Chapter 29 | Bertemu Dengannya?

216 22 21
                                    

Sore itu Naufal dan keluarganya berencana untuk pergi jalan-jalan sekaligus ini juga untuk perminta maafan pada Fidya yang telah mengingatnya kejadian pada waktu itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sore itu Naufal dan keluarganya berencana untuk pergi jalan-jalan sekaligus ini juga untuk perminta maafan pada Fidya yang telah mengingatnya kejadian pada waktu itu.

Mereka pergi ke kebun binatang, rasanya sudah lama sekali Fidya tidak pergi kesana karena dahulu dia seringkali menolak ketika Naufal dan Fina mengajaknya karena masih ada perasaan marah dan kesal pada mereka.

Sesampainya mereka pun langsung masuk ke kawasan kebun binatang banyak sekali yang mereka jumpa dari binatang jinak hingga binatang liar.

Namun perasaan Fidya tiba-tiba saja merasakan ada sesuatu yang mengganjal namun apa itu? Segera Fidya menepis itu semua mungkin hanya kecemasan sepintas saja hanya itu!

Fidya tidak mau terlewat kebersamaan dengan keluarganya ini apalagi saat ini keluarganya begitu lengkap. Fidya tidak mau mengacaukannya.

Fidya langsung menghampiri Naufal yang tengah sendirian disana kenapa ayahnya menyendiri? Sedangkan ini adalah moment yang tidak boleh dilewatkan untuknya.

"Ayah? Kenapa?" tanya Fidya lirih.

"Fidya?!" pekik Naufal yang seketika memeluk anaknya itu dengan erat dan menangis.

"Ayah? Jangan menangis?! Cukup!" ucap Fidya tegas karena Fidya tidak mau mendengar suara tangisan lagi dia sudah muak dengan kesedihannya itu apalagi ini Ayahnya yang menangis dia tidak rela.

"Ayah ketemu sama si brengsek itu Fid!" ucap Naufal marah. Terpaksa ia mengatakan kasar pada anaknya karena saking ia terus-terusan menahan marahnya dari tadi

Brengsek? Siapa? Bahkan Fidya tidak mengenalnya sama sekali namun justru kenapa Ayahnya mengatakan sekasar itu dihadapannya sendiri.

"Siapa Ayah? Aku tidak tahu."

Naufal melepaskan pelukannya sembari mengusap airmatanya itu dengan ujung kemejanya yang berwarna biru tua. "Kamu ingat pria yang menabrakmu?"

Fidya terhenyak mana mungkin dia lupa dengan si penabrak itu justru dia malah selalu ingat wajahnya itu. Fidya memejamkan matanya ia tidak mau tersulut dengan emosinya itu.

Kejadian yang tidak diinginkan malah terjadi..

Apakah ini pertanda penderitaan Fidya akan berakhir?

Semoga aja..

Dia selalu berharap dengan keajaiban yang datang untuknya.

Fidya mengangguk lemah. Naufal merangkul anaknya dengan lembut. "Kamu mau mendengarkan kejadian tadi?"

Sebenarnya Fidya membenci orang itu dan tidak mau mendengar lagi namun rasa penasarannya muncul dengan kejadian yang menimpa pada ayahnya mau tak mau dia mau mendengarkan curahan hati sang ayah.

"Iya Ayah Fidya mau," ucap Fidya akhirnya dengan lirih.

"Saat itu Ayah...."

Disitulah Naufal menceritakan semuanya pada Fidya,sungguh benar-benar terkejut baginya dan bahkan Fidya pernah menemuinya tadi.

ALLAH, SAVE ME ! [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang