Chapter 15 | Sebuah Kebahagiaan

307 59 22
                                    

Sejak kehadiran Fira, teman barunya itu sikap dinginnya Fidya mulai berkurang, Fira sangat membantu Fidya, Fina tentu sangat senang melihat anaknya yang perlahan menjadi seperti dahulu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sejak kehadiran Fira, teman barunya itu sikap dinginnya Fidya mulai berkurang, Fira sangat membantu Fidya, Fina tentu sangat senang melihat anaknya yang perlahan menjadi seperti dahulu. Begitupun Naufal sang Ayah, sangat senang mendengar apa yang dikatakan Fina sang Istrinya.

Farhan pun gembira mendengar kabar bahagia tentang Fidya, saat ini Farhan sudah berada di kosannya itu. Farhan sangat bersyukur karena dengan adanya kehadiran Fira semuanya serasa kembali seperti dahulu.

Belum sepenuhnya Fidya berubah, sikap dingin dan cueknya itu masih ada pada dirinya namun tidak separah dulu.

Fidya pun merasakan yang sama, hatinya terasa bahagia entah kenapa mungkin karena kehadiran Fira yang datang pada hidupnya itu. Awalnya memang Fidya menolak namun Fira menyakinkan dirinya, dan dia bersedia menjadi teman sekaligus teman satu-satunya bagi Fidya, hanya Fira dapat mengerti semuanya.

Dan soal Irfan, sosok lelaki yang selalu datang jika dirinya mulai menjadi korbannya Hinata dan kawan-kawannya itu, tiba-tiba saja Irfan datang dalam kehidupannya.

Bahkan Fidya masih menjauhinya, hatinya hancur padahal itu sebenarnya belum semuanya bukti yang benar namun egonya memilih tuk menjauh Irfan.

Namun dia menepis semua yang saat ini masalahnya semakin bertambah lebih baik dia harus melupakannya sejenak. Fidya merasa kembalinya jiwa yang baru padanya.

Hari ini kebetulan dia libur sekolah tak seperti biasanya dia sebahagia ini, biasanya jika dia libur dia memilih mengurung dirinya dikamar sepanjang hari, makan? Jarang kayaknya.

Dia pun membuka knop pintu kamarnya, dia melangkahkan kakinya untuk keluar dari kamarnya itu yang menjadi tempat pengurungan diri baginya.

Tentu dengan bahagianya, Fina Sang Ibunda langsung menghampirinya dan memeluknya lagi. Mungkin sudah beberapa kali Fina melakukan itu.

"Ibu?" tanya Fidya melihat Ibunya yang memeluk dirinya. Fina melepaskan pelukannya dan menatap lekat pada anaknya itu kemudian ia mengecup kening Fidya cukup lama.

Perlahan Fina melepaskan bibirnya dari kening sang anak-Fidya. "Iya Fidya? Akhirnya kamu keluar nak," ucap Fidya bahagia. Matanya berbinar-binar melihat gadis yang ada dihadapannya itu yang tak lain Fidya.

"Iya bu. Udah deh Bu liatinnya jangan gitu Bu aku malu," ucap Fidya yang malu-malu. Dia menundukkan kepalanya saking malunya.

"Iya..iya deh. Kamu mau ikut gak?" tanya Fina yang menggantikan topik pembicaraan.

"Kemana Bu?" tanya Fidya kembali.

"Jalan-jalan ke kota Bandung lalu pergi ke kajian nak. Mau gak?" tanya sang Ibu dengan antusias layaknya mendapatkan diskon di mall.

"Mau banget Bu, Ayah ikut gak?"

"Ikut nak."

"Kak Farhan?"

ALLAH, SAVE ME ! [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang