CS-End

4.4K 431 23
                                    

07.00

Aku terbangun karena merasakan kram pada lengan kananku. Mataku terbuka secara perlahan, menyesuaikan cahaya yang masuk ke dalam ruangan ini. Setelah pandanganku lebih jelas, aku melihat punggung wanita yang masih tertidur dengan menjadikan lenganku sebagai bantalnya.

Sudut bibirku terangkat membentuk lengkungan,  merasakan sensasi hangat yang tiba-tiba muncul dalam dadaku. Aku mulai menarik lengan kananku dengan perlahan agar tidak membangunkan Gisele. Kakiku bergerak turun dari ranjang untuk mencari air putih.

Minum air putih sesudah bangun tidur pagi hari itu adalah suatu keharusan untukku. Atau akibatnya, suaraku akan menjadi serak selama setengah hari kedepan.

Setelah minum didapur, aku kembali ke kamar Gisele. Posisinya masih sama seperti tadi, punggungnya masih menghadapku.

Aku kembali naik ke ranjang dan melingkarkan lenganku diperutnya, hidungku menghirup aroma shampo yang digunakan Gisele. Hmm, menyenangkannya pagi ini. Seru kalik ya, kalau setiap hari aku bisa mendekapnya seperti ini.

Gisele mulai membuat pergerakan, sepertinya dia akan terbangun sebentar lagi. Aku hanya diam saja sambil terus mengendus belakang kepalanya. Menenangkan sekali, sepertinya shampo Gisele ini akan menjadi favoritku ehehe.

Aku melihat tangannya mulai meraba tanganku yang ada diperutnya, wajahnya menunduk untuk melihat tanganku itu.

Good morning, beautiful.”

Tubuh Gisele langsung berbalik kearah ku dengan wajah bingung. “Jadi kemarin itu bukan mimpi ya? Kamu beneran disini?”

Aku yang gemas melihat ketidak percayaannya, langsung menyentuh bibirnya dengan bibirku cepat, “Kenapa kamu tidak membuktikannya sendiri?”

Pipinya merona seketika, wajahnya tertunduk malu. Yaampun gemesin banget sih ini anak orang. Aku kembali mengarahkan bibirku untuk mengecup keningnya,

“Selamat pagi, tukang mimpi. Kita masih punya waktu 1 jam sebelum bersiap ke kantor. Mau mandi dulu atauu..” tanganku bergerak menyusup dibalik kaosnya, menyentuh kulit punggungnya dengan telapak tanganku.

Mata Gisele melebar merasakan pergerakan asing dipunggungnya. Tangannya langsung mendorongku menjauh dengan sangat kuat sebelum mencubit perutku.

“Mesum! Gini ya kelakuan asli kamu. Ih, rasain. Dasar mesumm!”

“Aw, aw, ampun sayang. Aku cuma bercanda. Ish, udah. Aku minta maaf.” Aku berusaha menghentikan cubitannya yang semakin liar di area perut dan pinggangku.

“Nggak ada pake sayang-sayangan.” Gisele semakin melancarkan aksinya.

Tanganku berhasil menghentikan aksinya dan membalikkan tubuhku berada diatasnya. Aku mengunci tangan Gisele dengan tanganku diantara kepalanya,

“Hei stop. Lihat nih, perut aku biru-biru. Kamu ah, KDRT.” Aku menaikkan bajuku sebatas dada, memperlihatkan perbuatan kejamnya padaku.

Gisele yang melihat aksiku, mengalihkan pandangannya kearah samping. Wajahnya terlihat memerah, lagi? Aku menaikkan sebelah alisku. Memandangnya dari atas sini membuat wajahnya terlihat sangat jelas dimataku.

“Muka kamu kok gampang merah sih? Oh, wait.” Aku langsung menurunkan kaosku menyadari apa yang sudah membuatnya memerah.

Aku hampir tertawa memandangnya semakin memerah, “Bukannya kamu pernah liat perut aku sebelumnya ya? Masih aja malu-malu sih?”

Gisele masih tidak berani memandangku dengan wajah memerahnya, “Oh, shut up.”

Aku tersenyum dan mulai meraih kedua tangannya dan mengalungkannya dileherku. Wajahku menunduk memandangnya. “Hei, I really want kiss you on the lips right know. Can i? May i?”

Wajahnya kini memandangku intens, “Em, morning breath?”

Who cares?” aku membawa wajahku lebih dekat padanya, hidung kami kembali saling bersentuhan.

I'll never stop trying
I'll never stop watching as you leave

Aku bernyanyi tepat didepan bibirnya, sebelum mempertemukan kedua bibir kami. Merasakan kelembutnya di bibirku, it feels amazing. Gisele sedikit mengeratkan tekanannya pada tengkukku saat merasakan bibir kami bertemu.

I'll never stop losing my breath
Every time I see you looking back at me

Aku menatap dalam kedua matanya, kembali memisahkan bibir kami dengan jarak 1 senti. Menyanyikan lirik demi lirik sebelum kembali merasakan bibir bawahnya. Bibir kami saling terpisah hanya saat aku menyanyikan lagu ini untuknya.

And I'll never stop holding your hand
I'll never stop opening your door

Tanganku menuntun kedua tangan Gisele untuk berpindah disamping kepalanya. Aku menautkan jemari kami, menggenggamnya erat mengikuti lirik lagu ini. Mataku selalu menatapnya intens setiap pandangan kami bertemu.

I'll never stop choosing you, babe
I'll never get used to you

Jariku bergerak menyusuri wajahnya, menyelesaikan lirik terakhir. Sebelum terus menyatukan bibirnya dengan bibirku sampai kami kehabisan nafas.

Aku menatap Gisele yang masih menutup matanya. Setelah itu kelopak matanya mulai terbuka, dan pandangannya bertubrukan dengan pandanganku. Gisele menggigit bibir bawahnya, menatapku masih mencari oksigen.

“Tau apa yang lebih menyenangkan dari jatuh cinta pada pandangan pertama?”

Gisele menatapku bingung, aku melirik bibirnya yang membengkak karena ulah kami, sebelum kembali memandang intens kedua bola matanya.

“Memiliki kamu dibawah tubuhku, pagi ini.” Aku tersenyum dan mengedipkan sebelah mataku padanya.

You are such a pervert!” Gisele memukul bagian depan tubuhku, tapi tidak terlalu kencang seperti kemarin.

Okay, me being pervert? Yes, but you like me. Let’s go. Kita harus siap-siap kerja.” Aku membiarkannya memukulku, setelah dia puas aku mengalungkan kembali tangannya dileherku. Mengajaknya untuk bersiap-siap pergi ke kantor.

Gisele tersenyum, mengecup pipiku dan mengatakan hal yang membuatku lebih melebarkan senyuman. Membawanya dalam pelukanku dan menurunkannya dari atas ranjang.

Ini hanya sebuah permulaan, permulaan awal dari perjalanan kisah kami. Kisah dalam memperjuangkan cinta yang jatuh pada pandangan pertama.

I like me better when I’m with you.”

END

Hello everybody! Shalom! Gimana cerita saya kali ini?

Jadi, ide cerita ini saya dapatkan sewaktu saya membuat rekening baru di suatu bank. Terus diajak ngobrol banyak sama customer service nya, terus, terus, terus, terbitlah kisah Dominique dengan Gisele. Ya, Sesimpel itu.
Ternyata ide suatu cerita bisa didapatkan dari mana saja loh.

By the way. Terimakasih untuk yang sudah bersedia membaca bahkan menantikannya sampai akhir. Juga, terimakasih banyak untuk kalian yang sudah memberikan vote dan komentarnya. Kalian luar biasa!

Kisah Dominique-Gisele selesai sampai disini ya. Karena kemungkinan tidak akan ada special part.

Thankyou so much.
See you next story! (kalau ada yang nyangkut)

Kompilasi (Short Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang