"Syafira Wardatul Muslimah, maju kedepan," ucap Pak Ahmad yang memanggil dirinya untuk maju kedepan, hari ini dia akan mempresentasikan tugasnya yang sudah ditugaskan oleh Pak Ahmad.
Hari ini merupakan pelajaran Agama, kelas Fidya dan Fira berbeda, untungnya kelas mereka bertetangga. Fidya jelas XII-IPA-1 sedangkan Fira XII-IPA-2, sebenarnya dia ingin sekali bisa satu kelas dengannya agar bisa melindungi gadis itu dari orang-orang kejam. Namun apa daya mereka hanya kelas bertetangga.
Akhirnya Fira pun kedepan dengan membacakan teks pidato hasil karyanya sendiri dengan judul "Bertoleransi Antar Agama"
Fira membacakannya dengan lantang dan intonasinya pun tepat, memang Fira jago dalam hal pidato seperti ini maka jangan heran para teman-temannya terperangah memihak aksi Fira yang terkenal dengan pendiamnya.
"Baiklah, sampai disini pidato dari saya mohon maaf apabila ada kesalahan, wabillahi wataufik walhidayah, wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh," ucap Fira dengan lantang dan kemudian duduk kembali pada bangkunya.
"Masya Allah, pidato kamu bagus Fira," puji Haifa pada Fira.
"Hehe, syukron katsiran. Jangan berlebihan," ucap Fira malu.
"Iya afwan yaa."
"Naam." Fira tersenyum dan kembali lagi menonton aksi pidato dari teman-temannya itu.
-🍁🍁-
Akhirnya pelajaran Agama pun telah berakhir dan itu juga waktunya beristirahat bagi para siswa dan siswi. Dia pun berencana untuk datang ke kelas Fidya.
Mereka sudah janjian untuk pergi ke kantin bersama. Fira pun mengetuk pintu kelas Fidya yang terdengar sangat bising.
"Assalamu'alaikum," ucap Fira sembari mengetuk pintu. Lalu seorang siswi pun datang keluar dan menghampirinya.
"Wa'alaikumussalam, kamu siapa? Dan cari siapa?" tanyanya bertubi-tubi.
"Saya Fira, temannya Fidya," jawab Fira dengan ramah kemudian ia tersenyum pada gadis yang ada dihadapannya itu.
"Ohh si pncg, kenapa kamu mau sih jadi temannya dia?" ucap gadis itu yang membuat Fira terkejut.
"Astagfirullahalazim, jaga ucapanmu ukhti, bagaimanapun kondisinya dia itu sama-sama ciptaan Allah. Saya berteman dengannya karena dia itu jadi sosok inspirasi bagi saya," ucap Fira menjelaskan.
"Iya aku tahu," ucap gadis itu dengan malas dan berhenti sejenak. "Inspirasi? apa gak salah tuh?" sambungnya dengan nada menghina.
"Astagfirullahalazim, iya dia itu inspirasi bagi saya mangkanya jangan nilai dari segi fisiknya saja, kehidupan didunia ini tidak ada yang abadi semua akan merasakan kematian dan kehancuran pada tubuh kita yang akan menyatu dengan tanah dan menyisakan tulang belulang saja," ucap Fira dengan nada tegas.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALLAH, SAVE ME ! [SELESAI]
SpiritualGadis itu bernama Fidya terkadang bertanya, "mengapa hidupku tak seperti yang lainnya?" dalam benaknya akankah ia mendapatkan kebahagiaan? *** Jika saja boleh memilih Fidya ingin merasakan seperti 'yang lainnya--orang normal pada umumnya' tanpa haru...