Chapter 41

279 16 0
                                    

Hari ini Ridwan merasa senang karena Lisa mau makan, Ridwan tersenyum sembari menatap seksama Lisa yang tengah di suapi ole Mila.

"Siapa Mil?" tanya Lisa tiba-tiba.

Mila mengerutkan dahinya tidak mengerti apa yang di maksud Lisa. Seolah mengerti diamnya Mila berti gadis itu tidak mengerti apa maksud ucapannya. "Yang mau donor" ujarnya dengan tatapan kosongnya.

Mila menoleh pada Jaemin yang tengah duduk bersama Ridwan. Mencoba meminta bantuan dengan tatapannya.

"Siapa Mil?" tanyanya lagi. Mila menghela napas, menatap kesal pada Jaemin yang malah sibuk dengn hp yang berada di tangannya.

"G–gue gak tau Sa" jawabnya.

"Bohong!" bantahnya, "apa susahnya si Mil tinggal ngomong siapa yang rela donorin matanya buat gue" protesnya.

"Emang kalau lo tau, lo mau apa Sa?" kali ini Jaemin angkat bicara.

Lisa terdiam, "gue cuman mau nyuruh dia buat mikir ulang atas keputusannya" jawabnya. Lisa memejamkan matanya sesaat.

"Lo pasti tau Jae siapa orangnya"

"Iyah, gue tau" jawabnya jujur.

"Siapa?" kali ini suara Lisa mulai bergetar, entah kenapa.

"Sori, gue gak bilang siapa. Intinya, sebelum lo oprasi dia akan kesini"

"SIAPA JAE!" bentak Lisa.

"Seseorang Sa, seseorang yang sayang dan peduli sama lo"

Lisa menghela napas, "tolong bilangin sama dia, gue harap dia gak menyesal, gue egois, yang udah gue miliki gak bakal gue kasih lagi" isakan Lisa lolos setelah mengatakan itu.

Jaemin tersenyum dia berjalan menghampiri Lisa, mengusap pundak gadis itu, "dia gak bakal menyesal Sa. Malah ini cara dia buat bahagia" ujarnya "gue permisi dulu, makan yang bener" lanjutnya.

Jaemin-pun melenggang pergi meninggalkan mereka dalam keheningan.

Merasa tak enak dengan kondisi ini, Ridwan berjalan dengan pelan karena kondisinya yang belum seratus persen pulih. "Nak, sekarang bukan waktunya kamu buat mikirin hal ini. Kamu harus banyak istirahat, sebentar lagi kamu akan bisa melihat kembali" Ridwan mencium kening Lisa.

Lisa menghela napas, mencoba untuk tidak memikirkan hal itu, seperti yang Ridwan bilang. Tapi tidak bisa, Lisa terus saja kepikiran, siapa orang yang sukarela mendonorkan matanya. Dan apa tadi kata Jaemin? Seseorang yang sayang dan peduli padanya? Siapa? Rasanya Lisa ingin menangis.

"Yasudah kamu istirah dulu ya?"

Lisa menurut, membaringkan tubuhnya kembali setelah meminum obat dan segelas air. Lisa berusaha melupakan hal itu dengan memejamkan matanya, siapa tau dengan tidur dia bisa sedikit melupakannya.

            💜💜💜

"Kenapa lo nyuruh gue kesini" seseorang denga menggunakan kaos hitam yang di padu dengan jeans abunya, bertanya tanpa minat.

Orang yang di tanya terdiam, berusaha mencari kata yang tepat untuk mengutarakannya.

"Waktu gue gak banyak, jadi cepet!" ujarnya lagi, dengan tak suka.

Orang yang berada di hadapannya menghela napas, "g–gue hamil" ujarnya.

Pria itu tertawa terbahak, menatap tajam pada seorang gadis di depannya "tipuan lo gak mempan!" ujarnya ketus.

"Gue serius Zayn" kekuh-nya.

Pria yang di panggil Zayn itu menatap tajam pada gadis di depannya.

LALISA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang