Lisa terbangun saat mendengar jam weker nya berbunyi. Ia meraba-raba nakas yang berada di sebelah kasur nya, dan melihat waktu yang berada di jam itu. 04:30 angka itulah yang terpampang di jam tersebut. Lisa bangkit dari kasurnya dan berjalan menuju dapur karena ia sangat amat haus.
Sebelum sampai di dapur, Lisa berhenti di sepan sebuah ruangan yang yerdapat tulisan di depan pintu tersebut 'Mushola' itulah tulisan yang terpajang di sana. Lisa memasuki ruangan yang bercat putih dengan ornamen kaligrafi yang terpampang di setiap sudut ruangan. Lisa tersenyum miris melihat ruangan tersebut.
Ruangan yang menyimpan banyak memori, ketia ia dan keluarganya beribadah, ia merindukan masa di mana Papa nya menjadi seorang imam yang berdiri di mimbar mini dan dia, ibunya, beserta kakak nya menjadi makmum.
Tes
Satu tetes air mata berhasil meluncur bebas di pipi mulus Lisa. Lisa merasa sangat bodoh karena setelah ibu nya meninggal ia tidak pernah datang ke Mushola ini lagi untuk sekedar solat. Malahan ia dalam seminggu ia solat dapat di hitung oleh jari, itupun jika di ajak bibi. Setalah menikah dengan Sisil, Lisa tidak pernah melihat sang papa masuk ke dalam ruangan ini.
Tanpa pikir panjang Lisa langsung mengambil hudu untuk menjalankan salat subuh yang selalu ia lewatkan. Ia kemudian memakai mukena yang tersedia di sana, mukena yang selalu di cuci setiap minggu nya oleh bibi. Lisa langsung menjalankan ibadah dua rakaat nya tersebut.
Setelah selesai ia duduk dengan masih memakai mukena, ia menangis mengingat masa-masa buruk yang selalu datang dalam hidup nya.
"Yaallah, Lisa mau minta maaf karena selalu melupakan mu yaallah, sebenar nya Lisa bingung mau ngomong apa karena Lisa jarang ngomong formal, tapi masa Lisa lagi berdoa pake gue elo kan gak kane namanya gak husu lagi" bodoh nya Lisa, dia masih sempat-sempat nya melontarkan kata-kata gilanya saat sedang berdoa. "Hmmm Lisa mau nitip Mama sama Abang di sana, tolong jaga dia yah dan berikan tempat terbaik di sisimu, Lisa sempet marah sama Tuhan, karena selalu melimpahkan masalah ke hidup Lisa, tapi sekarang Lisa sadar kalau kau berikan aku masalah bukan tanpa alasan," lanjut nya dengan air mata yang mulai mengalir.
Setelah itu Lisa menempelkan telapak tangan nya di depan wajah nya, ia terisak.
Lisa keluar dari Mushola tersebut dan berlari menuju kamarnya sebelum orang rumah bangun, ia langsung melesat kedalam kamar mandi untuk membersihkan badanya. Setelah kurang lebih Lima belas menit waktu yang Lisa habiskan untuk mandi, ia langsung memakai seragam nya.
Lisa berjalan ke bawah untuk membuat sarapan untuk dirinya sendiri, saat Lisa sedang fokus mengoleskan slay ke atas roti nya tiba-tiba sebuah tangan kekar menepuk pundak Lisa, yang membuat sang empunya terlonjak kaget.
"Papa" ucap Lisa sambil mengelus dada.
"Kenapa kamu lakuin itu" ucapan tegas Ridwan membuat Lisa bingung,
"Maksud Papa?" tanya Lisa.
"Kenapa kamu batalin perjodohan itu?, kenapa kamu malah suruh Gigi untuk menggantikan kamu?" pertanyan Ridwan yang bertubi-tubi, membuat Lisa tersenyum miris, apa papa nya bilang dia menyuruh Gigi menggantikannya? Hahaha rasanya Lisa ingin sekali memarut wajah Gigi menggunakan parutan es. "Jawab Lisa!"
"Pa Lisa, lisa gak suka aja sama Zayn, lagian Gigi lebih cocok sama Zayn dan Lisa juga lakuin ini demi kebaikan". Terpaksa Lisa harus berbohong, tidak mungkin ia menceritakan hal itu kepada Papa nya. Bukan tidak mungkin, mungkin saja tapi apakah Papa nya akan percaya? Itu tidak mungkin.
"Demi kebaikan apa maksud kamu? Kebaikan yang bagai mana yang kanu maksdud huh, biar bisa main bebas, biar bisa keluyuran, biar bisa pergi ke club yang selalu Gigi bilang huh?, kebaikan yang bagai mana LALISA MANOBAN!"
Lisa tak kuasa menahan air matanya yang sudah berada di pelupuk matanya, ia merasa sakit dengan perkataan Ridwan yang tidak ada benar nya sama sekali. Club? Meninjakan kaki di tempat itu saja tidak pernah.
'Pa Gigi udah fitnah aku, aku gak pernah lakuin semua hal itu, Gigi memutat balikan fakta, dia mau ngambil harta kita, Lisa lakuin ini karena Gigi udah ngancem buat hunub papa, kenapa papa gak pernah percaya sama Lisa sih!' hal itu yang sangat ingin Lisa katakan pada saat ini, tapi lidah Lisa sangat kelu untuk menjawab pertanyaan Ridwan, Lisa berlari keluar dengan air mata yang masih mengalir.
Ridwan hanya terdiam mlihat punggung putri nya yang telah berlalu pergi meninggal kanya, ia tidak bisa menahan air matanya lagi yang telah ia tahan karena tidak mau anak nya melihat dirinya menangis. Tapi dia merasa kecewa karena anak nya telah membatal kan perjodohan ini. Harus nya ini menjadi kesempatan kamu untuk mempunya hidup yang lebih baik nak gumam Ridwan.
~~~~
Disini sekarang Lisa berada, jika kalian mengira Lisa akan pergi ke sekolah nya, itu salah. Lisa pergi ke sebuah TPU dimana Mama dan Kakak nya di makam kan. Lisa menyentuh batu nisan sang ibu lalu mengecup nya, beralih ke batu nisan sang kakak dan melakukan hal yang sama.
"Ma" ucap Lisa dengan gemetar. "Lisa kangen, coba kalo Mama masih di sini pasti sekarang Mama lagi belain Lisa kan kalo Papa marah, dan Papa belain Abang biar adil katanya" Lisa mulai terisak, ia tersenyum miris sambil menatap dua batu nisan di hadapanya.
"Abang juga, pasti abang bakal hapus air mata Lisa kan kalo Lisa nangis, Abang kan udah janji kalo Lisa sedih harus curhat sama Abang dan Abang bakal siap ngasih bahu lebar Abang buat jadi sandaran Lisa, tapi kenapa Abang ingkari janji Abang sendiri, sekarang Lisa lagi butuh sandaraan Abang, sekarang Lisa lagi sedih bang, kenapa gak ada yang sayang dan peduli sama Lisa,hiks bang hiks Ma Lisa cape hiks, Lisa pengen ikut kalian, Lisa udah gak kuat, Papa juga jahat hiks". tangisan Lisa sudah tak terbendung lagi, ia menangis sejadi-jadi nya di depan pusaran Mama dan Kakanya.
Ia merasa satu nyawa pada dirinya telah menghilang dan tersisa satu nyawa yang sudah mulai melemah. Lisa mencium batu nisan Laras dan Kakak nya untuk kedua kalinya. "Lisa pulang dulu, tapi gak tau kemana, kalo ke sekolah pasti udah masuk dan gak mungkin Lisa masuk dengan pakaian dan wajah Lisa seperti ini. Mama sama Abang baik-baik yah di surganya Allah Lisa pamit Assalamualaikum".
~~~~~
Alhamdulillah ahirnya selesai:) semoga kalian suka yahh dan maaf soal typo yang masih bertebaran xoxo. Maklum pemula.
Jangan lupa voment yah dan follow juga. Papay see you next chapt😘
KAMU SEDANG MEMBACA
LALISA (END)
Teen FictionKisah seorang gadis yang bertekad untuk membalaskan semua dendam yang terpendam pada dirinya. Dendam masa lalu yang terus menghantuinya tanpa henti.