Chapter 24

497 28 0
                                    

Lisa dan Mila turun dari lantai dua. Saat sudah sampai di lantai satu, mereka melihat sosok-sosok yang mereka kenal tengah bermain ToD. Tapi sejak kapan mereka disini?

"Sejak kapan kalian udah disini" tanya Mila.

"Pas kalian masuk kamar" bukan Agust, Jaemin atau pun Nadia yang menjawab, tetapi Shawn.

"Gak nanya elo" sewot Mila. Shawn hanya memutar bola matanya.

Lisa dan Mila pun ikut duduk bersama mereka.

"Eh ayo lanjutin ini" ucap Nadia yang tengah memegang botol.

"Ayolah tapi pilihanya tuh Double Truth or Double Dare gimana?" usul Jaemin, semua nampak berpikir.

"Boleh!" jawab Shawn yang di angguki oleh semua.

Permainan pun dimulai, Shawn lah yang pertama kali berkesempatan untuk memutar botol tersebut, setelah di putar sesuai arah jarum jam, botol tersebut berhenti tepat di depan Nadia.

"Double truth or Double dare?!" tanya Shawn antusias.

Nadia nampak sedang berpikir terlebih dahulu, sebelum dia memutuskan pilihanya #lebayluthor
"Double truth aja" jawab Nadia tegas.

"Oke, dari gue yah. Apa alasan lu selalu ngejauh pas ada Niall" pertanyaan dari Mila membuat Nadia membulatkan matanya sempurna.

Nadia nampak berpikir untuk memberikan jawaban dari Mila. "Karena..."

"Karena apa goblok ihh" geram Lisa.

"Sabar dong, karena gue kesel, benci sama Niall" jawab nya.

"Apa alasannya" sekarang Shawn lah yang penasaran.

"Oke ini berarti Truth terakhir yah" ucap Nadia. "Alasannya karena Niall mantan gue" jelas nya, membuat semya yang ada di sana membulakan kedua matanya, kecuali Shawn yang sudah memasang muka Foker face nya.

"Seriusan?! Sejaka kapan jadianya, kok bisa dia mau sama daki miper kaya lo" histeris Jaemin.

"Cuman dua lho guys" ucap Nadia dengan menunjukan jari telunjuk dan tengah nya membentuk angka dua.

"Hadeuh oke deh, sekarang kita mulai lagi. Gue yang muter ya" ucap Mila.

Mila pun mulai memutar botol tesebut, dan botol tersebut berhenti tepat di depan kemaluan Agust, ehh

"Double truth or Double Dare?" tanya Lisa antusias.

Agust menghela napas nya sambil mengusap dahi nya. "Truth aja" jawab nya acuh.

"Cewe yang lu taksir?" tanya Lisa to the point.

"Gak ada" jawab nya.

Nadia menoyor kepala Agust karena geram dengan jawaban Agust yang terlalu singkat.

"Kambuh lagi anjir penyakit nya nih si Agust"

"Apa?" tanya Agust.

"Itu penyakit lo kalo udah ngomong singkat" tegas Mila.

"Gue cuman ngomong seadanya" jawab nya.

"Iyain lah, sekarang gue yang nanya" Jaemin nampak berpikir untuk memberikan pertanyaan kepada Agust. "Apa hubungan lo sama Zayn!"

Diam itulah yang Agust lakukan, sampai sebuah tangan yang mendarat di kepala membuat nya kaget. "Jawab goblok" ucap Shawn yang mulai geram.

"Gak ada apa-apa" lagi-lagi hanya jawaban seperti itu yang mereka dapatkan dari Agust.

Botol pun kembali berputar, dan yap! Botol tersebut berhenti tepat di depan Lisa, semua bersorak gembira saat botol tersebut berhenti di Lisa.

"Kagak usah banya bacot, langsung aja ya Double truth or dare?" ucap Nadia.

kalo gue pilih Dare nanti pasti gue di suruh ngelakuin hal yang engga-engga. Tapi kalo gue pilih truth nanti pertanyaan nya yang aneh-aneh, aduh bingung gue. Batin Lisa sembari memutar-mutarkan tutup botol tersebut.

"Cepetan Lis! Malah bengong" ucap Shawn.

"Trut aja" jawab nya.

"Gue yah" ucap Agust sambil menunjukan jari telunjuk nya. "Apa pendapat lo soal Zayn" lanjut nya

Lisa terdiam sejenak "Dia... Baik, nyebelin dan udah deh segitu soal nya gue kan eumm gak terlalu akrab"

"Bullshit lah" ucap Mila.

"Lu suka gak sama Zayn" tanya Jaemin.

"Eng-engga" jawab nya terbata-bata.

"Serius?"

"Cuman dua lho gengs"

"Yaudah lanjut yang lain"

Permainan pun berlanjut, ruangan tersebut di penuhi dengan suara tawa merek, entah karena kelakuan Jaemin dan Shawn yang berebut menjadi pria tertampan, ataupun saat melihat ekspresi Mila, saat Agust hanya menjawab seperlunya.

Seolah tidak punya beban, dan melupkan beban tersebut, Lisa hanya terwata hari ini dan ia berharap bisa meberhentikan waktu.

Tak terasa kini waktu sudah sore, Jaemin, Agust dan Nadia pamit untuk pulang, sedangkan Lisa ingin menginap disini.

"Kalo Om Ridwan nyariin lo gimana Lis" tanya Mila was-was.

Lisa berdecak. "Gak bakal Mil, Papa gak bakal cariin gue jadi lo tenang aja" ucap nya.

"Kalo gue jadi lo Sa, udah gue bunuh tuh si Sisil sama sk Gusi" geram Shawan.

"Gigi Shawn Gigi, bukan Gusi" ucap Mila dan Lisa hanya tersenyum.

"Jadi gakpapakan Mil?" tanya Lisa memastikan.

Mila tersenyum simpul. "Gakpapa, gue malah seneng, tadi tuh gue cuman mastiin takut nya las lu pulang lu di gimana-gimanain lagi"

Lisa tertawa renyah sambil memegang bahu Mila. "Gak Mil lo tenang aja, makasih yah lu emang sahabat gue, gue beruntung punya sahabat kaya lo. Yang selalu ada bukan di saat senang doang"

Mila merasa haru akan kata-kata Lisa. Ia pun menghambur kedalam peluka Lisa, mereka berpelukan sangat erat dan lama, samapi tiba-tiba suara deheman membuat mereka menoleh.

"Ehemm, gue gak di ajak pelukan nih" ucap Shawn sambil menaik turun kan alis tebal nya.

"GAK!" balas mereka serempak.

Dan Shawan hanya memasang muka melas nya.








                            ~~~~~
Alhamdulillah. Sorry for typo and dont forget for follow, vote and comment ya

LALISA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang