Hari senin adalah hari yang ingin di hapus oleh Lisa dalam kalendernya, karena hari itu mebuat Lisa harus berdiam selama kurang lebih satu jam dalam teriknya matahari.
"Hoaammm" Lisa terbangun dari tidurnya yang nyenyak, lalu ia berjalan menuju pintu berwarna Putih itu,di balik pintu itu ia melakukan aktifitasnya yaitu mandi.
"Biiii" Teriak Lisa ketika dia sudah rapih menggunakan seragam Putih Abunya, yang ia tutupi dengan Hoddie biru langit-nya karena cuaca yang dingin.
"Iyah neng ada apa teriak-teriak" Jawab si bibi dari arah dapur sambil membawa keranjang entah berisikan apa.
"Hehe bi Lisa mau berangkat naik Bis aja yah jadi bilangin sama mang ujang kalo aku udah berangkat duluan dan dia juga gak perlu jemput aku yah." Jelas Lisa panjang lebar yang di angguki oleh si bibi.
"Tapi neng kenapa gak sarapan dulu?" Tanya bibi karena meja makannya masih penuh dengan lauk pauk dan susu yang masih utuh.
"Males bi,aku berangkat dulu yah Samlekom." Jawab Lisa sambil berlari. Bibi hanya mengelengkan tingkah majikannya itu sambil tersenyum.
Sekarang Lisa sedang ,di jalan menuju halte Bus, yang tidak jauh dari rumahnya. Samar-samar Lisa Mendengar suara derungan motor.
Brum
"Eh astaga." Latah Lisa saat mendengar suara motor yang di gas di sebelah nya. Lisa melirik untuk melihat siapa orang dibalik Helm itu yang telah mengagetkannya.
"Lisaa mau bareng gak" Tanya pria itu sembari melepaskan Helm yang ia kenakan.
"Ternyata Lo!!zayn ngapain sih lo pagi-pagi bikin jantung anak orang mau copot." Teriak Lisa dan Zayn hanya menampilkan deretan giginya sambil menunjukan dua jarinya sebagai tanda damai.
"Baru maukan belom copot hehehe" Balas zayn dengan wajah tanpa dosa.
"Btw mau bareng gak?" Tambah zayn."Gak! makasih" Jawab Lisa ketus karena jujur ia masih kesal dengan Zayn.
"Yaelah Mba maaf soal yang tadi, sama yang kemarin. Gue ngulang lagi yah tawarannya Mau berangkat bareng gak?"
Tanya zayn sekali lagi untuk memastikan.Terlihat Lisa nampak berpikir untuk Menerima tawaran Zayn atau tidak. Jika Lisa menolak, kemungkinan besar ia akan sampai sepuluh menit sebelum bel, itu juga kalo bus tujuanya ada. Jika tidak?. Kalo dia ikut dengan Zayn, kemungkinan sampai 30 menit sebelum masuk sekolah. Belum lagi uangnya aman."Yaudah deh" Dan ahirnya Lisa memilih untuk berangkat bersama Zayn,itung-itung menghemat Uang jajan:)
"Nah gitu dong nih Pake" Zayn memberikan Helm kepada Lisa untuk ia gunakan,dan Lisa menggunakan.
Saat zayn Menyalakan mesinnya ia merasa ada yang Janggal, saat ia menengok ke belakang ternyata Lisa masih terdiam di tempat dan belum menaiki Motor sport Milik zayn."Kenala belom naik,jangan bilang lu gak bisa naik" Tanya zayn seakan bisa menebak apa yang ada di pikian Lisa. Lisa hanya Tersenyum Lebar mengiyakan tebakan zayn.
"Gimana ya, guekan pake rok dan lagian nih motor lo ketinggian" Protes Lisa.
"Ck" Zayn melepaskam jaket yang sedari tadi ia kenakan. "Nih pake, dan jangan banyak omong. Cepet!" ucap Zayn.
💜💜💜
"Zayn makasih yah" ucap Lisa sembari memberikan pelindung kepala yang sedari tadi ia kenakan kepada Zayn.
"Sans aja sama gue mah" Jawab Zayn. "Yaudah sono lu pergi ke kelas." lanjut Zayn kepada Lisa.
Lisa menganggukan kepalanya, sembari tersenyum. Senyum pertama yang ia berikan untuk Zayn, dan tentunta senyum petama yang Zayn dapat dari bibit Lisa, yang membuatnya kelimpungan. "Yaudah gue duluan yah"
Lisa POV
~KELAS~
"Assalamualaikum" salamku.
Aku memasuki kelas yang sudah aku tempati selama satu minggu ini. Ku lirik penjuru kelas, masih sepi. Padahal harusnya jam segini sudah mulai ramai. Tapi hanya ada beberapa orang saja, yah yang bisa di bilang orang itupun Nerd. Aku menatap beberapa teman kelas yang notabenya si tidak dekat denganku. Di kelas mereka selalu di hina cupu, dengan penampilan yang kampungan. Kaca mata persegi dengan bingkai emasnya, dan tatanan rambut, serta model baju mereka, sangat kampungan. Tapi dari raut wajah mereka, aku melihat mereka seperti bahagia, menampilkan diri mereka yang apa adanya. Tidak sepertiku yang yah kalian tau sendiri.
Lama melamun tiba-tiba ada yang menepuk pundaku.
"Bengong terus, lagi mikirin apa sih" Ternyata Agust, asli dia hari ini manis sekali. Dengan wajah dinginnya dan mata sipit yang ia bingkai dengan kaca mata kekinian, yang ia kenakan.
"Ck, bengong!" tegurnta, tuhkan sangking terpesonanya. Aku sampai lupa jika ada seseorang di depanku.
"Eh, dari tadi?" tantaku menglihkan topik.
Kulihat Agust merotasikan matanya. "Dari tadi, gak lihat? Belakang pintu." ucapnya.
Setelah otakku loading cukup lama. Akhirnya aku dapat mencerna ucapanya. Maksudnya dia dari tadi berada di belakang pintu. "Lo lagi apa disana? Kurang kerjaan banget?" tanyaku.
Agust melangkah untuk duduk di meja depanku, tempat ia duduk. "Beresin itu" tunjuknya pada deretan hiasan-hiasan dinding.
Aku menganggukan kepala mengerti.
"Kenapa bengong?" tanyanya lagi.
Aku menggelengkan kepala sambil tersenyum. "Gak ada kok" jawabku.
Agust menganggukan kepalanya, dan tiba-tiba dia berucap. "Kalo lo punya masalah, jangan sungkan buat cerita ke gue, ataupun Jaemin dan Nadia sekalipun. Kalo lo juga butuh bantuan lo bisa minta tolong kita. Insyaallah kalo kita bisa kita bantu. Kita sahabat lokan? Yah walaupun sahabat baru tapi lo jangan sungkan, gue ke wc dulu." ucapnya panjang lebar, dan berlalu pergi.
Aku terpaku di tempat. Benarkah dia Agust, yang biasa berbica irit tapi tiba-tiba berkata panjang lebar?. Dan jujur aku terharu dengan kata-katanya, benar mereka sudah ku anggap keluarga keduaku? Apakah aku harus mulai terbuka kepada mereka?
.
.
.
.
.
.
.
.
Alhamdulillah Chapter7 selesai guys😂
Jangan lupa luangkan waktu di sela-sela anda semua membaca cerita saya untuk vote and comment yah Cintah😂
KAMU SEDANG MEMBACA
LALISA (END)
Teen FictionKisah seorang gadis yang bertekad untuk membalaskan semua dendam yang terpendam pada dirinya. Dendam masa lalu yang terus menghantuinya tanpa henti.