Budayakan vote sebelum membaca dan coment di akhir part.
Hargai usaha author yang ngetik, please!
Karena vote dan coment itu gratis, dan kalian gak di pungut biaya apapun.
So, berbaik hati lah para siders.⛔W.A.R.N.I.N.G⛔
Mengandung unsur 18++, bijak lah dalam membaca buat kamu yang belum cukup umur.
❤happy reading❤
***
Pukul 15.00 Wib.
Tapi suami, sahabat, dan adik nya tak kunjung kembali, sebenarnya Nara sedikit aneh dengan prilaku mereka akhir² ini.
Sebab mereka suka mendiskusikan sesuatu di belakang Nara, dan ketika Nara datang maka mereka mengganti topik yang menurut Nara garing banget.
Saat ini, hanya Nara dan Dera yang ada di apartemen. Nara mulai sedikit bosan, bukan bosan dengan Dera. Tapi ia hanya tak terbiasa di tinggal lama² oleh suami nya.
"Mbak Nara pasti bosan kan?" tanya Dera tiba² yang membuat Nara sedikit terkejut tapi kemudian mengangguk lemah.
Dera meraih tangan kanan Nara dan menggenggamnya, membuat Nara terkejut. Tapi tak berlangsung lama.
Dera tersenyum hangat, "Dera tau mbak, mbak pasti butuh pak boss saat ini, dan sayang nya Dera gak tau kemana pergi nya pak boss. Pak boss emang sulit di tebak orang nya, mbak."
"Maksud kamu?" tanya Nara, karena menurut nya suami nya bukan tipe orang yang seperti itu.
"Ya gitu mbak, pak boss sulit di tebak. Bawaan nya kalo di kantor tuh dingiiiiin banget, saking dingin nya kalo di luar panas pun gak terasa panas karena sikap pak boss yang kaya gitu." Ucap Dera sedikit berlebihan.
"Tapi MinSoo bukan tipe kaya gitu setau ku," ucap Nara merasa bingung. Pasal nya MinSoo memang bukan orang yang suka bersikap dingin, justru kebalikan nya.
"Mbak mau tau kenapa penyebab nya?" tanya Dera dan Nara mengangguk antusias karena penasaran.
"Dulu pertama kali Dera kenal sama pak boss, dera tuh takuuut banget sama aura mencekam nya pak boss, tapi lama² gak terlalu. Dan ternyata Dera baru tau sikap pak boss yang kaya gitu baru² ini setelah dengar cerita nya dari salah satu karyawan kepercayaan pak boss di kepala bagian keuangan. Nama nya mas Dzaky."
"Trus?" tanya Nara tak sabaran, bahkan Dera sampai gemas sendiri melihat wajah Nara yang tak sabaran.
"Mas Dzaky bilang dulu awal nya pak boss gak kaya gitu, malah Ramaaaahh banget sama semua karyawan, tapi sejak kejadian sekertaris pak boss yang dulu nama nya Sheila, pak boss jadi berubah kaya sekarang kalo di kantor."
"Ada apa emang nya dengan Sheila?" tanya Nara mengerutkan kening nya, ia merasa langsung tak suka mendengar nama Sheila.
"Mbak Nara tau pelakor kan?" tanya Dera, dan Nara langsung melotot kaget dan mengangguk.
"Nah itu julukan yang pas buat Sheila, dia suka menyalah artikan sikap ramah pak boss. Mas dzaky juga bilang, dulu pas CEO nya masih di handle oleh orang kepercayaan Big Boss yang tak lain papa nya Mbak, Sheila pakaianya sangat formal dan sopan, tapi sejak pak boss yang handle, ia jadi suka pakai pakaian yang belum jadi. Ya mbak know lah pakaian seperti apa yang Dera maksud." Dera jeda sejenak dan meraih sirup dingin di atas meja pantry dan menyesap nya. Dera memperhatikan raut wajah Nara, ada sedikit kemarahan di sana.
"Bisa lanjut lagi mbak?" tanya Dera, dan Nara mengangguk meng-iya kan. Meskipun ia marah sama yang nama nya Sheila itu, tetep aja dia penasaran.
"Sheila jadi suka genit sama pak boss, mas Dzaky yang noteband nya orang kepercayaan pak boss otomatis suka bareng pak boss, karena di samping ia kepala bagian keuangan, ia ternyata sahabat pak boss saat SD dulu di indonesia. Jadi mas Dzaky juga sering lihat sikap Sheila yang tak senonoh sama pak boss. Pak boss kelihatan Risih dan selalu menghindar, tapi mau gimana lagi karena ia sekertaris nya."
KAMU SEDANG MEMBACA
High School Romance 7NY [[Completed]]
Romans*Sedang Proses Revisi* "Diharapkan untuk Follow terlebih dahulu" 18++ (BOCAH MENYINGKIRLAH) Bukan hanya tentang "konten dewasa" nya, cerita ini juga mengandung unsur kekerasan fisik yang fatal bersifat PSYCHOPATH. Itu sebab nya saya sebaga...