Bagian. 3

196 12 1
                                    

Mau ngasih tau dulu hehe disini skrang ada sastra lho😝😝😝























Pagi hari rea sedang berada di depan meja rias nya, sedang merapihkan rambut nya, rasanya hari ini rea ingin mengikat rambut nya saja, sudah lama rambut nya tidak dikuncir kuda

"di kuncir gini lucu kali ya" gunam rea stelah melihat dirinya di kaca

"jadi inget waktu kecil dulu, sring dikuncir sama bang rey, bang rea kangen" ucap rea dengan mimik wajah sedihnya

"reaa sarapan dlu sayang" teriak siska

"bentar" jawabnya simple

Setelah memutar mutar badanya dan sesekli melihat dirinya di cermin besar miliknya akhirnya rea berjalan menuruni tangga, lebih tepatnya untuk sarapan bersama dua orang yg berharga, siapa lagi kalau bukan siska dan rudi

"pagi mah, pah" sapa rea sambil mengecup pipi rudi dan siska bergantian

"pagi gadis papa" jawab rudi

"duduk re, sarapan dlu" tumpah siska sambil mengolesi roti untuk sarapan anak gadis nya

"tumben anak gadis papa bangun pagi"

"papa ihh rea bangun pagi salah bangun siang salah, lama lama rea serasa raisa 'serba salah' "cerocos rea

" hahahaha" tawa siska dan rudi pun pecah, dan rea hanya memasang wajah melasnya

"papah ih rmbut rea berantakan tau" ucap rea sambil merapihkan rambutnya yg brusan diacak acak oleh rudi

"anak papah udah gede aja, udah tau caranya ngelucu"

"papah rea udah 16 menuju 17tahun, dan bntar lagi rea jadi kelas 12" ucap rea smbil menepuk nepuk dadanya, bak seorang pahlawan

Siska dan rudi hanya geleng geleng kepala melihat anak gadis nya, rasanya baru kemarin rea belajar berjalan, rea menangis meminta es krim, segitu cepat nya waktu berlalu??

"pah mah rea brngkat sekolah dlu" ucap rea sambil mencium punggung tangan rudi dan siska bergantian

"hati hati re"

"hati hati gadis papah"

Rea hanya tersenyum dan melangkah keluar mencari pa toro untk mengantar nya menuju sekolah tercinta

"pa toro brngkat sekarang ya " ucap rea dan mulai memasuki mobil nya

Hening. Itulah yg terjadi di mobil rea, pa toro yg fokus mengendarai mobil dan rea yg fokus ke benda pipih yg ada di tangannya

20menit sampai di sekolah, rea berjalan dengan wajah yg tidk bisa di jelaskan, tidak ada senyuman sedikit pun di wajah nya, namun tak mengurangi paras cantiknya

"rea! " suara tegas nan menggelar itu mampu membuat rea kembalikan badannya

" hay rea" sapa seorang laki laki tinggi nan putih, dengan senyuman yg tak pernah luntur sedikit pun ketika berhadapan dengan rea

"hay too" jawabnya rea

"re senyum dong, awali hari dengan senyuman" ucap devan seseorang yg tadi memanggil rea

"hah apa maksud loh? Awali hari dengan senyuman? Gue udh nyoba awali hari dengan senyuman tapi pas gue sampe ke gerbang sekolah gue lngsung laper. Awali hari tuh dengan sarapan bukn senyuman" cerocos rea panjang lebar

"hahahhaa" tawa devan pecah

"ngapain loh ketawa? " tanya rea dengan ekspresi kesalnya

" ternyata seorang reani tri rezzalan si gadis dingin bisa ngelawak juga" ucap devan dengan napas ngos ngosan menahan tawa nya

-PLUTO-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang