First-End

4.2K 366 29
                                    

Kate's Pov

Kepalaku terasa sangat berat saat aku membuka mata. Mataku mengerjap beberapa kali menatap langit-langit kamar hotel. Siapa yang bawa aku ke kamar? Rasanya kemarin aku masih minum--

Aku langsung menolehkan kepalaku ke samping dan melihat punggung polos wanita yang sangat aku kenal. Shit. God. What have I done? You never get drunk stupid! Merde.

Aku duduk dan mengusap wajahku kasar. Apa yang harus aku katakan padanya nanti? Sialan. Aku beranjak bangun dari tempat tidur dan keluar dari kamar masih dengan kemeja dan celanaku. Great. Aku masih berpakaian dan dia sudah polos. Mierda! Tidak sanggup jika aku harus menatap wajahnya saat ini.

Ini nih ekspresi nya Kate, dapet banget.

Ini nih ekspresi nya Kate, dapet banget

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kakiku melangkah menuju restoran hotel. Sepertinya aku harus menjernihkan pikiranku dulu sebelum mengahadap Anes nantinya. Selama satu setengah jam disini aku sudah menghabiskan beberapa gelas teh dan air putih untuk menghilangkan hangover ku.

Aku tidak pernah mabuk sebelumnya, selama ini aku sudah banyak mencicipi banyak wine dan tidak pernah sedikitpun menujukkan tanda-tanda akan mabuk. Hmm. Mungkin kemarin alkohol yang masuk dalam tubuhku sudah benar-benar melampaui batas kekuatanku. Bodoh.

Setelah dirasa cukup, aku memutuskan kembali ke kamar. Apapun yang akan terjadi nantinya, aku harus berani menghadapi resikonya. Aku membuka knop pintu kamar dan melihat punggung polosnya dibalut selimut putih dari hotel, dia berdiri membelakangiku menghadap jendela.

 Aku membuka knop pintu kamar dan melihat punggung polosnya dibalut selimut putih dari hotel, dia berdiri membelakangiku menghadap jendela

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Anes." Aku mendekat padanya berusaha meraih tangannya.

"Kenapa aku merasa seperti barang yang habis kamu pake, terus bisa kamu tinggalin gitu aja." Katanya tanpa sedikitpun menoleh padaku.

Aku mendekat dan memberanikan diriku memeluknya dari belakang, "Maafin aku." Hanya itu yang terucap dari mulut bodohku.

"Kenapa kamu pergi gitu aja tanpa bangunin aku? 2 jam, Kate. Aku pikir kamu ninggalin aku sendiri disini. Kamu pikir, aku ini apa? Lacur?." Suaranya terdengar bergetar.

Kompilasi (Short Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang