Chapter 35 | Teka-teki (2)

223 15 14
                                    

"Ya Allah!" pekik Fina histeris, ia tidak percaya baru kali ini ada yang meneror keluarga kecilnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ya Allah!" pekik Fina histeris, ia tidak percaya baru kali ini ada yang meneror keluarga kecilnya. Air matanya luruh begitu saja, bahkan kepalanya terasa pusing seperti ditalu berkali-kali, pandangannya perlahan mulai gelap.

BRUK!

"IBU!!" pekik Fidya terkejut, dengan cepat ia menangkap tubuh Fina, Fina pingsan. Naufal menoleh, terkejut istrinya tidak sadarkan diri. Naufal membopong tubuh Fina kedalam rumah, diikuti oleh Fidya.

Naufal membaringkan tubuh Fina diatas kasur, ia mendesah pelan, menatap sendu pada istrinya itu, ia tidak tega keluarga kecilnya menjadi korban teror dari sosok misterius itu.

"Maafkan aku," lirih Naufal berbisik pada telinga Fina, Fidya masih bisa mendengar itu.

Fidya hanya bisa menatap wajah Naufal yang tengah bersedih, tangannya terulur dan mengelus bahu sang Ayah, yang ia rasakan adalah tubuh Naufal bergetar begitu hebat, beban yang dipikul oleh Naufal begitu banyak sampai-sampai Naufal memendamnya sendiri.

Ayah.. aku akan mencari pelaku itu, aku berjanji.

-🍁🍁-

"Fidya?" tanya Elmira---teman baru Fidya, setelah kejadian itu(di chapter 27)---menatap Fidya dengan heran, dari tadi Fidya lebih sering melamun, apa gadis itu sedang dirundung masalah?.

Fidya tersadar, kemudian menatap Elmira, "Iya?" tanya Fidya singkat. Jangan heran, meskipun Fidya tidak sedingin dulu namun sifat dinginnya masih melekat pada dirinya.

"Kamu ada masalah? Kan ujiannya udah beres," ujar Elmira terkekeh.

"Ohh, hm, haha aku kepikiran nilai akhirnya nih," alibi Fidya.

"Jangan dipikirin yang penting lulus aja," ucap Elmira masa bodoh dengan nilai ujian prinsipnya yakni lulus aja sudah cukup kok.

Fidya terkekeh, "Kamu ini, ada-ada saja."

"Kamu mau ngelanjutin kuliah?"

Fidya diam sejenak, rasanya ia tidak ingin kuliah karena ia takut seperti saat ini terjadi, ia tidak mau. Bertahun-tahun Fidya dibully habis-habisan selama ia sekolah sampai sekarang, ia tersiksa ditambah lagi nanti di kampus, ia tidak kuat.

"Fidya?"

Fidya tersadar dari lamunannya, "Eh? Ma--maaf aku melamun lagi."

Elmira menggeleng kepalanya, "Mau engga?"

Fidya berdeham, untuk menghilang kegugupannya itu, "Kayaknya engga deh."

ALLAH, SAVE ME ! [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang