"HENTIKAN!"
Fidya masih bisa melihat sosok itu, apakah kakaknya? Entahlah, Fidya tidak bisa melihatnya dengan jelas. Segerombolan polisi menangkap anak buah Jordan begitu juga dengan Arman, Rian dan Roy. Polisi itu berlari menghampiri Jordan, namun Jordan malah berlari berusaha untuk tidak ditangkap oleh polisi.
"Sial, berani-beraninya ada yang ngelaporin gue ke polisi, awas aja gue akan balas dendam!"
Jordan memilih berlari menjauhi kawasan rumah tua itu, namun polisi dengan cerdiknya ia dapat menangkap Jordan, ia memasukan Jordan dan anak buahnya kedalam mobil polisi.
"Terima kasih Pak atas kerjasamanya."
Polisi yang bername tag Surya itu mengangguk lalu tersenyum, "Iya sama-sama." Polisi itu kemudian pamit dan keluar dari gudang.
"Fidya... Apa kamu bisa melihat?"
Fidya memicingkan kedua matanya, berusaha memfokuskan siapa objek yang berada dihadapannya. "Si--a--pa ka--mu?" tanya Fidya terbata-bata. Pandangan Fidya semakin kabur dan belum sosok itu menjawab, Fidya sudah tidak sadarkan diri.
"Astagfirullah Fidya!" pekiknya terkejut. Kemudian ia mengangkat tubuh Fidya ala bridal style dengan langkah cepat ia harus mengantarkan Fidya kerumah sakit sekarang juga.
-🍁🍁-
Fidya sudah sampai dirumah sakit, ia dirawat diruangan ICU, kata Dokter, Fidya kritis akibat banyaknya darah yang keluar dari tubuhnya, bahkan banyak luka lebam disekujur tubuhnya.
Dokter sempat kaget melihatnya, apa karena ada unsur kekerasan? Lelaki itu menjawab iya, dan pelakunya sudah ditangkap oleh polisi.
"Irfan?!" Farhan memanggilnya penuh dengan cemas, ia menghampiri Irfan dengan berlari tergopoh-gopoh, ya lelaki yang menyelamatkan Fidya adalah Irfan, beberapa minggu lalu ia mendapati Ayahnya selalu bertingkah mencurigakan, Irfan penasaran sampai ia mengikuti kegiatan sang Ayah ternyata ia sudah menculik Fidya, pantas saja ia tidak menemukan Fidya beberapa minggu ini bahkan sampai tidak ada kabar.
Dan Jordan adalah ayahnya Hinata, Hinata sudah bersengkokol dengan anak buahnya termasuk ayahnya sendiri, Irfan merasa kecewa pada ayahnya, bagaimanapun juga ia harus melaporkannya pada polisi yang kebetulan polisi itu mencari Fidya, dan polisi itu menghubungi Farhan bahwa mereka sudah menemukan Fidya---adiknya.
"Apa, Kak?"
"Fi--d--ya?"
Irfan menghela napasnya dengan berat. "Fidya... kritis, Kak."
Mata Farhan membulat secara sempurna, terkejut bahkan ia trauma dengan kata 'kritis'. Jujur, ia tidak ingin kehilangan Fidya lagi
"Astagfirullah." Farhan mengusap wajahnya dengan kasar, perasannya begitu cemas.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALLAH, SAVE ME ! [SELESAI]
SpiritualGadis itu bernama Fidya terkadang bertanya, "mengapa hidupku tak seperti yang lainnya?" dalam benaknya akankah ia mendapatkan kebahagiaan? *** Jika saja boleh memilih Fidya ingin merasakan seperti 'yang lainnya--orang normal pada umumnya' tanpa haru...