Happy Reading!
Mungkin alurnya bakal sedikit cepet biar kalian kaga bosan menunggu😂😂
••••
"Anjir! Ngeselin bener itu om-om gojek! Masa gue dibawa muter-muter!" Keluh Febi yang baru saja datang dengan wajah kesalnya membuat teman-teman nya itu tertawa geli termasuk Jihan yang baru saja membawakan minuman.
Ya, setelah kepulangannya dari Los Angeles, ia berniat membuat acara kecil-kecilan dengan teman-teman sekolahnya dulu dan Rayhan juga tak keberatan akan hal itu.
"Sabar, buk! Tampol aja tuh gojek!" Sahut Lisa ikut memanasi membuat mereka kembali tertawa.
Febi mendengus sebal lalu mendaratkan bokongnya disebelah Rosita yang masih tertawa.
"Ketawa terus! Senang ya gue kena sial gini!" Decihnya pelan dengan raut wajah berpura-pura marah pada Rosita.
Segera Rosita memeluk wanita itu, "abisnya lucu." Gumamnya lalu mencubit pipi Febi membuat wanita itu mengerang pelan.
Ah, sungguh, melihat hal-hal seperti ini membuat Jihan ingin kembali bersekolah dan bercanda tawa dengan mereka.
"Ehem! Yang abis bulan madu!" Sindir Febi kemudian membuat pipi Jihan mendadak memerah.
Sial!
Ia menjadi ingat hal-hal yang terjadi saat disana. Hal-hal dimana dirinya mulai membuka diri untuk Rayhan.
"Ih! Apaansih! Lo tuh, nikah juga sana biar bisa bulan madu!" Cibir Jihan langsung membuat mereka kembali tertawa.
"Ngomong-ngomong mereka kemana, ya? Kok nggak balik-balik?" Ucap Lisa kemudian saat menyadari suami-suami mereka tak kunjung datang.
Ya, beberapa puluh menit yang lalu Rayhan pamit ingin membeli makanan. Berbeda dengan Bastian dan Theo, ia ditugaskan oleh mereka untuk menyewa PlayStation untuk dimainkan bersama.
"Paling nyangkut godain janda!" Sahut Febi dengan nada bercanda membuat Rosita berseru.
"Bentar lagi datang paling." Balas Jihan kemudian membuat Lisa mengangguk.
Mereka kembali bertukar cerita dan sesekali melemparkan guyonan. Namun berbeda dengan Jihan yang terlihat tampak diam.
Ah, tiba-tiba saja ia menjadi teringat sebuah pesan yang ada di ponselnya Rayhan.
Ya, kala itu ia tak sengaja membaca pesan itu saat meminjam ponsel pria itu karena ponselnya mati saat hendak pulang ke Indonesia. Jadi ia tak ada hiburan lain selain meminjam ponsel pria itu.
Tetapi yang ia dapat malah ia melihat sesuatu yang menggangu pikirannya sampai saat ini.
"Hoy Jihan! Kayanya suami lo sudah datang, tuh!" Teriak Febi membuyarkan lamunan wanita itu.
"Ah, mana?" Tanyanya bingung sembari mengedarkan pandangannya mencari sosok Rayhan yang malah membuat mereka tertawa.
"Mau aja, lo, dikerjain Febi! Lagi mikirin apaan, sih, lo?" Sahut Lisa yang menyadari sikap Jihan yang hanya diam sedaritadi.
Wanita itu menggeleng pelan membuat Lisa mengangguk paham tak ingin bertanya lebih lanjut.
"Ih! Kok kalah terus, sih! Curang, nih!" Seru Lisa saat melihat layar TV yang menandakan ia kalah lagi.
Saat ini ia tengah bermain PlayStation bersama Bastian. Dan yang lainnya juga memutuskan untuk bersantai di kolam renang membuat ruangan itu hanya penuh dengan suara Bastian dan Lisa yang saling melempar teriakan karena kesal.
"Ya, kamunya nggak bisa main!" Sahut Bastian meremehkan lalu mengusap puncak kepala Lisa membuat Lisa mendecih pelan.
"Ayo, main lagi!" Ajaknya yang dibalas anggukan oleh Bastian dengan mantap.
Berbeda dengan Theo dan Rosita, pasangan yang satu ini sedang bersantai dipinggir kolam yang sudah di alasi karpet tipis oleh Jihan dengan posisi ia membiarkan Rosita tidur di atas paha nya.
Entahlah, hari minggu kali ini benar-benar membuat rumah Rayhan terasa ramai.
Sedangkan Jihan dan Febi sedang bermain air disana sembari bertukar cerita mengingat-ingat bagaimana dulu mereka disekolah.
Berbeda lagi dengan Rayhan yang sedang mengotak-atik sebuah speaker yang baru saja ia beli.
Ya, bukannya membeli makanan, pria itu malah membeli barang itu untuk memutar lagu disana agar lebih ramai yang membuat alasan ia lama datang datang.
"Jangan terlalu nyaring, Ray. Ntar Ita bangun." Ucap Theo tiba-tiba membuat Rayhan menoleh. Diliriknya Rosita yang ternyata sudah terlelap di atas pangkuan pria itu.
"Yah! Padahal bagus kalau putar nyaring-nyaring." Cibirnya sembari mengecilkan volume speaker itu.
"Sudah selesai mainnya?" Tanya Rayhan saat melihat kedatangan Bastian dan Lisa disana.
"Sudah, om. Bastian curang mulu, jadi malas main!" Balas Lisa sembari melirik Bastian yang tertawa geli.
Segera pria itu memeluk Lisa membuat Lisa memberontak memukul-mukul tangannya membuat mereka menggeleng pelan melihat pasangan itu.
"Enak, ya, sudah nikah, mau lakuin apapun nggak perlu sembunyi-sembunyi," ujar Febi tiba-tiba membuat Jihan menoleh.
"Cowok lo mana? Kenapa nggak suruh nikahin lo." Balas Jihan dengan kekehan dengan maksud bercanda.
"Dia belum mau nikah muda. Lagian, gue sama dia baru pacaran." Balas Febi serius membuat Jihan berhenti tertawa. Ia pikir wanita itu sedang bercanda.
"Terus, lo nya gimana?"
"Gue, sih, terserah aja. Tapi orang-tua gue kaya pengen gue nikah muda gitu, sih."
Jihan mengangguk mendengar cerita Febi barusan.
"Gue dijodohin sama orang-tua gue. Tapi gue masih mikir apa lagi gue punya pacar."
"Dijodohin?"
Febi mengangguk. "Sama orang yang lebih tua dari gue gitu, sih, karena orang-tua gue pengennya gue dapat suami yang punya kerjaan bagus."
Jihan bergeming mendengar itu dan membiarkan Febi meneruskan ceritanya. "Lo sudah ketemu sama cowok itu?"
Febi menggeleng cepat. "Belum, sih, gue cuman tau namanya aja."
Jihan mengangguk paham mendengar itu.
"Hayo! Lagi cerita apaan!" Seru Lisa tiba-tiba membuat mereka terkejut.
"Ish! Hampir gue loncat ke dalam air!" Seru Febi membuat Lisa menyengir.
Lisa langsung duduk disebelah wanita itu. "Kalian ceritain apaan? Serius amat gue liat."
"Gue dijodohin."
"Serius lo?!"
Febi mengangguk.
"Ganteng, nggak?" Goda Lisa membuat Bastian yang sedaritadi memerhatikan dia langsung menyahut.
"Siapa yang ganteng?" Sahutnya lalu berjalan mendekati mereka membuat Lisa mendecih pelan.
Sedangkan Febi yang melihat itu tertawa.
Ah! Sungguh ia iri pada Lisa. Andai saja ia dulu jujur pada Bastian, apakah posisinya akan berada di posisi Lisa saat ini?
Sungguh, ia tak bisa menghilangkan rasa ketertarikan nya pada pria yang satu itu. Pada pria yang selalu memintanya mencarikan wanita yang ingin ditiduri hingga berakhir menikah dengan temannya sendiri.
Tbc