Dibuat pada Kamis, 23 Mei 2019
Saya putuskan untuk publish cerita ini lagi. Setelah dibaca ulang saya jadi mikir, kok cerita ini tidak saya lanjutkan ya? Hehe.
Sore ini ditengah banyaknya kerumunan manusia dalam ruangan kantor dilantai 5, ada disana, wanita yang menjadi dambaan hati setiap pegawai. Siapa menyangka jika wanita yang dianggap single itu sudah memiliki kekasih? Sungguh beruntungnya diriku ini, bisa menjadi pemilik hati wanita itu. Ya, kami bekerja ditempat yang sama namun berbeda divisi. Kami dipertemukan oleh beberapa proyek.
Seiring berjalannya waktu kami menjadi semakin dekat dan mengambil komitmen untuk menjalin hubungan yang lebih intim. Walaupun satu kantor, kami tetap menjaga profesionalitas. Saat didalam kantor, kami bersikap dan berinteraksi seperti teman. Teman yang tidak terlalu dekat. Orang-orang juga mengenali kami sebagai sepasang teman yang jarang berinteraksi. Kami sudah sepakat akan hal itu. Hubungan kami, hanya kami saja yang mengetahuinya. Tidak perlu ada orang lain yang tau.
Kantor kami juga tidak mengijinkan pegawainya saling memiliki hubungan romantis. Jika ketahuan, kalian tau sendiri apa yang akan terjadi. Melihat fakta itu, orang straight saja bisa kena, lantas bagaimana dengan kami? Ada banyak sekali hal yang akan kami korbankan jika hubungan kami terkespos. Bisa celaka!
Aku sedari tadi berdiri menyender diambang pintu, memperhatikannya tertawa bersama teman-temannya merayakan ulang tahun manager mereka. Jam kerja kami telah usai, aku sudah dikabari sedari pagi kalau dia akan pulang terlambat karena acara ini. Dia menyuruhku untuk pulang duluan, tapi tidak ah, aku ingin menunggunya dan pulang bersama. Beberapa hari ini kami disibukan dengan meeting diluar kantor yang membuatku tidak bisa menemuinya atau sekedar berpapasan di kantor. Menyebalkan.
Bibirku menyunggingkan senyuman saat pandangan kami bertemu, minuman yang sedari tadi dipegangnya ditaruh keatas meja dan berjalan mendekatiku.
"Kamu kok disini? Aku kan udah bilang kamu bisa pulang duluan?"
"Iya kamu memang bilang, tapi aku kangen pengen liat kamu." Sedikit merendahkan suaraku saat kata kangen itu terucap dari bibirku. You know why.
Dia tersenyum malu, kepalanya menoleh kebelakang, kearah teman-temannya, lalu kembali melihatku, "Yaudah aku pamit duluan ya, kita pulang bareng?"
"Nggak papa emang kamu pergi duluan? Aku bisa nunggu."
"Nggak apa, kamu tunggu didepan lift aja ya?" Bersikeras, dia lantas kembali dalam kerumunan, meninggalkanku yang langsung menuju kearah lift.
Tidak berapa lama, dia keluar dari ruangannya, menghampiriku, "Yuk?"
Aku melihatnya sebentar, memperhatikan penampilannya, masih tetap rapi seperti tadi pagi. Menawan. "Kamu capek nggak? Kita lewat tangga aja yuk?"
Keningnya berkerut bingung mendengar ajakanku, aku tersenyum dan kembali berucap, "Biar lebih lama sama kamunya." Aku tidak bisa mengontrol senyumanku sekarang melihatnya ikut tersenyum.
Dengan anggukannya kami berjalan lewat tangga darurat, tangga yang jarang sekali dilewati orang-orang apalagi sekarang sudah lewat waktunya pulang kantor. Setelah pintu darurat itu tertutup, tanganku langsung menyambar tangannya, menyatukannya dengan milikku. Rasa hangat langsung menyebar dikulit tangan kami.
"Oh, lewat tangga darurut cuma buat gandeng tangan aku?"
"Loh iya dong, emang kamu mau ngapain lagi disini?" tanyaku sembari mengarahkan genggaman tangan kami kearah bibir untuk kucium. Walaupun disini cukup gelap, aku masih bisa melihatnya tersipu. Loved it.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kompilasi (Short Story)
Short StoryPeringatan! Cerita ini mengandung lesbianism. Read at your own risk. Kisah tentang mereka mungkin lebih menyenangkan untuk diceritakan. Tapi kisah tentangmu, tentangku, tentang kita. Akan jauh lebih hebat. Percayalah. Cinta kita akan mengguncangka...