CS-3

3.9K 408 8
                                    

18.00

Tepat satu minggu sudah, setelah aku mengantarkan Gisele pulang. Aku hanya mengantarkannya sampai didepan komplek saja waktu itu, karena dia yang memintanya. Mungkin dia tidak mau aku tahu letak rumahnya.

Tapi sore ini, dengan berani, aku berencana untuk mengunjungi rumah Gisele. Yah, walaupun aku belum tau persis letak rumahnya. Dan bukan Dominique namanya, kalau aku tidak bisa menemukan rumah si pujaan hati. Wkwk, ngawur!

Saat ini, tanganku sudah memegangi satu buket buah stroberi dan tanganku yang lain menekan bel didekat pintu rumahnya. Aku tidak sabar melihat ekspresi wajahnya saat melihatku nanti. Kaget kah? Senang kah? Atau malah sebal? Wkwk

Setelah dua kali menekan bel, pintu rumahnya mulai terbuka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah dua kali menekan bel, pintu rumahnya mulai terbuka. Dan terlihatlah wanita cantik dengan tanktop warna hitam dan hotpantsnya. Gisele. Dia memiliki kulit yang tidak terlalu putih tapi juga tidak terlalu coklat, warna khas kulit Indonesia. Pakaian itu membuat leher hingga tulang selangkanya terekspos di depanku.

Mataku berkedip dengan sangat lambat memandangnya, sedangkan matanya melebar terkejut melihatku muncul didepan rumahnya. Reflek, dia langsung menutup pintu rumahnya, menyisakan sedikit celah untuk kepalanya.

"Kamu kenapa disini? Tau rumahku dari mana? Kamu nguntit aku ya?"

"Eh, ah, jangan salah sangka. Aku tadi tanya satpam didepan tentang rumah kamu. Ini, aku bawain kamu stroberi. Aku nggak tau kamu suka bunga apa, jadi aku pilih stroberi aja."

Dia mengerutkan dahinya, matanya memicing memandangku dari atas ke bawah, "Kamu lama-lama nyeremin tau nggak? Tiba-tiba ada didepan rumah aku, bawa gituan lagi. Kamu terobsesi ya sama aku?"

Aku meringis mendengarkan perkataannya, aku merasakan cubitan lagi di hatiku. Dia benar juga. Siapapun pasti akan marah melihat orang asing yang sering mengganggunya tiba-tiba muncul didepan rumahnya. Mungkin memang aku sudah tidak ada kesempatan? Aih, nyerinya hati aku.

"Maaf deh udah ngagetin kamu. Anggap saja ini sebagai permintaan maaf aku karena udah ganggu kamu selama ini. Kalau kamu memang tidak nyaman dengan kehadiran aku, aku mau pulang aja. Ini, terima." Aku menyerahkan buket stroberi itu padanya, tapi dia hanya diam saja memandangku.

Aku menghembuskan nafasku sebelum meletakkan buket itu didepan pintu rumahnya dan beranjak menuju motorku. Tapi langkah kakiku terhenti saat mendengarkan suaranya.

"Tunggu!" Gisele membuka pintunya lebih lebar sehingga badannnya sekarang terlihat. Dia melipat kedua tangannya didepan dada.

"Apa alasan kamu deketin aku terus?" aku langsung membalikkan badanku dan memandangnya serius.

"Kamu pernah merasakan cinta pada pandangan pertama? Itu yang aku rasakan sama kamu."

Gisele terdiam, sepertinya dia terkejut mendengarkan pengakuanku, "Aku tidak ada niatan jahat sama kamu. Aku tidak mau macam-macam. Aku cuma mau mengenal kamu lebih dekat. Aku tidak bermaksud mengganggu hidup kamu, Gisele."

Kompilasi (Short Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang