"Neng, neng Lisa" ucap wanita paruh baya sembari menggoyangkan tubuh seorang gadis yang tengah terlelap di balik selimut, agar terbangun.
"Euhh" lenguh gadis tersebut.
"Neng hey bangun" ucap wanita itu lagi.
"Apa sih Bi?" tanya gadis itu dengan sedikit kesal, karena tidur nya terganggu.
"Itu di bawah den Agust udah nunggu!" ucap nya.
Mata Lisa melebar dengan sendirinya. "Serius?" tanyanya yang di jawab anggukan.
Tanpa pikir panjang Lisa langsung berlari ke lantai satu, dan yap perkataan art nya benar. Seorang pria dengan jaket bomber nya tengah duduk di sofa panjang.
"Agust kok lo kesini, kan gue bilang gak usah jemput gust."
Agust mendongak, menatap wajah seseorang yang tengah mengoceh.
"Lo minta kita ketemuan jam berapa?" tanya Agust dengan wajah datar nya.
"Satu siang"
"Dan sekarang?"
Lisa melirik jam dinding yang menempel di dinding ruang tamunya.
"Setengah dua? Aduhh hehe maaf gue ke tiduran" ucapnya dengan nada memelas.
Agust merotasikan bola matanya. "Iyah, cepet sana mandi"
"Siap kapten!" dengan penuh semangat Lisa berucap sembari menghormat kepada Agust.
Tanpa pikir panjang Lisa langsung melesat pergi, dan hanya menyisakan dua orang. Yakni Agust dan pembantu Lisa.
"Lisa emang gitu Bi?" tanya Agust tiba-tiba kepada Art rumah Lisa.
Si bibi mengkerutkan dahinya bingung. "Gitu gimana?" tanyanya.
"Yah gitu, teriak-teriak ceria gitudeh" jawab Agust.
"Oh, dulu sih iyah, sekarang udah jarang. Malahan yah bisa di itung pake jari" jelasnya.
Agust hanya menganggukan kepalanya, seperti anak anjing yang menurut pada majikannya.
"Kenapa?" tanya Agust penasaran.
"Urusan keluarga" jawab si bibi, lalu pergi ke arah dapur.
Agust menyenderkan pinggang nya ke belakang kursi.
Taklama Lisa datang dengan stelan celana pendek dan kaos putih yang terlihat kebesaran di badannya.
"AYO GUST!" ajak Lisa.
Agust mengangguk dan mengikuti langkah Lisa di belakang.
"Lho kok lo bawa mobil" ucap Lisa saat melihat Mobil Agust di depan rumah nya.
"Cuaca nya gak bisa di tebak, gue takut ke ujanan" jawab Agust.
Lisa mengerucutkan bibirnya.
"Yah padahal gue lagi pengen naik motor"
"Gue takut keujanan kalo naik motor, besok sekolah, dan lagi kalo lu mau naik motor masa pakaian lu kaya gini. Jadi udahlah kita cari aman aja."
Lisa hanya bersecak dan mengangguk pelan, lalu ia berjalan ke arah Mobil sport tersebut.
Mobil itu melaju dengan kecepatan sedang, membelah ramainya jalan. Hening, tidak ada yang memulai percakapan di dalam mobil tersebut. Sampai ahitnya Agust memulai terlebih dahulu.
"Mau ngomong apa Sa?" tanya Agust. Lisa melirik Agust sekilas lalu matanya kembali fokus menatap jalanan.
"Nanti ih!" geram Lisa. Agust mengangguk paham.
KAMU SEDANG MEMBACA
LALISA (END)
Ficção AdolescenteKisah seorang gadis yang bertekad untuk membalaskan semua dendam yang terpendam pada dirinya. Dendam masa lalu yang terus menghantuinya tanpa henti.