[3]

4.9K 210 29
                                    

Andin, ia adalah gadis yang sangat cantik dalam kelas kami, ia sangat dekat dengan Arkan, semuanya selalu menjodoh-jodohkan mereka.

"Arkan!" panggil Andien sambil melambaikan tangannya menyuruh Arkan untuk duduk disebelahnya.

Arkan menghampiri Andin dan duduk disebelahnya, Arkan selalu melihat Andin dengan tatapan kagum, karena Andin adalah gadis yang pintar dan dia juga asik.

Mereka bersahabat, mungkin sekarang ini mereka cuma sekedar sahabat tapi bukan tidak mungkin mereka akan pacaran, lagipula mereka kelihatan serasi

Kelas sedang jamkos semua murid sibuk dengan hal yang mereka lakukan, ada yang menonton film di laptop, ada yang bergosip, ada yang berimajinasi menciptakan sebuah alat-alat yang dipakai perang. Hmm benar-benar sangat ramai.

Aku, dan kedua sahabatku juga bergosip di bangku kami, tapi kami hanya bergosip tentang para pria-pria tampan disekolah adek kelas ataupun kakak kelas.
Hehehe.. Cuma bahasan itulah yang membuat kami bersemangat.

Dia, Arkan melihat, tak sengaja matanya bertemu dengan mataku, ohh shit aku juga melihat dia, dan kami saling melihat antara satu sama lain.

Kenapa pada saat aku melihatnya, dia malah melihatku juga! Tengsin dah! Tapi ia sudah kembali menatap Andin.

Andin menyukai lagu-lagu barat, ia update dan Arkan juga, kesukaan mereka sama pantas saja mereka begitu nyambung dan nyaman saat berdua.

Oh aku tidak peduli!

Aku lupa bahwa aku harus mengumpulkan tugas Matematika ke Andin, aku berjalan kearahnya dan mengumpulkan tugasku bersama dengan tugas teman-temanku yang dititipkan ke aku. Mungkin mereka malas untuk beranjak dari tempat yang menurutnya nyaman.

"Ndin, ini tugas gue sama anak anak." Aku menaruh tugas kami di meja Andin. Arkan, ia melihatnya dengan tatapan muak dan aku dengar ia bergumam "ck ganggu aja!" Arrgghh dia benar benar sangat sombong.

Lagi pula siapa yang berniat menganggu mereka! Aku hanyalah memberikan tugas saja!

Aku kembali duduk dibangku ku dan Febri ia melihat wajahku yang kesal karena Arkan.
"Napa lu, kok tiba tiba muka kusut banget?" tanyanya sambil tersenyum meremehkanku, Febri benar benar sangat jahil, ia selalu saja menjahiliku.

Febri selalu mengamati Arkan, ia juga kadang bilang kepadaku bahwa ia memergoki Arkan menatapku beberapa kali, aku pura-pura menyangkalnya dengan mengatakan aku gak peduli. Tapi di dalam hatiku yang paling dalam aku sangat senang. Sungguh munafik ya aku ini!

***

FALL FOR YOU [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang