Chapter 12 | Teman Baru

318 63 46
                                    

Pilihannya itu memang benar, dia tidak salah menjauhi Irfan, karena Irfan itu bukan siapa-siapa dirinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pilihannya itu memang benar, dia tidak salah menjauhi Irfan, karena Irfan itu bukan siapa-siapa dirinya. Dia terus saja menangis tersedu-sedu namun pelan. Agar tidak menjadi bahan pembicaraan lagi.

"Aku mohon jauhi aku atau aku yang jauhi kamu!" ucap Fidya tegas. Irfan menatap wajah gadis itu yang saat ini masih sama sedang menundukkan kepalanya yang berarti menjaga pandangannya.

"Fidya aku gak bisa," lirih Irfan.

"Kalau tidak bisa berarti aku yang menjauhi kamu," jawab Fidya dengan tegas.

"Fid---"

"Aku yang menjauhi kamu karena kamu gak bisa jauhi aku."

"Pilihan aku sudah tepat, lagian gak baik jika wanita berduaan dengan lelaki yang bukan mahram," ucap Fidya sembari menenangkan dirinya meskipun masih terdengar sesegukan.

Ia segera menyeka airmatanya itu, dia berusaha tegar karena ini adalah cobaan dalam hidupnya, yang jelas bukan untuk ditangisi.

Fidya bangkit dari duduknya, dia menenangkan pikirannya sembari menghirup udara yang masih segar ini. Dan dia berjalan di koridor, tak disangka perempuan itu datang menghampirinya. Ada apa?

Gadis itu tersenyum padanya, sedikit terkejut namun dia mencoba tersenyum padanya walaupun sedikit kaku. Gadis itu merubah posisinya menjadi disamping Fidya. Ini semakin membingungkan bagi Fidya.

"Assalamu'alaikum Fidya," sapanya dengan ramah. Fidya menaikan alisnya, kagetnya bukan main, gadis ini menyapanya dengan ramah dan dia pikir gadis itu sama seperti yang lainnya yaitu menghinanya.

"Wa'alaikumussalam," jawab Fidya dengan gugup. Jelas gugup, karena baru kali ini gadis itu berbuat baik padanya, pasalnya yang dia dengar adalah cacian dan makian. Sungguh menyentuh hatinya, rasanya dia ingin menangis namun dia harus kuat.

"Kamu tahu namaku dari siapa?" tanya Fidya dingin pasalnya Fidya sama sekali tidak mengetahui gadis itu sedangkan dia mengenal Fidya. Aneh.

"Aku tahu kamu kok karena kamu itu terkenal di sekolah ini."

"Terkenal dengan kekurangannya gitu?" ucap Fidya kesal karena gadis ini sudah menyinggung dirinya meskipun secara tidak langsung dia menbully Fidya.

"Maaf aku tidak---"

Fidya langsung memotong pembicaraan gadis itu. "Tak perlu,aku memang pantas mendapatkannya," ucapnya dengan santai.

"Ahh tidak Fidya sungguh aku benar-benar minta maaf," ucap gadis itu memohon.

ALLAH, SAVE ME ! [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang