Chapter 20 | Bujukan Tuk Kembali

245 31 21
                                    

Fidya menyeka air matanya yang dari tadi terus-terusan menangis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Fidya menyeka air matanya yang dari tadi terus-terusan menangis. Gara-gara kejadian tadi, Fidya mengacaukan semuanya. Bahkan ia meninggalkan Fira disana sendirian.

Ia merutuki dirinya sendiri, tersulut emosi dia malah pergi begitu saja.

Ia menoleh kebelakang, mencari sosok Fira disana, namun nihil Fira tidak ditemukan. Padahal bajunya berbeda dari yang lainnya.

"Apa aku harus kembali kesana?" gumamnya sembari menatap sekitar pasar malam yang semakin ramai.

"Fidya menepuk jidatnya pelan. "Tapi kalau ketemu sama Irfan? Gimana nih."

Fidya terpaksa harus mencari Fira ditengah keramaian pasar malam, untung saja Fira memakai cadar jadinya ia tidak akan terlalu kesulitan mencarinya.

"FIRAA!" Fidya berteriak agar wanita itu bisa mencari suaranya. Namun ia kembali melihat disekitarnya tetap saja tidak ada? Apakah Fira marah padanya?

Fira kemana?

"Fidya.." lirih Fira dengan pelan. Sontak Fidya langsung menoleh kebelakang kemudian memeluknya dengan erat.

"Maafin aku... Aku ego--"

"Sudah tidak apa-apa, aku khawatir kamu pergi ke suatu tempat yang jauh, dan takut terjadi apa-apa."

"Maafkan aku.." Fidya sesegukan. Ia menangis, menyesal karena meninggalkan sahabatnya sendirian ditengah keramaian pasar malam.

"Tidak apa-apa. Apa karena Irfan?"

Fidya mendongakkan kepalanya dan menatap Fira. "Irfan?" Ia mengusap air matanya. "Jangan bahas dia." Fidya malas harus membahas pria itu.

"Kenapa?" tanya Fira penasaran.

"Aku tidak mau melibatkan dia lagi, termasuk kamu juga, jangan terlalu dekat ya?"

Fira mengerutkan keningnya. Apa maksudnya? Padahal ia berteman dengan Fidya dengan tulus, bukan sekedar karena kasihan saja. "Kenapa? Jangan seperti ini Fid!"

"Aku hanya tidak mau kamu jadi korban para bullying itu seperti Irfan."

"Fidya, masalah itu tidak apa-apa kok. Jangan sampai memutuskan tali persaudaraan loh, itu tidak baik."

"Kan itu demi kebaikannya juga, karena dia itu orang populer disekolah, aku gak mau nama dia tercoreng hanya gara-gara aku!"

"Fidya, aku mohon, jangan seperti ini. Irfan memintaku."

Fidya menghela napasnya. "Biarkan seperti ini, aku mohon."

Fira terpaksa mengangguk. Janjinya mungkin tidak bisa ditepati hari ini.

-🍁🍁-

"Gimana tadi seru ke pasar malamnya?" tanya Fina antusias, karena ia ingin mendengarkan cerita dari Fidya setelah jalan-jalan ke pasar malam.

ALLAH, SAVE ME ! [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang