Budayakan vote sebelum membaca dan coment di akhir part.
Hargai usaha author yang ngetik, please!
Karena vote dan coment itu gratis, dan kalian gak di pungut biaya apapun.
So, berbaik hati lah para siders.❤happy reading❤
***
Di sebuah ruangan yang pengap, karena tak ada jendela bahkan minim cahaya, sosok pria tergeletak tak sadarkan diri sejak 2 jam yang lalu, terlalu berat siksaan yang ia terima sejak 1 bulan ini.
Orang tua nya sudah mengerahkan seluruh orang kepercayaan namun sampai detik ini, mereka tak menemukan titik terang keberadaan putra tunggal mereka.
"Hei! Bangun lah," sosok bertopeng itu kini tengah membangunkan pria yang sedari tadi tak sadarkan diri, ia membangunkan dengan cara yang sangat keterlaluan, yakni menggunakan pisau yang di sayatkan di telapak kaki.
Darah mengalir meski tak deras, namun sanggup membangunkan pria itu, "Aku mohon! Berhenti menyakiti ku! Apa kesalahan ku sebenarnya?" pria itu yang tak lain ialah Ken, ia sungguh tak sanggup menjalani siksaan seperti ini. Lantai tempat ia di ikat, banyak bercak darah yang sudah mengering.
Pria itu mendekat, membawa kotak P3K dan mulai mengobati luka sayatan yang barusan ia ciptakan, selalu begitu setiap habis melukai maka akan ia obati segera. "Oh tidak semudah itu, ken. Kau akan ku siksa sampai mainan yang ku inginkan bersama ku, ya kurang lebih saat ini kau hanya menemani ku, ya hitung² agar tangan ku ada kerjaan." ucap pria bertopeng itu sambil membersihkan luka di kaki Ken menggunakan alkohol.
Ken meringis saat alkohol mengenai luka di telapak kaki nya, "Si-siapa kau sebenarnya? Aku seperti pernah mendengar suara mu," ucap ken, ia tak yakin akan mendapat jawaban nya, sebab sudah berpuluh² kali ia bertanya hal ini namun tak ada jawaban dari pria itu.
"Serius ingin tau siapa aku?" di balik topeng itu, roy menyeringai.
Ken terlihat mengangguk, "i-iya."
"Kau akan tau saat mainan ku datang," ucap roy kembali menyeringai.
***
"Sayang, kok kamu ngomong gitu sih?" ucap Nami cemberut, tangan nya ia lipat di bawah dada.
Saat ini Nami dan Nayeon tengah duduk di sofa apartemen MinSoo.
Sedangkan Jaemi, yerin, dan Nara tengah memasak untuk mereka makan malam. Lalu MinSoo? Ia ada di kamar menyelesaikan pekerjaan yang sedikit ia tinggalkan, meskipun ia memiliki sekertaris tapi ia tak ingin melepas tanggung jawab sebagai CEO, dan untuk makan malam ia akan makan bersama clien untuk membahas masalah pekerjaan seperti yang sudah di katakan Dera tadi pagi.
"Ya trus aku mesti ngomong gimana? Aku ngomong gini karena sayang sama kamu, kalo gak sayang gak akan aku ajak kamu ke sini," ucap Nayeon lembut.
"Ya tapi gak gitu juga kali, masa aku gak boleh tidur sama kamu? Asal tangan sama otak kamu gak nakal, aku gak bakal kenapa² kan? Kamu fikir aku tega biarin kamu tidur di luar sementara aku enak² an tidur di kamar? Pokok nya aku mau tidur di sini sama kamu," ucap Nami keukeuh.
Nayeon menghela nafas gusar, biar bagaimana pun ia masih normal. Tidur berdua sama pacar? Astaga, yang ada ntar Nami bisa mlendung. "Nggak. Nggak. Aku gak mau, kamu tidur sama Yerin di kamar tamu, biar aku tidur di sini."
Nami makin cemberut, tampak nara yang datang dari arah dapur, "Sebenernya kalian ngeributin apa sih?" tanya Nara.
"Ini nih si Nayeon, masa aku gak boleh tidur di sini berdua sama dia, kan aku kasihan."
Nara, Jaemi dan Yerin menepok jidat nya, "Kamu goblok atau geblek sih? Ya jelas lah adik ku gak mau. Itu tanda nya dia sayang sama kamu, dia itu laki² normal loh yang bisa saja khilaf. Itu berarti dia gak mau kamu rusak gara² dia, ya kalo dia jodoh mu, kalau nggak gimana? Belum tentu calon suami mu nanti rela punya istri yang udah gak ting-ting," ucapan Nara membuat Nayeon melotot.
KAMU SEDANG MEMBACA
High School Romance 7NY [[Completed]]
Romantik*Sedang Proses Revisi* "Diharapkan untuk Follow terlebih dahulu" 18++ (BOCAH MENYINGKIRLAH) Bukan hanya tentang "konten dewasa" nya, cerita ini juga mengandung unsur kekerasan fisik yang fatal bersifat PSYCHOPATH. Itu sebab nya saya sebaga...