Dibuat pada hari Senin, 16 April 2019.
Sebelum terlambat saya ucapkan Happy Ied Mubarak bagi teman-teman yang merayakan ya! Semoga kalian selalu dalam lindungan Yang Maha Kuasa.
Fyi, saya suka sama playlist yang dibuat Leah Lewis. Lagu diatas salah satunya. Anyway, enjoy reading!
Flashback
Laura's Pov
Siang ini, seperti biasa, aku main ke rumah Nadine untuk sekedar belajar bersama. Atau lebih tepatnya, aku memperhatikan Nadine yang masih berkutat dengan buku fisikanya. Wajahnya serius memandang deretan huruf dibukunya, jemari panjangnya sibuk membuat coretan disana-sini.
Merasa bosan diabaikan olehnya, aku bergerak memposisikan diri, menjadikan pahanya sebagai bantalan untuk kepalaku. Pandangan Nadine teralihkan sebentar dan kembali berkutat dengan catatannya. Kini aku bisa lebih leluasa memandangi wajahnya.
Rambutnya dibuat messy bun, terkadang tangannya bergerak mengambil gelas, meminum air berwarna orange itu. Aku hanya bisa menelan salivaku melihat lidahnya membersihkan sisa-sisa jus di bibir atasnya dan berakhir mengulum bibirnya sendiri. Ck, why i'm so into her.
Pandanganku segera kualihkan pada daun pohon mangga yang tertiup angin. Lalu satu kalimat tercetus dari pikiranku, "Dine, kamu pernah jatuh cinta nggak sih?"
Nadine yang semula fokus menulis kini memperhatikanku dengan alis terangkat, "Kenapa emang?"
Aku menaikkan pundakku acuh, sembari menyelipkan helaian rambut kebalik telingaku, gugup karena matanya langsung menatapku, "Aku nggak pernah liat kamu pacaran selama ini. Atau cerita tentang orang yang kamu sukai."
Kerutan dikeningnya semakin nampak dalam, tangannya menopang dagu, "Emang kalau udah jatuh cinta harus pacaran, gitu?"
"Ya enggak juga, tapi kan....."
"Tapi apa?" Nadine masih menatapku, dengan tangannya yang sekarang bersedekap didepan dada. Aku menggigit bibir bawahku sebelum memberikan pertanyaan pamungkas, "Kamu pernah jatuh cinta sama siapa?"
Hatiku berdetak kencang menunggu jawabannya, "Seseorang, bahkan aku masih jatuh cinta sampai sekarang."
Auch. Seperti ada pisau tak kasat mata sedang menusuk hatiku. Aku menghembuskan nafas, berusaha sebaik mungkin menutupi ekspresi sedihku, "Siapa?"
"Rahasia." Nadine hanya tersenyum dan kembali sibuk dengan bukunya.
Aku hanya mencebikkan bibirku mendengar jawabannya. Otakku mulai berpikir untuk mengalihkan pembicaraan, akan kupancing dia kali ini, "Eh iya Dine, Jordi ngajak aku nonton loh."
Mataku memperhatikan ekspresinya yang tidak bisa aku baca. Padahal aku ingin sekali melihat responnya. Siapa tau, ada setitik harapan untukku dimasa depan?
"Oh ya?" Hanya itu? Lord! Aku berusaha menyembunyikan ekspresi kecewaku dengan memberikan pertanyaan lain, "Iya, menurutmu dia gimana?"
Nadine menaikkan bahunya sekilas dan memberikan senyumannya, "Dia sama kamu, em cocok kok cocok."
Mulutku terbuka tidak percaya diikuti nafasku yang naik turun. Sungguh aku tidak bisa menyembunyikan ekspresi kali ini, "Beneran? Nggak papa kalau aku jalan sama Jordi?"
"Ya nggak apa, kan itu hak kamu?" Sekali lagi Nadine hanya tersenyum dan kembali dengan kesibukannya diawal.
That's it. Screw that!
Tanganku menarik lehernya turun, wajahnya mulai mendekatiku dan dengan cepat mengecup bibirnya.
Mata kami saling pandang, dengan matanya yang melebar, terkejut. Tidak keluar satu katapun diantara kami. Bibirku terkulum, mengalihkan pandanganku darinya dan kembali duduk membelakangi perempuan yang baru saja aku cium itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kompilasi (Short Story)
Cerita PendekPeringatan! Cerita ini mengandung lesbianism. Read at your own risk. Kisah tentang mereka mungkin lebih menyenangkan untuk diceritakan. Tapi kisah tentangmu, tentangku, tentang kita. Akan jauh lebih hebat. Percayalah. Cinta kita akan mengguncangka...