Pagi ini, aku sudah berdiri di depan pintu apartemen Laura. Tangan kiriku membawa sebuket bunga mawar merah berisikan 27 tangkai. Laura sangat menyukai bunga mawar, apalagi yang berwarna merah. Bunga ini aku ambil dari kebun Ibu.
Berbicara soal Ibu, sudah berjalan 4 bulan sekarang setelah kepergian Ibu. Selama aku dirumah aku selalu menyempatkan diriku untuk merawat mahakarya Ibu, menatanya, menanam bibit baru, dan semacamnya agar tetap indah terjaga. Dengan bantuan Pak Tok juga tentunya. Seperti mawar yang aku bawa ini. Aku merawatnya sendiri dari masih bibit sampai mekar seperti sekarang.
Aku juga meminta tolong Pak Tok untuk merangkai bunga ini, karena ternyata Pak Tok sangat terampil dalam merangkai buket-buket bunga seperti ini. Dan hasilnya jangan ditanya lagi. Sangat cantik. Aku yakin Laura pasti akan menyukainya.
Ditangan kananku juga membawa kantong plastik dan paper bag. Ada macaron dengan berbagai warna di dalamnya dengan jumlah 12 buah. Aku tidak tau kenapa Laura sangat menyukai makanan manis asal Prancis itu. Aku tidak terlalu suka makanan manis, berbeda dengan Laura yang sangat gemar mencicipi berbagai macam makanan manis.
Akan tetapi yang mengherankan adalah badannya tidak melebar sama sekali. Mungkin karena dia juga suka berolahraga, makanya berat badannya tetap terjaga? Sebagai seorang dokter yang memiliki jadwal yang padat, Laura selalu menyempatkan waktu senggangnya untuk berolahraga.
Aku juga membawakannya sarapan. Hanya roti gandum panggang dengan isian daging sapi asap dan sayuran. Tadi Bi Yan ikut membantuku menyiapkannya, karena aku tidak terlalu pandai urusan dapur. Aku sih bisa memasak, tapi mungkin hanya aku yang bisa menikmatinya. Ehehe.
Dijalan tadi aku juga sempatkan mampir untuk membeli minuman cokelat hangat dari kafe favoritnya. Kenapa? Karena hari ini spesial. Hari ini, tanggal 12, Laura genap berusia 27 tahun.
Aku bukan seorang yang romantis atau semacamnya itu. Aku hanya akan melakukan segalanya secara spontan. Jadi, hari ini, pagi-pagi sekali aku sudah bangun dan menyiapkan semuanya ini. Aku mau menjadi orang pertama yang dia lihat pagi ini. Kemarin sih Laura sudah mengajak ku untuk menginap disini. Tapi aku menolaknya. Bisa-bisa rencanaku hari ini tidak terwujud kan.
Tanganku memecet nomor password apartemen Laura, membuka pintunya perlahan. Aku melihat sekeliling, ruangan disini masih terlihat gelap. Secara hati-hati aku meletakkan barang-barang bawaanku tadi keatas meja pantry.
Aku menata macaron diatas piring dan menempatkan lilin angka 27 ditengahnya. Memindahkan sarapan yang aku bawa untuknya keatas piring. Aku juga meletakkan gelas cokelat panas disamping piring-piring itu.
Setelah dirasa tidak ada yang kurang, aku mengambil buket bungaku dan berjalan mengendap-endap ke kemarnya. Takut ketahuan wkwk. Kalau dipikir sih, jam-jam segini Laura pasti masih belum bangun. Tapi demi rencana yang harus berjalan sempurna, aku tetap harus berjaga-jaga untuk tidak mengeluarkan suara-suara yang dapat membangunkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kompilasi (Short Story)
Historia CortaPeringatan! Cerita ini mengandung lesbianism. Read at your own risk. Kisah tentang mereka mungkin lebih menyenangkan untuk diceritakan. Tapi kisah tentangmu, tentangku, tentang kita. Akan jauh lebih hebat. Percayalah. Cinta kita akan mengguncangka...