Setelah mengantarkan Lisa menuju rumah nya, Agust pun pergi untuk menemui Zayn. Sebenarnya ia bingung, harus nya ia merasa bahagia karena ini bisa menjadi kesempatan nya untuk mendekati Lisa. Tapi aneh nya ia malah membantu Lisa untuk menjelaskan nya kepada cowo yang jelas-jelas ia tidak suka.
Setelah sampai di sebuah rumah besar dengan tiga lantai yang menjulang tinggi, serta beberapa bagian yang di cat berwarna emas, menambah kesan mewah pada rumah tersebut.
Ia memasuka mobil tersebut kedalam garasi yang sangat luas. Ia turun dan langsung masuk kedalam rumah tersebut tanpa salam, karena ia yakin hanya ada Zayn dan beberapa asisten rumah tangga ibu nya yang ada di sini. Di lihat dari tidak adanya mobil dan hanya ada satu motor gede yang ia tahu itu milik Zayn.
Tok tok tok
Agust mengetuk pintu kamar Zayn terlebih dahulu sebelum masuk, karena ia tidak mau mencari masalah dalam keadaan seperti ini, jika ia menyelonong masuk ke dalam kamar teraebut. Pintu kamar tersebur terbuka, menampakan seorang cowo dengan hanya memakai bokser dan rambut yang acak-acakan.
Zayn menaikan satu alis nya saat ia membuka pintu kamarnya.
"Mau apa lo?" tanya nya dengan suara serak.
"Gue mau ngomong sama lo" jawab Agust, dingin.
Zayn menghembuskan napas nya. "Ngomong aja".
"Tapi gak disini, gue tunggu lo di atas" ucap Agust dan pergi ke lantai paling atas di rumah ini.
Zayn mengerutkan dahinya karena merasa bingung, lalu ia masuk ke kamar dan memakai Hoodie nya dan celana panjang, karena ia yakin di atas pasti sangat dingin jika ia hanya memakai bokser saja.
Setelah selesai memaki baju hangat nya, ia pun langsung pergi ke tempat yang di tuju. Setelah sampai terlihat Agust yang sedang duduk di bangku panjang sambil memainkan bunga milik ibu nya.
"Jangan di pegang nanti nyokap marah" ucap Zayn tiba-tiba. Agust pun membalikan tubuh nya, dan menaikan bahunya acuh. "Mau ngomong apasih lo!" lanjut Zayn sambil duduk di atas tembok pembatas.
Agust nampak menghela napas. "Lu harus denger penjelasan Lisa dulu" ucap nya.
Zayn menaikan satu alis nya, dan tiba-tiba ia tertawa. "Lu datang kesini cuman mau ngomong kaya gitu" ucap Zayn sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Zayn lu harus nya dengerin penjelasan Lisa dulu kenapa ia batalin ini, salah, maksud gue ia alihin perjodohan ini ke Gigi" Agust menjeda ucapanya untuk melihat ekspresi Zayn, tapi yang di lihat malah menunjukan ekspresi tak peduli. "Dia ngelakuin ini karena di ancam akan di bunuh, dan bukan cuman dia yang akan di bunuh, tapi bokap nya juga, sama mereka akan di bunuh sama Gigi sama nyokap nya, jika kemauan Gigi gak terpenuhi".
Agust melihat ekspresi kaget dari wajah Zayn, sebelum seringai muncul di wajah remaja itu. "Apa alasan Gigi amu bunuh mereka huh? Apa?, si Lisa nya aja yang bodoh dan emang gak mau di jodohin sama gue, apa susah nya sih dia ngomong 'Zayn gue mau batalin perjodohan ini ya' cuman gitu, ini mah make aca nge drama pula".
Agust merasa geram saat Zayn mengatai Lisa bodoh. Tapi ia berusaha untuk menahan emosinya.
"Tapi dia gak bohong" lanjut nya."Apa yang buat lo yakin kalo dia gak bohong? Lu punya bukti kalo Gigi pernah ngomong gitu"
"Tapi Gigi sama nyokap nya selalu nyiksa Lisa dan bebuat baik sama Lisa pas ada bokap Lisa, oke emang lu terlanjur kesel sama dia, tapi seenggak nya lu nyoba buat cari tahu kebenarannya kalo lo bener-bener sayang sama dia". Ucap Agust dengan napas yang memburu karena emosi.
"Ck, udahlah gue cape, lagian harus nya lo seneng gue sama dia ngejauh, bukannya lo suka sama dia kan?. Kenapa hal ini gak lo jadiin sebagai kesempatan buat ngejar dia"
Agust tersenyum kecut, saat mendengar perkataan Zayn. Ia menghebuskan napas nya, dan membenarkan posisi duduk nya yang mulai terasa tidak nyaman. "Gue emang suka sama dia, gue cinta sama dia, tapi cinta gak harus memliki bukan. Jadi buat apa gue dapetin hati nya dia kalo ujung-ujung nya di hati nya ada nama Lo. Cukup dengan melihat orang yang gue sayang bahagia, itu udah buat gue merasa bahagia juga, dan ke bahagiaanya dia kayanya ada di lo" jelas Agust panjang lebar membuat Zayn bungkam.
Zayn tak pernah mendengar Agust berbicara panjang lebar keadanya. Tapi ini Agust datang dengan menjelaskan cerita yang jelas-jelas malas untuk Zayn dengar. Zayn termenung untuk sesaat, memikirkan semua ucapan Agust yang terngiang-ngiang di pikirannya. Apakah benar Lisa menyukainya?. Memang perempuan itu telah berbicara langsung jika ia mulai memiliki rasa kepadanya. Tapi saat mendengar perkataan itu dari seseorang yang tidak dekat dengannya ia merasakan getaran di hatinya.
"Sekarang semua kepetusan ada di tangan lo, jadi kalo lu mau berjuang buat nyari tahu kebenaran di balik alasan Lisa, gue siap bantu. Tapi jika lu gak mau berjuang dan buka hati lu, gue juga siap bantu, bantu lu menjauh dari Lisa.
Setelah mengucapkan hal itu Agust pun pergi entah kemana. Meninggal kan Zayn yang masih termenung di tempat memikirkan ucapan Agust. Sebenar nya ia ingin mencari tahu kebenaran nya, tapi caranya bagai mana dia saja enggan untuk bertanya kepada Lisa. Bagaimana ia bisa mendapat info yang sebenarnya.
Setelah larut dalam pikirannya, senyum merekah tiba-tiba muncul di wajah Zayn.
"Gue tahu caranya:)" ucap nya.
"Cara apa" suara lembut yang berasal dari ambang pintu membuat Zayn membalikan tubuhnya.
"Eh mah sejak kapan disini" tanya Zayn kepada wanita dengan dress panjang yang melekat di tubuhnya.
"Barusan, emm Zayn tadi mama sama papa liat mobil keluar dari rumah ini, kira-kira itu mobil siapa kalo boleh tahu"
Zayn agak sedikit kaget, benarkah wanita yang di hadapanya tidak mengetahui mobil anak kandung nya sendiri, yang jelas-jelas wanita itu belikan saat Agust berulang tahun yang ke 17.
"Zayn" tegur wanita itu.
"Ah iyah, itu mobil nya Agust ma, masa mama lupa kan itu mama yang beliin" jawab Zayn.
Trisha agak sedikit kaget mendengar jawaban Zayn. Ia benar-benar lupa jika ia pernah membelikan mobik kepada Agust yang notabenya anak kandungnya sendiri. Ia tersenyum kikuk.
"Serius, duh mama bener-bener lupa, lagian tumben Agust main ke sini, ada apa dia, cari mama apa cari kamu?" tanyanya.
"Ia cari aku ma, ini urusan cowo jadi Zayn gak bisa jawab"
Zayn pun beranjak untuk pergi dari atap rumahnya. Tapi sebelum ia benar-benar pergi ia membalikan tubuh nya.
"Ma ada yang mau Zayn omongin".
~~~~~
Alhamdulillah Chapter 21 selesai juga, btw ini ngerjainnya kurang lebih satu setengah jam lhoo:). Semoga kalian suka dan sorry for typo.
Eitsss jangan lupa follow yaa
KAMU SEDANG MEMBACA
LALISA (END)
Novela JuvenilKisah seorang gadis yang bertekad untuk membalaskan semua dendam yang terpendam pada dirinya. Dendam masa lalu yang terus menghantuinya tanpa henti.