[44]

1.3K 56 2
                                    

"Arkan! Sekarang giliran kamu!" Pak Ahmad menyuruh Arkan untuk melempar lembing. Sekarang ia sudah berada di posisinya, terlihat sangat keren apalagi tubuhnya yang jangkung itu menambah kesan coolnya.

Ia mulai bersiap dan sekarang ia sudah memegang lembing tersebut, sebelumya ia sempat melirikku sekilas, apa itu maksudnya? Apa dia berniat untuk meminta doa agar lembingnya jatuh dengan sempurna? Ambigu.

"Diss!!" kata Pak Ahmad. Ternyata lembingnya tidak jatuh sempurna dan Arkan, ia di-diskualifikasi.

Tadinya wajahnya menujukkan raut yang sangat gembira, sekarang? Ia terlihat agak sedikit murung sambil berjalan minggir.

Kalau melihatnya sedih seperti itu aku jadi tidak enak.

"Ehh tukang ojek, tolong anterin saya...." Tiba-tiba Pak Ahmad mengagetkanku dengan suara merdunya yang membuat burung-burung di lapangan jadi pada minggat.

Aku hanya melongo saja melihat Pak Ahmad.

"Yang biasa naik gojek maju!" sentaknya. Apa siapa? Apakah itu aku? Aku tetap saja diam dan menoleh kanan kiri memastikan siapa yang harus maju saat ini. Aku benar-benar terlihat seperti orang bodoh.

Semua mata anak-anak tertuju padaku. "Woyy yang biasa naik gojek siapa?!" suara Pak Ahmad jadi meninggi.

"Jihan!!" seru anak-anak. "Woy Han maju, lu itu yang di panggil!" kata Asla padaku.

"Ohh jadi saya yang dipanggil daritadi pak?" tanyaku dengan tampang yang tidak ada rasa bersalah sama sekali. Tapi aku rasa aku juga tidak salah karena itu semua adalah salah Pak Ahmad yang memanggilku dengan sebutan tukang ojek apalah itu bukan namaku.

Pasal pertama guru itu maha benar dan selalu benar tidak ada salah dalam pasal guru. Kalau guru salah, pasal kedua kembali ke pasal pertama. Singkat padat dan jelas.

"Iyalahh!! Terus siapa kalo bukan kamu! Yaudah sana ambil lembingnya!" sentaknya sambil melotot yang membuat bola matanya seakan-akan ingin jatuh. Menyeramkan! Apalagi di tambah dengan kulitnya yang hitam, bayangkan saja wahai para readers.

"Ok siap pak!" kataku. Waktu itu Arkan, ia tertawa melihat tingkah absurd-ku, wah ternyata aku berhasil membuatnya kembali tersenyum.

"Yasssss strike!!" aku berhasil melemparkan lembing dengan sempurna, dan Arkan, ia bertepuk tangan karena aku berhasil. Wahh senangnya. Aku rasa kata cie akan segera mampir dalam ceritaku ini.

Dear Arkan.
Pelan-pelan tapi pasti aku akan mendapatkan hatinya dengan sedikit bumbu-bumbu yang aku tabur di dalam hatinya :)

***

FALL FOR YOU [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang