"Lisa nya ada" tanya seseorang di ambang pintu
——
"Sa" panggil seseorang kepada Lisa. Lisa langsung mendongakan kepalanya."Apa" tanyanya.
"Ini ada yang nyariin lo" lanjut pria itu. Tanpa banyak bicara Lisa langsung berdiri dan berjalan meuju pintu untuk menemui orang yang mencarinya.
Lisa memutar bola matanya malas, saat melihat siapa orang yang mencarinya.
"Apa?" tanya Lisa To the point.
"Gue numpang balik sama lo" ucap nya dengan nada berbisik. Lisa nampak bingung pasal nya Gigi tadi pagi membawa mobil nya sendiri.
"Ck, mobil gue mogok" lanjut nya. Seolah-olah dapat menebak apa yang ada dalam pikiran Lisa.Lisa nampak berpikir sebelum membuat keputusan itu. "Hmmm oke deh" ucap nya dengan sedikit decakan lidah.
"Oke" balas Gigi dan langsung pergi tanpa mengucapkan satu patah pun. Lisa hanya menggelengkan kepalanya dan menusap dada nya. Sabar gumam nya.
Kurang lebih 15 menit yang lalu bel pulang sekolah berbunyi dan sekarang Lisa sedang berada di dalam mobil nya bersama wanita yang tidak ia sukai. Lisa menatap Gigi dengan ujung matanya, dan nampak nya Gigi sedang melamunkan sesuatu.
"Gue mau ngomong" ucap Gigi dengan nada tinggi nya.
Lisa sedikit menoleh kepada Gigi. "Tinggal ngomong" jawab nya dan kembali fokus menyetir.
"Jauhin Zayn" tegas Gigi dengan menatap Lisa lekat-lekat. Lisa tertawa renyah dan memberikan Smirk kepada Gigi.
"Jadi lo nebeng gue dan pura-pura mobil lo mogok buat alasan biar gue bisa ngajak lo, cuman karena lo mau nanyain ini huh?" Lisa menggelengkan kepalanya karena merasa kasian kepada Gigi yang slalu mengemis cinta dari orang yang Lisa sayang.
"Kalo iyah kenapa? Masalah?" tanya Gigi. "Lo tuh cuman jadi pajangan doang tau di rumah kita!" ucap Gigi tegas, membuat Lisa mengerem Mobil nya dengan mendadak.
"Maksud lo apa?" Lisa benar-benar emosi di buat nya.
Gigi tertawa, dan membenarkan rambut nya. "Iyah lo tuh cuman pajangan, kalo gak ada bokap lo mungkin lo udah di buang, tapi gue masih baik sama lo dan bokap lo yah jadi kita gak ngusir lo atau bunuh lo kaya nyokap sama abang lo hahaha" ucap Gigi dengan senyum meremehkannya.
Amarah Lisa sudah memuncak. Ia meremas rok nya untuk melampiaskan ke kesalanya. "Mau lu apa sih? Kenapa lo selalu ganggu dan ambil ke bahagiaan gue" Lisa menjeda ucapanya. "Mulai dari lu ngambil nyawa nyokap sama abang gue dan yah lu ambil Harry dari gue. Dan sekarang mau lo apa!?" Lisa sudah benar-benar emosi, sekarang ia sudah menitihkan air matanya.
"Zayn, gue cuman mau dia, kalo lo gak mau kasih dia buat gue jangan harap hidup lo dan bokap lo selamat" ucapan terakhir Gigi itu seperti petir bagi Lisa. Setelah Gigi mengucap kan hal itu ia langsung keluar dari Mobil Lisa tanpa sepatah kata pun.
Lisa bingung ia bisa saja menolak perjodohan ini, namun ia harus mempunyai alasan yang masuk akal agar Papa nya percaya. Jika Lisa memberitahukan alasan yang sebenar nya, sudah pasti tidak akan ada yang mempercayainya. Dan dia bingung menjelaskan hal ini kepada Zayn, agar Zayn bisa menolak perjdohan ini, tapi Zayn tipikal orang yang tidak mudah percaya dengan bualan Lisa.
Lisa memejamkan matanya dan menyenderkan kepalanya ke kursi Mobil. Lisa merasa pusing dengan semua permasalahan yang ia hadapi. Ia sangat menyesal saat ia menytujui Papa nya untuk menikah dengan Sisil, yang tak lain adalah Sekertaris Papa nya dulu.
Apa gue harus cerita sama Zayn yah~Lisa
💜💜💜
Di lain tempat di sebuah ruangan yang ber cat monokrom seorang remaja sedang merenggangkan otot-otot nya. Lalu ia mengambil benda pipih yang bergetar di dalam saku celananya. Seketika senyum Zayn mengembang saat tahu siapa yang menelfonnya, Zayn langsung mengangkat panggila itu.
"Ciaaa nelfon" ucap Zayn dan terdengar suara decakan di sebrang sana.
"Gue mau ngomong" ucap perempuan itu.
"Tinggal ngomong" balas Zayn dengan senyuman yang tidak luntur di wajah nya.
"Bukan lewat telfon tapi kita ketemuan"
"Bilang aja mau ketemuan gitu, make sok soan pen ngobrol so serius gini"
Lisa memutarkan kedua bola matanya malas.
"Gue.Serius" ucap Lisa penuh penekana.
"Yaudah kapan?"
"Malam ini di kafe biasa" Ucap nya. "Dan gak usah jemput gue, gue bawa kedaraan sendiri" lanjut nya.
"Dih siapa juga yang mau jemput lho, ngarep di jemput gue yah hahaa"
Pip
Lisa mematikan sambungan telfon itu sepihak, jujur Lisa tidak tahu apa yang dia lakukan ini benar atau tidak. Tapi ini semua demi kebaikan Papa nya, dia tidak mau ada hal yang terjadi kepada Papa nya karena dia keluarga satu-satu nya yang Lisa punya.
Dan masalah Zayn, Lisa tidak tau Zayn akan setuju atau tidak melihat sifat Zayn yang seperti itu. Kalau boleh jujur Lisa memang menyimpan sedikit perasaan kepada Zayn, ingat hanya sedikit, tapi ia tidak bisa egois dalam situasi seperti ini.
Saat Lisa sedang memikirkan masalah yang datang bertubi-tubi kepadanya. Tiba-tiba hp Lisa berbunyi.
"Hallo" sapa seseorang di sebrang sana.
"Yah, ada apa Gust?" tanya Lisa.
"Nanti malem lu ada waktu gak"
"Sorry Gust nanti malem, gue ada acara"
"Sama siapa kalo boleh tau" Lisa mengerutkan dahinya. Mengapa Agust sekepo ini, pikirnya.
"Sama Zayn, sorry yah gue gak bisa lain kali aja" Jawab Lisa.
Sambungan telfon itu terputus, membuat Lisa bingung mengapa sifat Agust mendadak aneh?.
~~~~
Hai guys ketemu lagi nihh:) sorry yah word nya dikit, chapter selanjut nya mah tenang di tambahin.
Sorry for Typo and jangn lupa comment.
KAMU SEDANG MEMBACA
LALISA (END)
Teen FictionKisah seorang gadis yang bertekad untuk membalaskan semua dendam yang terpendam pada dirinya. Dendam masa lalu yang terus menghantuinya tanpa henti.