Chapter 9 | Rencana

337 82 40
                                    

Setelah membaca surat dari Irfan, hati Fidya sungguh benar-benar bahagia kenapa hatinya sebahagia ini? Apa Fidya mulai mencintai Irfan? Ahh itu tidak mungkin dirinya dan Irfan sangatlah berbeda bagaikan langit dan bumi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah membaca surat dari Irfan, hati Fidya sungguh benar-benar bahagia kenapa hatinya sebahagia ini? Apa Fidya mulai mencintai Irfan? Ahh itu tidak mungkin dirinya dan Irfan sangatlah berbeda bagaikan langit dan bumi.

"Apa aku mencintaimu? Ahh rasanya itu mustahil bagiku, apa aku bisa mendapatkan hatimu?" ucap Fidya mulai bermonolog sendiri.

Fidya pun langsung menyimpan surat itu, takutnya banyak gosip-gosip yang bertebaran nantinya. Satu lagi tentang Irfan yakni Ketua OSIS pantas saja banyak orang yang tergila-gila padanya selain tampan, baik, sholeh dan katanya dia itu hafiz al-Quran. MasyaAllah sungguh beruntung jika para wanita bisa menjadi istrinya itu.

Mulai Fidya berkhayal tentang Irfan.

"Astagfirullah, sadar Fidya. Zina pikiran!" ucap Fidya yang mengingatkan dirinya sendiri.

Yang jelas Fidya sangat berterima kasih pada Irfan karena sudah membuatnya sebahagia ini jarang sekali Irfan akrab dengan seorang wanita apalagi dirinya wanita yang penuh kekurangan itu.

Dan dia tidak lupa untuk selalu mengucapkan syukur pada Allah karena sudah memberikan kebahagiaan yang tidak terkira ini.

-🍁🍁-

"Irfan?!" teriak Hinata. Ia berlari menghampiri Irfan dengan tergopoh-gopoh. Langkah Irfan terhenti mendengar suara wanita itu, lantas dia membalikan badannya dan melihat gadis yang dihadapannya itu adalah Hinata.

Irfan menyerinyit kedua alisnya hingga menyatu, ada apa dengan Hinata datang menghampirinya? Pikirnya bingung. Hinata tersenyum padanya, ini membuat Irfan semakin bingung dengan sikap Hinata yang manis itu.

"Ada apa?" tanya Irfan yang malas. Oh,disaat dia tidak ingin bertemu dengan gadis itu kenapa dipertemukan disaat dia tidak menginginkannya.

"Begini... gue hanya bilang jangan pernah bilang sama siapapun tentang hal itu," ucap Hinata gugup.

'Hal itu' maksudnya?

"Maksud kamu apaan sih? Hal itu apa?" tanya Irfan bingung.

"Tentang kejadian kemaren, lo pasti tahu kan?"

"Oh yang itu, aku gak akan bilang tapi dengan satu syarat."

Hinata terbelalak dengan ucapan Irfan yang meminta persyaratan padanya. "Persyaratan apaan sih?" tanya Hinata kesal.

"Jangan pernah ganggu lagi Fidya."

"Apa?" ucap Hinata terkejut dan sedikit berteriak.

"Kenapa? Gak bisa? Ya udah kalau begitu aku akan lapor kejadian itu."

Hinata berpikir sejenak dan mencerna setiap perkataan yang dilontarkan oleh Irfan.

"Baiklah, gue akan turutin apa kemauan lo."

"Bagus,jangan pernah ganggu Fidya lagi," ucap Irfan yang pergi meninggalkan Hinata.

"Sayangnya,gue gak akan nurutin permintaan lo," ucap Hinata dengan gayanya yang licik itu tak lupa diiringi oleh senyumannya yang penuh licik.

"Gue akan buat lo lebih menderita Fidya!"

"Gue akan buat lo lebih menderita Fidya!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

________

Assalamualaikum!!

Vote dan comment dari kalian saya tunggu😊

Salam hangat dari saya♥

Wassalamualaikum

_____

ALLAH, SAVE ME ! [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang