Chapter 33

349 15 0
                                    

"Cepetan dong Jae jalanin mobilnya. Gak sabar ni!" seru Nadia atusias.

"Sabar kali mba, ini gue bawa banyak nyawa" protes Jaemin.

Sekarang mereka sedang berada di sebuah mobil hitam pekat milik Jaemin, ralat orang tua Jaemin tepatnya. Hari ini mereka memutuskan untuk bermain atau sekedar berkunjung ke rumah Na Jaemin. Saat Jaemin menyerukan kalo hari ini lebih baik main di rumahnya, Nadia langsung berteriak histeris. Karena menurutnya ini kesempatan dia untuk bertemu saudara Jaemin. Jeno.

"Happy banget lo kayanya" ucap Lisa, yang duduk di jok penumpang belakang bersama Mila dan Nadia, sementara Jaemin menyetir dan Agust berada di sampingnya.

"Yaiyalah, secara gue bakal ketemu selebgram cakep. Gila gak tuh"

"Halah, norak lu. Kaya gak pernah liat orang cakep aja." ujar Mila.

"Baner tuh!" seru Jaemin membenarkan. "Padahal hampir setiap hari lo ketemu cogan Nad, ck" lanjutnya.

"Siapa?" tanya Agust datar.

"Gue hehehe" jawab Jaemin dengan sangat percaya diri.

"Yeuh, kutang anoa."

"Tapi emang Jeno-nya ada dirumah?" tanya Mila.

Nadia menggelengkan kepalanya. "Gak tahu, ada gak Jae?" tanyanya kepada Jaemin.

Na Jaemin mengangkat bahunya acuh. "Mana gue tau" ujarnya. Nadia hanya mengerucutkan bibirnya.

Tak berapa lama akhirnya mereka sampai di kediaman Na Jaemin. Rumahnya cukup besar dengan deretan mobil mewah yang terparkir di garasi rumah tersebut.

"Gila!" pekik Mila.

"Kenapa?" tanya Lalisa.

"Orang kaya juga lu Jae" ucapnya.

Jaemin merotasikan bola matanya malas. "Baru tahu ya lu, ayodah masuk" ajaknya.

Mereka semua memasuki kediaman Jaemin tesebut, kesan pertama saat memasuki orang berdarah korea tersebut adalah. Klasik.

Mereka semua di persilahkan duduk di ruang tamu yang sangat luas, dengan beberapa sofa dan TV LED besar disana.

"Mau minum apa?" tanya Jaemin.

"Apa aja!" ucap mereka serempak.

"Comberan mau?" tanya Jaemin.

"Anda fikir" seru Lalisa.

"Tadi katanya terserah"

"Gue lempar sama pas bunga juga lho lama-lama" kesal Nadia, sambil mengambil Pas bunga dari kramik yang berada tepat didepanya.

"Iya-iya, jangan!, Bi minumnya jus jambu yah lima!" teriak Jaemin.

"Ada gak Jae?" tanya Nadia.

"Apaan?" tanya Jaemin bingung.

"Ih itu lho, Jeno" jawabnya.

Jaemin menganggukan kepalanya. "Gue liat si, mobilnya ada. Kayanya di kamar dia" jawabnya.

Nadia menganggukan kepalanya.

"Mulai aja!" seru Agust..

"Iyah!, ayo Sa!" seru Jaemin.

Lisa mngerutkan dahinya bingung, "hah? Gue? Apa?" tanyanya bingung.

"Gue mau denger cerita lo, kenapa?" tanyanya lagi.

Lalisa terdiam, saatnya kah? Baiklah mungkin ini saatnya dia mengutarakan bebannya.

"Gue butuh bantuan kalian" ucap Lisa.

LALISA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang