08.00
Bola mataku mulai bergerak tidak nyaman didalam kelopak mataku yang masih tertutup. Merasa terganggu dengan suara alarm ponselku. Tanganku meraih ponsel yang aku taruh diatas nakas sampingku dan mematikan alarmnya. Mataku menangkap note kecil berwarna hijau disamping jam weker Gisele.
'Aku berangkat kerja. Maaf aku tidak membangunkan kamu. Aku buatkan toast di meja makan. Ada susu dikulkas, kalau kamu mau. Aku tidak tahu toping yang kamu sukai, jadi aku buat original aja. Btw, jaketmu aku bawa ya? Hv a good day.'
GNotenya membuatku melebarkan senyuman. Glory to God, karena indahnya pagi hari ini. Aku berharap ini bisa jadi awal yang baik untukku. Tapi tunggu! Bukannya kemarin dia baru hampir aja di--
KOK DIA UDAH BERANGKAT KERJA? Apa dia tidak trauma? Apa secepat itu dia bisa melupakan kejadian tadi malam? Atau gimana??? Ugh.
Aku bergegas menuju kamar mandi Gisele, sebelum pulang ke kosan, dan bersiap ke kantor.
*****
15.45
Seharian ini, aku tidak bisa menyembunyikan raut bahagia diwajahku. Tak sabar rasanya ingin melihat Gisele lagi. Tepat jam empat kurang limabelas, pekerjaanku sudah terselesaikan dengan rapi. Tinggal menunggu persetujuan dari si bos saja. Dan, itu bisa dilakukan esok hari. Yeay! Aku memang sengaja menyelesaikan pekerjaanku lebih cepat, agar aku bisa menunggu Gisele pulang dari kantor.
Aku mulai merapikan meja kerjaku, membuang sampah kertas yang ada diatas meja, dan memasukkan ponsel ke dalam saku celanaku.
"Buset dah, pagi bener lu pulangnya. Kerjaan udah beres emang?" itu adalah suara Mas Juki, salah satu teman di divisiku juga.
"Yaelah, Mas. Ini mah udah sore. Kerjaan mah beres, kan aku mau ketemu calon pacar." Aku memberikan senyuman jahilku padanya, sembari menaik turunkan alisku.
"Laguan lu calon pacar segala. Laku lu emang?"
"Iya deh, apalah dayaku yang jomblo ini. Kalah deh aku kalau sama Mas Juki yang backing-an nya banyak." Kataku sambil berlalu meninggalkannya yang tertawa terbahak dibelakangku.
Hari ini, aku juga sengaja menyiapkan helm untuk Gisele. Sebenarnya, aku berencana mengajaknya makan sehabis pulang kantor. Ada tempat makan khas Korea yang ingin aku kunjungi, siapa tau Gisele suka dengan masakan Korea. Kalau aku sih makan apa aja, tidak masalah. Yang paling penting adalah no cabe-cabe an club.
Motorku sudah sampai diparkiran kantor Gisele. Aku melepas helm ku dan duduk menghadap pintu masuk bank. Mataku melihat setiap orang yang lewat, memastikan agar Gisele tidak terlewatkan. Sekitar 30 menit aku menunggu, aku melirik jam tanganku yang sudah menunjukkan angka 16.30.
Tepat saat aku menaikkan kepalaku kembali pada pintu masuk bank, disana, penantianku terbalaskan. Gisele keluar dengan seragam khas nya, tapi kali ini dia memakai celana panjang. Tangannya memegang tas dan jaketku(?)
Sebelum dia keluar dari area bank, aku memanggilnya. Dia mencari arah sumber suara yang memanggil namanya, dan aku melambaikan tanganku sambil tersenyum padanya.
"Hai. Apa kabar? Kok kamu sudah berangkat kerja, sih?"
"Kok kamu disini? Mau ambil jaket?" Gisele mengalihkan pembicaan, sepertinya dia sedang tidak ingin membicarakan kejadian lalu.
"Of course not. Aku mau antar kamu pulang, boleh?" aku menatap tepat dimatanya.
Gisele hanya mengangguk, dia menundukkan kepalanya. Seperti berusaha menghindari tatapan mataku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kompilasi (Short Story)
Historia CortaPeringatan! Cerita ini mengandung lesbianism. Read at your own risk. Kisah tentang mereka mungkin lebih menyenangkan untuk diceritakan. Tapi kisah tentangmu, tentangku, tentang kita. Akan jauh lebih hebat. Percayalah. Cinta kita akan mengguncangka...