Chapter 4

1.1K 57 5
                                    

Lisa VOP

"Kalian kenapa? Kenal sama Gigi?. Kok kalian liatin dia kaya kaget gitu, Gigi juga kaya gimana gitu." ucap Nadia.

Pasalnya saat, aku dan Mila sedang kaget karena kehadiranya. Tanpa di sadari dia tengah menatap kira dengan ekspresi tak kalah kaget. Tapi setelah itu dia tersenyum, dengan senyum yang sulit di artikan.

"Mil! Sa!" tegur Jaemin.

"Hah apa?" tanyaku.

Nampak Agust merotasikan bola matanya malas. "Kalian kenal dia?" tanyanya dengan dagu yang menunjuk ke arah Gigi.

Aku gelagapan. Bagai mana ini, jika aku mengatakan kalo mereka kaka tiriku, pasti mereka akan banyak bertanya. Tapi jika tidak, mereka teman baruku, aku tidaj mungkin-kan harus membohongi mereka?.

Aku menghela napas pasrah. "Kakak tiri gue" jawabku.

Nampak mereka terlihat kaget atas jawaban-ku. Sampai-sampai Jaemin menggebrak meja kantin yanh di atasnya sudah berisi makanan-makanan yang kita pesan.

"Lo serius?" tanya Jaemin, tidak percaya. Aku hanya mengangguk sambil sesekali menyeruput jus alpukan yang aku pesan.

"Gak boong-kan Sa?" tanya Nadia, ck apa mereka pikir aku sedang berbohong.

"Serius Nad" bukan aku yang menjawab, melainkan Mila.

"Bitch itu?" tanya Agust sadis. Aku mengguk. Lagi.

"Dia Kakak kelas kita-kan?" tanyaku memastikan. Jujur aku tidak tahu kelas berapa dan sekolah dimananya dia, yah sebelum kejadian barusan tepatnya. Yang aku tahu saat Papa membawa dia dan Nenek sihir itu, papa hanya menyuruhku memanggil-nya Kakak. Dengan senang hati aku berkata Ogah.

Aku menatap dia yang tengah duduk di meja tengah, bersama teman-temannya.

Tiba-tiba ponsel-ku bergetar. Menandakan ada pesan masuk. Dengan cekatan aku membuka HP-ku, sedikit kaget saat melihat siapa si pengirim pesan.

Lampir
Kenapa liatin?
Kaget?

Sudah dapat kalian pastikan siapa pengirim pesan ini.

Aku tidak membalas pesanya, aku menatapnya langsung. Dia membalas tatapan-ku. Dengan cekatan aku mengacungkan jari tengahu-ku, dia nampak kaget dengan apa yang aku lakukan. Aku tertawa puas. Aku tidak akan diam terus mulai sekarang.

"Kenapa lo waras? Ketawa sendiri?" tanya Nadia, aku melirik Nadia sekilas. Bukannya menjawab, aku malah kembali tertawa. Ku dengar ke-empat teman-ku berkata "Gak waras", tapi aku malah kembali terwata.

Saat sedang asik tertawa tiba-tiba mereka beranjak meninggalkan-ku.

"He? Mau kemana?" tanyaku.

"Serem ada yang gak waras" jawab Mila. Dan lagi aku malah tertawa.

💜💜💜

"Assalamualaikum" ucap-ku saat membuka pintu rumah.

Sepi.

Saat aku memasukinya, mungkin Papa masih kerja. Pikir-ku tapi bibi kemana yah, tidak biasanya dia tidak menyambut-ku.

Dulu saat mendiang Mama masih ada, beliaulah yang setia menyambu-ku dan Abang-ku, sekarang? Hanya kesepian yang menyambutku.

Aku mulai melangkah menuju lantai dua, tempat diamana kamar-ku berada. Setelah sampai aku melempar asal tas, sepatu yang aku kenakan. Terlalu malas untuk membereskanya.

Aku menjatuhkan tubuhku, di kasur empuk. Menatap langit kamar yang bercat putih.

"Kira kira mereka lagi apa yah" Gumam-ku.

Tak terasa, lama melamun akupun mulai terpejam dan masuk ke dalam dunia mimpiku.

Aku terbangun, karena mimpi buruk. Melirik arloji yang tengah kupakai sekilas, ternyata aku hanya tertidur satu jam. Aku memutuskan untuk memanjakan diri dengan berendam. Setelah dirasa cukup aku mulai membersihkan diri dari sisa-sisa busa yang menempel.

Sangat membosankan dengan keadaan rumah yang sepi, aku memutuskan untuk pergi ketaman yang berada tidak jauh dari kediaman-ku. Dengan menggunakan celana jeans panjang, dan kaus putih sebahu, aku mulai melangkahkan kaki-ku, menuju tempat yang di tuju.

Perlu menghabiskan lima menit untuk sampai di taman komplek. Dan sekarang akhirnya sampai.
Aku memutuskan untuk duduk di salah satu kursi panjang yang berada di taman tersebut.

Duduk sambil melihat anak-anak yang sedang bermain bersama keluarganya, adalah menjadi kebiasaan-ku akhir-akhir ini.

Saat sedang asik, melihat mereka. Tiba-tiba aku merasakan ada yang menyentuh pundaku. Aku membalikan badan untuk melihay siapa orang tersebut. Alangkah kaget-nya saat mengetahui siapa dia.

"Lo! Ngapain lo?" tanya-ku dengan nada tak suka.

Dia duduk di sebelah-ku tanpa ku suruh, dasar.

"Kenapa? Masalah?" tanyanya.

"Ngikutin gue ya?" tuduh-ku, kulihay di tersenyum tapi tipis, sangat tipis.

"Ngikutin lo? Kurang kerjaan banget gue" elak-nya.

"Yah terus kalo bukan ngikutin apa coba? Huh, dasar onta arab"

Tiba-tiba dia menjitak jidatku cukup keras, membuat-ku merasakan sedikit nyeri. "Gue gak ngintilin lo yah, gue disini yah karena gue mau. Ini taman umum, lagian rumah gue tepat berada di depan taman ini, jadi yah bebas dong." jelasnya.

Aku sedikit kaget mendengar penjelasan dia. Benarkah dia tinggal di komplek ini, jika benar berarti dari dulu dia adalah tetangga-ku.

"Biasa aja kali, gue tau kok lo seneng kan" ucap-nya percaya diri.

"Idih najong abis, jauh jauh sana hushh" usirku, dengam tangan-ku yang mrngisyaratkan agar dia pergi. Bukannya pergi dia malah tertawa.

"Halah jangan boong lu, suka kan lu keliatan dari muka lo tuh kaya ck hmm naksir gue gitu." YaAllah tolong musnahkan manusia ini dengan segala rasa kepercayaan dirinya YaAllah.

"NAJIS!" ucap-ku sambil berlalu pergi.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Jeng jeng ahirnya selesai juga Chapt4nya hufftt lelah Dd😂Btw sorry for typo and jangan lupa vomment yah😘salam manis istrinya zayn malik💜

LALISA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang