Chapter 32 | "Aku Tidak Bohong!"

229 19 16
                                    

Mata Fidya perlahan terbuka, ia mengedarkan pandangannya, yang ia lihat ruangan ini serba putih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mata Fidya perlahan terbuka, ia mengedarkan pandangannya, yang ia lihat ruangan ini serba putih. Dimana ia sekarang?

Fidya ingat sekarang, tadi ia mengantar Fira ke gramedia dan bertemu dengan mata elang itu, arghh! Kenapa dirinya ini harus pingsan?! Harusnya ia langsung kejar dan membawanya ke polisi.

Terlanjur.

Mungkin Allah belum bisa mentakdirkan itu padanya.

"Fidya?" suara Fira terdengar bahagia. Fidya menoleh ke arah samping kiri tepatnya Fira itu berada.

"Kamu baik-baik saja 'kan?" tanya Fira khawatir.

Fidya mengangguk lemah.

"Aku sudah menelpon Ibumu Fid."

Ucapan Fira sukses membuat Fidya terbelalak kaget. Ia tidak ingin Ibunya khawatir. Fidya mendengus pasrah, toh bua apa menyalahkan Fira sedangkan sudah terjadi?

Ia juga akan menceritakan kejadian tadi, walaupun masih ragu dan bimbang, namun itu lebih baik diceritakan bukan? Daripada akan timbul masalah nantinya.

Tok! Tok!

Pintu berbunyi, Fidya dan Fira menatap pintu itu, dengan cepat Fira membuka pintu ruangan---tepat Fidya dirawat.

"Eh Ibu? Assalamualaikum," ujar Fira tersenyum sembari mencium tangan Fina dengan hormat.

"Waalaikumsalam." Fina membalas senyuman dari Fira. Mereka melangkah masuk kedalam ruangan, dan duduk disamping Fidya yang tengah terbaring.

"Kok kamu bisa pingsan sih?" tanya Fina khawatir, sangat terlihat dari guratan wajahnya.

"Hmm---gini Bu..." Fidya berhenti mengucap karena bingung harus memulainya darimana. Fira melihat Fidya kebingungan langsung berbisik padanya, "Biar aku saja, gak apa-apa 'kan?" tanya Fira takut jadinya terkesan ikut campur.

Fidya mengangguk sebagai jawaban.

Fira menatap Fina---Ibu Fidya, ia menarik napas dengan dalam. "Begini Bu, aku sama Fidya mau pergi ke gramedia karena aku mengajak Fidya, kami berjalan disana sampai-sampai ada yang menubruk Fidya hingga terjatuh."

"Siapa orangnya?" tanya Fina penasaran.

"Aku gak tahu, tidak melihat wajahnya tapi dia pakai jaket hoodie."

Fina menghela napasnya dan matanya beralih pada Fidya, "Kamu tahu wajahnya?"

"Fidya lihat dia dengan mata elangnya Bu, bisa dikatakan aku bertemu dengan si kejam itu."

"Si kejam? Siapa?" tanya Fira heran.

Fina mendengarnya terkejut, mana mungkin Fidya bisa bertemu dengan pelaku itu? Yang bersembunyi selama 14 tahun lamanya?

"Kamu beneran lihat?"

Fidya mengangguk. "Iya Ibu, aku hafal wajahnya."

Fina menggelengkan kepala dengan tegas. "Gak mungkin kan?!"

"Ibu aku tidak bohong! Aku---aku beneran lihat dia... dan wajahnya sangat jelas, aku.."

"Cukup! Ibu tidak mau lagi mendengarnya lagi!" ucap Fina tegas.

"Ibu..." lirih Fidya. Apa Ibunya lupa dengan harapannya semalam? Apa ia sengaja melupakannya?!

Fira hanya bisa menatap mereka dengan sendu. Benar-benar berat ujian untuk Fidya, terlihat Fidya tidak pernah mengeluh bahkan menyalahkan takdir sang Illahi, sedangkan dirinya? Baru saja ada masalah ia sudah mengeluh, astagfirullah. Ia merasa malu pada dirinya sendiri.

Harapan Fira semoga Fidya tetap bertahan..

"Apa Ibu melupakannya?" tanya Fidya lirih.

Fina menatap Fidya dengan tegas. "Tidak, Ibu tahu, mungkin itu hanya halusinasi kamu saja!"

"Ibu, aku tidak bohong!" ucap Fidya dengan tegas. Airmatanya sudah berjatuhan dipipinya itu, sesekali ia mengusapnya dengan kasar.

"Jangan bahas lagi Fid! Pikirkan kesehatanmu! Dia tidak mungkin ada!"

"Kalau Allah sudah berkehendak? Ibu bisa apa?" tanya Fidya sukses membuat Fina bungkam. Fidya bangkit dari tidurnya mengubah posisinya menjadi duduk di atas kasur.

"Ibu, tidak ada yang tidak mungkin jika Allah berkehendak."

Fina mengusap wajahnya, yang sudah basah oleh air mata. Ia mendongakkan kepalanya dan menatap Fidya. "Ibu percaya Nak, maafkan Ibu.." lirih Fina.

"Iya Ibu, alhamdulillah Ibu percaya," lirih Fidya disela tangisannya itu.

Fira hanya diam dan menatap mereka saat berbicara dan sampai mereka berdebat, ia tidak mengerti apa yang mereka bicarakan.

Ia harap Fidya bisa menyelesaikan masalahnya secepatnya. Semoga Allah selalu bersama Fidya.

-🍁🍁-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-🍁🍁-

Fidya sudah ketemu sama orang itu? Mungkin prediksinya bentar lagi mau ending deh, tapi gak deng masih lama kok hehe🙏😁.

Rindu sama Irfan kagak nih?😂.
Udah lama gak muncul tuh, atau justru kangen Hinata? Hayoo😂.

Semoga kalian terus membaca cerita ini sampai ending😊.

Terima kasih sudah membaca cerita saya.💕

Salam hangat dari @fzyniaa😚

Sumedang, 1 Mei 2019
21.11 WIB

ALLAH, SAVE ME ! [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang