Terlihat 2 keluarga sedang duduk di sebuah lorong yang sangat di benci banyak orang. Di lihat dari wajah nya terlihat begitu panik dan khawatir. Di depan pintu terlihat papa MinSoo mondar mandir dengan wajah sembab nya.
"Ini semua gara gara Nara. Nara pembunuh.! Papi mami maaf in Nara. Ini salah Nara.!" ucap Nara menangis, ia terlihat begitu lemas dan mata nya terus mengeluarkan air mata nya.
"Sayang jangan ngomong kaya gitu, ini kecelakaan sayang." ucap Rachel, mami nya MinSoo menenangkan Nara.
"Udah Nara, jangan kaya gini. Kita berdoa aja semoga suami kamu baik baik saja." ucap mama Nara.
"Tapi kalo Nara gak dorong, MinSoo gak bakal kaya gini ma.! Seharus nya aku yang di dalam sana sekarang." Nara menangis di pelukan mami nya MinSoo.
"Apakah semua nya keluarga pasien?" tanya seorang pria berpakaian snelli khas dokter yang baru keluar dari dalam ruangan.
"Iya dokter, saya papi nya. Bagaimana keadaan anak saya?"
"Dok, suami saya baik baik saja kan? Dia selamat kan? Saya mau lihat suami saya dok.!" ucap Nara histeris hendak memasuki ruangan.
"Maaf, untuk sekarang pasien belum bisa di jenguk. Mungkin besok sudah di perbolehkan, pasien perlu istirahat. Keadaan nya sudah lebih baik, tadi terdapat pecahan kaca di kepala pasien, tapi kami sudah menangani nya. Kalau begitu saya permisi." ucap dokter tersebut.
"MinSooo.! Papa aku mau lihat suami ku pa.! Biarin Nara lihat.! Ini salah Nara.! Nara pembunuh.! Pah aku gak bisa di sini aja, aku harus masuk.! Aku mau minta maaf sama suami Nara pah.! Papi biarin Nara masuk.! Hiks... Hiks." teriak Nara histeris mencoba membuka pintu ruangan. Untunglah papa nya menahan dan memeluk Nara yang terlihat sangat rapuh.
"Sayang, jangan dulu ya.! MinSoo butuh istirahat, besok kita sama sama lihat keadaan nya. Kamu tenang ya sayang." ucap Papa nya menenangkan, ia sedih melihat Nara yang terpukul.
"Sekarang kita pulang ya sayang, besok kita kesini lagi. MinSoo butuh istirahat, begitu pun kamu juga harus istirahat. Kamu juga belum makan malam kan? Ayo pulang ya sayang." bujuk papi mertua nya.
"Nara gak mau pulang pi.! Nara di sini aja nungguin suami Nara.! Ini kesalahan Nara yang hampir membunuh suami Nara sendiri.! Nara..."
"Sayang dengerin papi.! Kalo kamu di sini aja, kamu bisa sakit. Kamu juga belum makan malam, butuh istirahat juga. Biar papi sama papa kamu yang nungguin MinSoo ya. Kamu pulang bareng mama sama Mami kamu. Nanti kalo MinSoo udah bangun, pasti papi kabari kok. Pulang ya sayang. Nanti kamu sakit, trus kalo kamu sakit nanti gak bisa rawat suami kamu. Kamu mau?"
Nara menggelengkan kepala nya, "Tapi nanti...."
"Gak ada tapi tapian.! Papa bilang pulang ya pulang.!" ucap papa nya tegas. Akhirnya Nara pulang bersama mama dan mami nya. Mereka menuntun Nara yang terlihat begitu lemas.
***
"Ayo masuk sayang, kamu mandi dulu setelah itu turun makan malam bareng ya." ucap mama nya menuntun Nara. Setiba nya di dalam rumah, mereka mendengar suara Nayeon berteriak.
"Kak Nara.!" teriak Nayeon dari atas tangga, ia cepat menuruni anak tangga dan langsung memeluk Nara.
"Kakak yang sabar. Bang MinSoo pasti baik baik aja, dia itu kuat. Dari kecil dia jarang sakit. Kakak juga harus kuat, semoga bang MinSoo cepat cepat sembuh dan pulang. Maaf kak, tadi Nayeon gak bisa ikut ke rumah sakit, nayeon harus persiapan untuk olimpiade Sains. Maaf kak.!" ucap Nayeon memeluk Nara, air mata nya terjatuh saat ia mengedipkan mata nya.
Nayeon sangat sedih saat tau abang ipar nya kecelakaan, dia tau kalau Nara penyebabnya. Tapi dia juga tau sebab mereka bertengkar setelah mama nya tadi menelfon, hanya kesalah fahaman yang berujung fatal.
KAMU SEDANG MEMBACA
High School Romance 7NY [[Completed]]
Romansa*Sedang Proses Revisi* "Diharapkan untuk Follow terlebih dahulu" 18++ (BOCAH MENYINGKIRLAH) Bukan hanya tentang "konten dewasa" nya, cerita ini juga mengandung unsur kekerasan fisik yang fatal bersifat PSYCHOPATH. Itu sebab nya saya sebaga...