CS-4

4K 429 10
                                    

Gisele kembali dengan minyak oles ditangannya. Dia duduk dipinggiran sofa yang kugunakan untuk merebahkan badan.

"Buka kaos kamu."



Aku hanya mengguman, karena tidak kuat mengeluarkan suara.

“A-aku, mau bantu kamu olesin ini. Cepetan b-buka.”

Aku tersenyum memandang wajahnya yang memerah. Kalau aku sedang tidak lemas seperti ini, aku pastikan sudah mencubit pipinya itu.

Tanpa rasa malu, aku menuruti perkataannya dengan menaikkan kaosku hingga sebatas dada, agar dia bisa mengoleskan minyak itu.

Kulitku seketika merinding merasakan sentuhan tangan Gisele dengan kulit perutku.

OhmyGod. Aku harus bahagia atau gimana atas insiden ini?

Setelah merasakan efek panas dari minyak tadi, perutku sudah lebih baik sekarang. Mungkin efek pedasnya masih akan terasa sampai 2 hari ini. Untunglah hari ini Jumat, jadi aku bisa beristirahat selama weekends ini dikosan.

“Sepertinya sudah 3 tahun ini aku tidak makan pedas.” Gisele masih mengusap-usap perutku.

“Aku tidak bisa makan makanan yang ada cabainya, walaupun itu cuma setengah biji.”

“Tapi hari ini, dengan bodohnya kamu makan rica-rica dengan 10 cabai.” Gisele kembali menurunkan kaosku dan menaruh botol minyaknya diatas meja.

“Tapi kalau boleh jujur, masakan kamu enak.”

Gisele hanya memutar bola matanya malas dan aku hanya tertawa menanggapinya.

“Ada efek lainnya?”

“Hm? Selain perut aku panas melilit, kepala aku jadi pusing selama 2 hari. Dan setelah itu aku akan baik-baik saja.” Dia hanya menganggukan kepalanya.

“Kamu tinggal sendiri?”

“Iya.” Aku menangkap ekspresi lain diwajahnya, seperti sedih dan kecewa.

Aku memberanikan diri untuk menggenggam tangan yang ada diatas pahanya,

“Makasih ya udah ijinin aku masuk ke rumah kamu, aku suka desain rumah kamu. Kalau butuh bantuan desain interior rumah kamu, panggil aku aja. Kamu tau pekerjaan aku kan? Juga makasih untuk rica-ricanya. You are amazing.”

Gisele kembali menampakkan senyum malu-malunya itu lagi. Dia hanya diam saja saat aku memegang tangannya,

“Anggrek.”

“Hm?”

“Bunga kesukaan aku.”

Well, okay. Aku akan mengingatnya lain kali.” dengan ibu jariku yang bergerak dengan sendirinya untuk mengelus lembut punggung tangannya.

*****

18.30

Hubunganku dengan Gisele masih belum mengalami peningkatan. Setelah pulang dari rumahnya 4 hari yang lalu, aku belum sempat menemuinya lagi.

Aku harus mengurus beberapa hal untuk proyek yang ada di luar kota 2 hari ini. Dan syukurlah, efek pedas itu sudah menghilang.

Dan hari ini, aku memutuskan untuk mengunjungi rumah Gisele. Ada secuil rindu yang mencuat ingin disalurkan rasanya. Aku juga membawa bunga anggrek dan kue-kue kecil untuknya, semoga saja dia suka.

Semua ini kulakukan untuk memberikan kesan padanya, dan tentu saja yang paling penting adalah untuk merebut hatinya. Masih aja ya lu usaha! Masih dong!

Kompilasi (Short Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang