yang menjadi supir mereka dan menunggu di parkiran.
"Sudah gue chat tadi. Tapi katanya mau tidur di mobil aja." Balas Rosita yang membuat mereka mengangguk.
"Oh iya, Febi kenapa nggak ikut?" Jihan bertanya.
"Febi lagi kencan sama cowok yang namanya Adit-adit itu sih katanya." Lisa menyahut.
"Adit? Yang mana?" tanya Rosita yang tak tahu menahu.
Jihan mengangkat kedua bahunya menandakan tak tahu juga.
"Adit anak kuliahan." Lisa berujar membuat mereka semua mengangguk.
Jihan juga sebenarnya tak tahu sosok Adit yang sebenarnya meski terkadang Febi sedang bercerita tentang pria itu.
"Lo sudah pernah liat yang namanya Adit itu nggak, Lis?" tanya Jihan kemudian yang dibalas gelengan oleh gadis itu.
"Nggak tau juga."
"Memangnya dia siapa?" kini Rosita bertanya.
"Teman dekat Febi. Di friendzone-in aja sih kayaknya, soalnya sudah lama dekatnya." Ucap Jihan menjelaskan yang dibalas anggukan setuju dengan Lisa.
"By the way, kalian nanti lanjut kuliah?" tanya Rosita mengganti topik pembicaraan.
"Gue nggak tau, sih. Tapi gue pengen kuliah," kata Lisa.
"Bang Rayhan nggak larang gue kuliah tapi dia saranin gue biar nggak kuliah." Balas Jihan membuat Rosita dan Lisa sedikit terkejut.
"Nggak kuliah?" tanya mereka berdua yang dibalas anggukan oleh Jihan.
"Katanya nggak perlu kuliah. Lagian dia sudah kerja, jadi mending di rumah aja belajar masak." Jelas Jihan panjang lebar membuat Lisa terkikik geli.
"Gue juga belum bisa masak njir. Tapi Babas suruh gue belajar dari Youtube gitu, sih." Sahut Lisa kemudian melirik Rosita. "Kalau lo gimana, Ta?"
Rosita tersenyum bangga, "bisa dong."
"Om Theo beruntung banget sumpah!" seru Jihan tanpa sadar dengan suara nyaring seperti lupa dimana ia berada saat ini.