Lisa VOP
Udah hampir 20 menit gue nunggu disini,tapi Zayn belum datang juga. Jujur gue masih ragu buat ngomong ini sama dia,apalagi dia orang baru bagi hidup gue.
"Anjir" gue kaget pas ada yang nepuk bahu gue kenceng banget, pas gue balik badan ternyata si Zayn yang lagi cengengesan. "Ck,lama banget sih lo" ucap gue agak sedikit kesel.
Dia cuman senyum terus duduk tepat di depan gue.
"Maaf deh maaf tadi gue ada sedikit problem matika kehidupan dulu" jawab Zayn, problem matika pala lu.
Gue memposisikan duduk gue agar nyaman,dan gue menghirup napas dulu biar gue bisa ngejelasinnya. "Langsung aja ya" kata gue dan zayn pun ngangguk kaya anak anjing. "Jadi gini,maaf sebelum nya gue tau ini salah cuman gue mau ngebatalin perjodohan ini" gue liat wajah Zayn kaya kaget gitu,tapi sebelum dia ngomong gue udah potong ucapanya dulu. "Bukan batal si,tepat nya di gantiin jadi bukan gue tapi Gigi."
"Lu bercanda kan" kata Zayn sambil ngangkat satu alis nya yang terkesan sexy bagi gue.
Gue geleng-geleng, "Engga Zayn ini serius gue mohon lo turutin kemauan gue" mohon Lisa.
Author VOP
Zayn berdecak dan memalingkan wajah nya. Ia merasa kecewa, ia sudah memberikan kasih sayang nya tapi apa yang ia dapat? Tak sesuai yang ia harapkan.
"Gue punya alasan kenapa gue ngebatalin ini semua kok Zayn, kalo lu mau denger cerita gue, gue siap ceritain semua dan jelasin sama lo" lanjut Lisa dengan suara yang parau.
"Gak usah" ucap Zayn dan langsung bangkit dan menuju pintu keluar dengan wajah yang menahan amarah. Lisa terdiam dia bingung, dia ingin mengejar Zayn dan menjelaskannya tapi kaki dia terasa sulit untuk di gerakan.
Lisa menghela napasnya gusar, ia bingung dengan keadaanya sekarang, dengan perasaannya dengan semua masalah yang datang satu persatu di hidupnya. Lisa merasa inging marah kepada sang pencipta karena ia merasa bahwa dialah orang yang paling menyedihkan.
Lisa bangkit dari duduk nya dan pergi untuk pulang (?). Saat Lisa sedang berdiri di halte tiba-tiba rintikan hujan turun dari langit yang menambah kesan melow pada dirinya. Ia menepi dan duduk di halte sampai tiba-tiba ia merasa ada yang menyentuh bahunya. Lisa menengok ke arah kiri dan ternyata benar Agust sedang berdiri di samping nya dengan baju yang sedikit basah.
Agust tersenyum kepada Lisa yang membuat mata laki-laki itu tenggelam. "Lo lagi apa?" tanya Agust sambil mengusap-usap rambutnya yang basah.
Lisa membalas senyum Agust. "Lagi duduk"
"Ck, gue tau maksud gue lu lagi apa di daerah sini.
Lisa menghela napasnya. "Lahkan inimah masih deket daerah gue, eum tapi gue abis ketemuan sii hehe". Jawab Lisa.
"Sama siapa? Zayn ya?" tebak Agust.
Lisa menganggukan kepalanya, Agust mengepalkan tangannya karena merasa kesal kepada Zayn, yang meninggalkan Lisa seenak nya yah meskipun jarak dari tempat ia dan Lsa berdiri tidak jauh dari rumah Lisa. Untung saja dia tadi memilih untuk mengikuti Lisa dan Zayn.
"Dianya kemana?" Lisa nampak bingung untuk menjawab pertanyaan Agust. "Ck, yaudah lu pulang sama gue aja" lanjut Agust seraya menggenggam tangan Lisa untuk beranjak dari halte tersebut.
"Tapi ujan gust"
Agust membuka jaket nya dan menyimpannya di atas kepala mereka berdua. Agust memberikan aba-aba untuk berlari ke arah mobil Agust. Mereka berlari menuju mobil dan Agust membukakan pintu untuk Lisa dan ia berlari ke kursi sebalah Lisa dan duduk.
Agust menyalakan mesin mobil nya dan mulai menancap gas untuk membelah derasnya hujan.
Agust melirik ke arah Lisa yang hanya dia sedari tadi. "Sa lu anggap gue apa?" tanya Agust tiba-tiba membuat Lisa langsung menoleh.
"Maksud lo apa gust, lu sahabat gue lah!" jawab Lisa dengan sedikit menaikan nada bicaranya.
Agust sedikit merasa sakit saat tahu faktanya bahwa Lisa hanya menganggap nya seorang sahabat. Ia tersenyum kecut sebelum menjawab pertanyaan Lisa.
"Kalo lu anggap gue sahabat lu, kenala lu gak ceritain hal yang sebenarnya sama gue"
Lisa mengerutkan dahinya merasa bingung dengan kata-kata Agust.
"Gue tahu sa gue tahu lu di jodohin sama Zayn" lanjutnya. Lisa merasa kaget karena ia merasa tak pernah membuat gerak-gerik yang membuat sahabat-sahabatnya curiga."Lu tau dari mana" tanya Lisa sambil meremas ujung bajunya untuk menutupi rasa dinginnya.
"Gue kakak Zayn jadi gue tau"
"HAH" teriak Lisa kaget membuat Agust harus mengerem mendadak.
"Lu gak lagi bercanda kan" lanjut nya dengan posisi yang menghadap Agust.Agust mengangguk dan menoleh ke arah Lisa. "Enggak, hue serius'' jawab Zayn datar.
"Tapi kenapa lo..."
"Berbeda?" potong Aguts. "Kita sodara tiri jadi jelas beda, bokap gue korea dan nyokap inggris, tapi mereka cerai pas gue masih kecil, bokap gue memutuskan buat pindah ke korea saat nyokap mau nikah lagi sama duda anak satu—bapak nya Zayn— di situ gue ngerasa terlupakn sampai ahirnya gue ikut bokap dan balik lagi pas Smp, tapi keadannya gak jauh beda pas saat gue berangkat nyokap lebih peduli Zayn, dan di situ gue ngerasa benci atau bisa di bilang iri sama dia, pas nyokap lahiran aja gue gak dateng" Agust tersenyum nanar jika mengingat hal-hal di masa lalunya.
"Gue masih gak percaya ini" ucap Lisa dengan memasang wajah kagetnya. Agust tersenyum sambil mengusap rambut pirang milik Lisa.
"Tapi ini nyata, sekarang giliran lo" ucap Agust. Lisa gelagapan ia tidak tahu harus menceritakan semuanya dari mana.
"Yah kaya yang lo tahu gue di jodohin sama Zayn, awal nya gue emang gak nerima tapi dengan berjalanya waktu gue mulai agak nyimpen rasa kaya kagum gitulah" Lisa menghela napasnya sebelum melanjutkan ceritanya. "Tapi takdir berkata lain, takdir bilang gue harus lepasin dia, karena satu alasan."
"Alasannya" tanya Agust dengan sifat dinginnya kembali.
"Gue di ancem gust sama Gigi, kalo gue gak batalin ini dia eh ralat mereka bakal bunuh gue sama bokap" Agust melotot saat mendengar alasan Lisa menyudahi perjodohan ini dan memilih Gigi yang ada di posisinya.
"Kenapa bisa gitu, sebenci itukah Gigi sama lo" tanya Agust.
Lisa mengangkat kedua bahunya acuh. Lisa belum bisa menceritakan cerita masa lalu nya pada Agust.
"Tapi Zayn udah tahu alasan lo batalin ini semua?"
Lisa mengangguk. "Belum gust, pas gue mau jelasin semua sama dia, dia langsung pergi."
"Tenang biar gue yang ngomong sama dia." ucap nya yakin.
Lisa tersenyum, ia menghela napas panjang. "Thanks yah gust".
~~~~
Alhamdulillah guys selesai juga:) semoga suka yah dan sorry for typo😂
KAMU SEDANG MEMBACA
LALISA (END)
Teen FictionKisah seorang gadis yang bertekad untuk membalaskan semua dendam yang terpendam pada dirinya. Dendam masa lalu yang terus menghantuinya tanpa henti.