Fidya menghembuskan napasnya, merasa bersalah harus menjauhi Irfan, bagaimanapun juga Irfan banyak berjasa untuknya. Namun, ia menjauhi Irfan karena ia tidak ingin Irfan menjadi korban bully-an dari genk Hinata.
Cukup dirinya saja.
Hatinya serasa sesak saat Fira menjelaskan semuanya Irfan mencoba untuk memperbaiki tali pertemanan mereka melewati Fira.
Ia tahu.
Namun, Fidya takut Hinata akan membawa Irfan sebagai objek bully-an nya. Sekali lagi Fidya menatap sendu pada sahabatnya Fira. Fira tersenyum dan mengelus bahu Fidya agar merasa tenang.
"Fidya, jangan seperti ini terus. Kalian udah lama bermusuhan gak baik."
Fidya menghela napasnya dengan berat dan menatap Fira. "Fira, aku tahu tapi aku hanya ingin membuatnya tidak terus-terusan menderita karena aku."
"Niat kamu baik hanya saja caranya salah, jika kamu tidak ingin Irfan menjadi korban jangan menjauhinya itu akan membuatnya sakit hati." Fira mengelus kepala Fidya dengan sayang.
Fidya diam sembari mencerna ucapan Fira, niatnya itu memang baik hanya saja caranya salah. Tapi apa salahnya Fidya ingin Irfan seperti lainnya? Tanpa beban dan terus-terusan menolongnya?. Namun, jika dipikir lagi ucapan Fira itu ada benarnya. Tidak baik harus berjauhan dengan alasan yang tidak jelas.
Fidya mengangguk. "Baiklah, aku akan meminta maaf pada Irfan."
Fira tersenyum. "Nah, gitu dong! Itu baru Fidya-ku yang cantik," ucap Fira yang malah menggodanya.
"Bisa saja." Fidya terkekeh pelan. Fidya beranjak dari duduknya dan menoleh ke Fira. "Aku kekelas dulu sekalian minta maaf sama Irfan."
Fira mengangguk. "Baiklah. Aku tetap disini karena masih ingin melihat pemandangan indah dan sejuk ini."
Fidya mengangguk kemudian membalikkan tubuhnya, belum satu langkah, Fidya berhenti saat ada orang yang menghalanginya.
Karena penasaran, Fidya mendongakkan kepalanya dan menatap si punya tubuh itu dan...
"Irfan?!" pekik Fidya terkejut.
"Fidya?" Terlihat Irfan seperti bahagia ketika Fidya ada dihadapannya. Fidya merasa bersalah harus menjauhi dirinya dari Irfan.
"Aku mau bicara sama kamu," ucap Irfan tak lupa ia menghembuskan napasnya untuk menghilangkan gugupnya karena saking lamanya tidak lagi berbicara satu sama lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALLAH, SAVE ME ! [SELESAI]
SpiritualGadis itu bernama Fidya terkadang bertanya, "mengapa hidupku tak seperti yang lainnya?" dalam benaknya akankah ia mendapatkan kebahagiaan? *** Jika saja boleh memilih Fidya ingin merasakan seperti 'yang lainnya--orang normal pada umumnya' tanpa haru...