Chapter 16 | Mimpi Buruk

304 52 27
                                    

Gadis itu sedang berjalan dengan santainya, dia melihat pemandangan alam disekitar pinggir jalan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gadis itu sedang berjalan dengan santainya, dia melihat pemandangan alam disekitar pinggir jalan. Kemudian dia ingin melihat boneka tepat disebrang, lantas dia menyebrang sendiri tanpa ditemani oleh siapapun.

Terlihat jalanan itu sepi, tiada kendaraan yang melintas dia pun menyebrang. Namun seketika mobil itu menabrak gadis itu dengan kecepatan penuh, gadis itu terlempar dan terdampar cukup jauh dari lokasi kejadian.

"Aww.." lirih Fidya kesakitan, dia memegang kepalanya yang terus saja berdenyut-denyut layaknya dijambak dengan keras. Namun dia melihat sosok hitam itu menghampiri dirinya, gadis itu ketakutan dan rasanya dia ingin berlari menjauh dari sosok hitam itu namun tubuhnya kesakitan hendak dia berdiri.

Airmatanya terus saja berlinang, sungguh ia benar-benar takut. Bayangan hitam itu terus saja menghampirinya, semakin mendekat dan mendekat dan paling mengejutkan ialah sosok bayangan itu tepat dihadapannya!

"Aku akan bunuh kamu!" ucap sosok bayangan hitam itu menggertak.

Gadis itu menggeleng dengan cepat, jelas ia tidak mau menjadi korban keji itu. Sungguh rasanya dia sulit berbicara apapun.

Dan wajah dari sosok hitam pun semakin jelas dan ternyata dia adalah Irfan!

"Irfan?" lirihnya didalam hati.

Irfan pun dengan sigap membawa pistol dari badannya dan pistol itu pun tepat berada di kepala gadis itu.

"Kamu akan mati dihadapanku!" Irfan tertawa di sela perkataannya. Gadis itu hanya pasrah dan bisa menangis, sungguh dia tidak bisa melawan. Aneh!

Irfan tanpa basa-basi langsung menekan pistol itu dan...

Duarrrrr..

Suara letusan itu terdengar sangat jelas, gadis itu hanya bisa menjerit kesakitan..

"Yaa Allah!!" teriak Fidya. Dia pun meraba kepalanya, alhasil ternyata itu adalah mimpi buruk baginya.

Fidya tidak henti-hentinya mengucapkan rasa syukur pada Allah ternyata kejadian tadi bukan kejadian yang nyata. Namun rasa sesak masih melekat pada dirinya, pembunuh itu adalah Irfan!

Kenapa harus dia sih?

Dia berdecak kesal, mimpi itu membuatnya teringat lagi pada Irfan, sampai saat ini dia masih menjauhi Irfan. Memang Fidya memilih mempercayai Hinata dibandingkan Irfan.

Namun rasa takut itu pun tiba-tiba muncul, ia takut mimpi itu akan terjadi, ia takut suatu hari nanti Irfan akan membunuhnya.

ALLAH, SAVE ME ! [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang