Chapter 37 | Teka-teki (4)

203 22 10
                                    

"Adek! Ibu sama Ayah kecelakaan?!" teriak Farhan histeris

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Adek! Ibu sama Ayah kecelakaan?!" teriak Farhan histeris. Ia duduk disamping Fidya dengan perasaan bercampur aduk. Menatap sang adik meminta jawaban yang sebenarnya.

"Sebenarnya Ibu sama Ayah gak kecelakaan...," lirih Fidya. Fidya berusaha mati-matian agar air matanya tidak jatuh, ia harus kuat, namun membayangkan kedua orangtuanya tergeletak dilumuri oleh darah, Fidya tidak bisa menahannya, ia menangis tersedu-sedu.

Farhan terkejut mendengarnya, kenapa informasinya bisa salah?

"A---aku juga tidak tahu kenapa Ibu dan Ayah seperti ini, ya Allah Kak, aku tidak sanggup melihatnya." Fidya memeluk Farhan dengan erat, menumpahkan kesedihannya.

Farhan menatap sendu pada sang adik, mengelus punggungnya, "Bisa jadi ada yang meneror keluarga kita Dek."

Fidya mengangguk lemah, "Kak, jangan pergi, jangan kuliah dulu! Aku takut Kak, please..."

Farhan menghela napasnya, memang ini tanggung jawabnya sebagai kakak laki-laki disaat Ayahnya tidak ada, ia ingin melindungi adiknya jangan sampai Fidya seperti Fina dan Naufal.

Ya Allah, selamatkanlah Ibu dan Ayah...

-🍁🍁-

"Ibu sama Ayah kenapa belum sadar juga Kak? A---aku gak sanggup melihat mereka Kak."

Farhan menatap sendu pada Fidya, mengelus punggung sang adik agar sedikit lebih tenang, "Insyaa Allah, mereka akan sembuh."

Fidya menatap tajam pada Farhan, seolah meminta kepastian pada ucapan Kakaknya barusan, "Kapan? Ini udah seminggu lebih Kak, apa Allah menghukum aku karena aku udah durhaka pada mereka?"

"Astagfirullah, Dek, ini ujian Allah untuk keluarga kita apakah kita mampu menghadapinya bukankah Allah sudah menjelaskan pada surah Al-Baqarah ayat 185 : Allah menguji seseorang sesuai dengan kemampuannya. Allah menguji kita karena kita mampu menghadapinya Dek."

Fidya menunduk, hatinya hancur melihat sosok kedua orang tuanya terbaring lemah di ruangan ICU.

"Kamu belum ganti baju?" tanya Farhan yang baru menyadari Fidya masih memakai baju seragam sekolah.

Fidya meringis pelan, ia tidak ingat apapun soal pakaiannya, yang diingatnya adalah keadaan Fina dan Naufal.

Farhan menggeleng pelan, "Sudah ganti baju sana!" titah Farhan.

Fidya gelagapan, ia takut berpergian sendirian apalagi setelah kejadian yang menimpa pada kedua orangtuanya, ia menggeleng lemah menandakan bahwa ia tidak mau.

ALLAH, SAVE ME ! [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang