Author VOP
Zayn tersenyum menatap kepergian Lalisa.
"Ternyata itu beneran lo" gumamnya dengan senyum yang merekah.
"Lama gak ketemu dia, makim cantik aja. Tapi sayang dia gak inget sama gue." lirihnya. Yang memudarkan senyumnya.
Setelah berdiam di taman Zayn memutuskan untuk pulang menuju ke-rumahnya.
Lisa VOP
Setelah pulang dari taman, aku memutuskan-kan untuk langsung pulang kerumah. Berniat berlama-lama disana tapi sayang pengganggu datang. Dan tadi dia bilang apa? Aku senang dekat denganya? Ralat maksud-ku rumahku dekat denganya?. Percaya diri sekali mahluk itu.
Saat aku memasuki rumah, rumah masih nampak sepi. Tapi kudengar ada suara di dapur. Mungkin itu bibi yang sedang mamasak atau apalah.
Aku memutuskan untuk naik ke atas menuju kamar-ku. Setelah sampai aku merebahkan tubuh-ku. Baru saja seditik mata-ku terpejam, tiba-tiba suara ketukan pintu mengganggu-ku. Btw asal kalian tahu aku ini anaknya Pelor, nempel molor. Itulah aku.
"Masuk aja gak di kunci" ucap-ku dengan posisi masig rebahan di atas kasur.
"Neng Makan dulu, udah bibi siapin tuh" ternyata bibi, aku kira siapa. Aku mengangguk dan langsung bangkit.
"Iyah bi ayo kita makan bareng" ucap-ku dengan penuh semangat. Jika soal makanan mana mungkin aku tidak semangat. Kulihat bibi tersenyum melihat tingkah-ku.
Setelah sampai di lantai bawah aku langsung menuju meja makan, yang di atasnya sudah terhidang makanan-makanan kesukaan-ku. Surga dinia.
Tanpa pikir lama aku langsung melahap-nya.
"Wow bi enak banget, kayanya inimah bisa bisa gagal diet Lisa bi" puji-ku, Bibi tersnyum sembari mengusap surai-ku.
"YaAllah neng mau punya badan sekecil naon deui atu udah kurus kaya gini harusnya banyak makan" ucap-nya. Aku hanya mengangguk-anggukan kepala.
Saat sedang asik menyantap hidangan dengan Bibi, tiba-tiba ku dengar suara pintu terbuka. Mungkin itu Papa atau, entahlah.
Bibi langsung berdiri dan berhenti makan, saat melihat siapa yang datang. "Sore nyoya" sapanya denga menunduk.
Ternyata Nenek lampir. Pantas.
"Kenapa kamu makan disitu?" tanyanya sambil menunjuk meja makan.
"Yah suka-suka dia lah siapa lo!" bela-ku.
"Saya nyonya di rumah ini, ingat saya istri Papa-mu saya penerus perusahan ayah-mu,saya pemilik semua warisan Mama-mu dan Papa-mu yang bodoh itu" jawab-nya, aku menggeram menahan amarah. Bibi mengusap punggung-ku untuk mengingatkan-ku agar bersabar. Aku menghela napas.
"Bacot yah anda!, kenapa sih orang kaya lo masih hidup huh? gak guna juga lo hidup mati sana lo" ucap-ku, masa bodo jika orang-orang akan menyebut-ku anak tidak sopan.
"Udah atuh neng istigfar" ucap Bibi.
"Lisa udah gereget bi,Kesel Lisa pengen bunuh dia rasanya"
"Eh Astagfiruloh neng benci mah benci tapi jangan sampai punya pemikiran kaya gitu, dosa neng" tegurnga.
"Bocah bisa apa?" ucap Sisil meremehkan, tanpa banyak basa-basi lagi dia langsung melangkah pergi menuju kamarnya.
💜💜💜
Hari ini, aku berangkat lebih pagi. Alasanya sepele. Aku tidak mau jika Papa menuruh-ku berangkat bersama dengan Gigi.
Pasalnya semalam, Papa pulang dan Gigi pun sudah pulang dari kediaman Kakek-nya. Katanya si."LISA!" teriak seseorang dari belakang, aku menoleh. Ternyata Agust, jujur saat pertama kali aku melihat Agust, dia sangat manis menurutku. Dengan kulit yang sangat putih dan halus, aku sebagai perempuan sampai di buat iri olehnya.
"Eh agust lo udah sampe?" tanya-ku.
"Menurut lo gua udah ada di sekola tepatnya di depan lo?gimana?" satu lagi, dari sekian hal yang aku sebutkan tadi, dia juga pedas orang-nya. Ngomong-nya singkat, tidak pernah di filter.
"Bukan gitu ih!" ucap-ku kesal. Dia hanya mengangkat bahunya acuh. "Udah lah ayo ke-kelas" ajak-nya sembari menarik tangan-ku. Yah aku hanya menurut, mengekorinya.
Setelah sampai tepat di dalam kelas. Kami duduk di kursi masing-masing. Nampak keadaan kelas masih sepi, hanya ada dua orang yang sedang menyapu. Sepertinya dia bagian piket hari ini.
Skip Istirahat🐺
"Kalian mau pesen apa biar gua yang pesenin" ucap-ku.
"Gak salah anjir biasanya lu yang nyuruh kita gila kesambet apaan lo huh?" tanya Jaemin. Astaga Jaemin, disini terkssan seoranh pesuruh-kan aku jadinya.
"YaAllah apasalah cecans huh?, buruk di omongin baik apalagi gusti puyeng dede" ucap-ku dramatis, Mila bergaya ingin muntah mendengar celotehan-ku.
"Cepetan elah mau pesen apa sebelum gue berubah pikiran nih" lanjutku."Iyah-iyah sabar Sa gue mah Batagor ama teh manis aja" ucap Jaemin.
"Gue samain kaya Jaemin." ucap Agust. Aku hanya mengangguk.
"Gua mah biasa Nasgor sama Jus mangga biasa di bayarin juga kok gue mah:)" ucap Mila, astaga anak siapa dia.
"Serah anjing" Jawab-ku.
"Lu pesen apa Nad?, tinggal lu nih." tanya-ku.
"Hmmm,Hmmm,hm__"
"Mau nyayi lo!!" ucap-ku.
"Elah sabar atuh neng,gue mah samaain aja sama Mila." Jawabnya
"Elah dari tadi ke, yaudah gue pesenin dulu pesenan kalian" Kata-ku, dan berlalu pergi.
"Iyeh bae bae ada yang nyulik" ucap Mila. Aneh mana ada penculik di sekolah. Dasar dia.
Setelah sampai, aku mendadak menyesal dengan tawaran-ku untuk memesan makanan. Pantas saja Jaemin selalu lama, dan datang dengan keringat di pelipisnya jika sudah memesan makanan. Ternyata antri-nya seperti ini. Aku dan teman-teman-ku memang lebih suka makan di meja luar. Yang langusng di suguhi pemandangan lapangan sekolah.
Saat aku sedang berdiri menunggu antrian-ku, tiba-tiba ada yang menyapa-ku.
"Hi" ini namanya rizki, tidak bisa di tolak. Kapan lagi aku di sapa oleh jelmaan pangeran otoman seperti dia.
"Eh-euh Hi" balas-ku gugup.
"Lu lagi ngantri yah?" tanyanya. Astaga dia ternyata sedikit bodoh.
"Hm iyah kenapa emang?" kenapa aku mendadak gugup.
"Boleh kenalan gak? kalo engga juga gak papa ko" wah ini namanya rezeki nomplok, kapan lagi ada seorang pangeran mengajak-ku kenalan coba.
"Eh boleh, gue Lisa" ucap-ku, menerima uluran tangan dia.
"Gue Manu,lu murid baru yah?" tanya-nya.
"Iyah" jawab-ku singkat.
"Btw boleh minta id line, atau WA lu gitu?" bukanya murahan, tapi yang seperti ini jangan di sia-siakan, jadi aku akan memberikanya saja.
"Oh oke, euh 08-"
"Sa!"
.
.
.
.
.
.
.
Holla gengs aembek,Sorry for typo dan jangan lupa vomment nya yah,gue butub banget pendapat kalian:)
See you next chapt💜💜
KAMU SEDANG MEMBACA
LALISA (END)
Novela JuvenilKisah seorang gadis yang bertekad untuk membalaskan semua dendam yang terpendam pada dirinya. Dendam masa lalu yang terus menghantuinya tanpa henti.