Bagian. 59

55 2 0
                                    

"jadi gimana rencananya? Kita mau laksanain sekarang?" tanya putri. Fire, diana, dan putri sedang berada di dalam mobil.

"tunggu saatnya" fire tersenyum licik.

"mau sampe kapan? Greget gue sama si rea!"

"loh gak bisa liat si rea lagi sama si Devan? Loh mau devan yang celaka hah?" sinis fire menunjuk ke arah rea dan devan yang sedang asik berbincang.

"Yakin mau di jemput? Gue anter aja ya" pintar devan lembut.

"gue gak bisa dev, udah terlanjur janji" tolak rea secara halus.

"yaudah gue bakal temenin loh sampe bang reyhand datang!" jawab devan bersemangat.

"gak usah, loh pulang duluan aja sana, gue bisa nunggu sendiri" rea berjalan ke luar, menuju halte dimana ia akan menunggu sang kakak.

Dengan cepat Devan menyusul nya. "ehhhh ehh tungguin dulu pangeran dong! Kan sebagai bakti pangeran kepada sang ratu!" ucap reyhand lebay dengan tangan ia rentangkan ke jalanan.

"ihhhh loh apaan sih! Entar ada mobil!" rea langsung mencekal tangan devan yang terbentang menghalangi jalan.

"cieee... Cie perhatian cie" devan menggoda rea dengan melirik ke arah tangan nya yang dipegang rea.
Rea tampak tersipu malu mendengar nya.

"paansih!" rea langsung melepaskan Genggaman tangannya kasar. "Geer!" elak rea memutar bola matanya malas.

"bilang aja khawatir kan kan!" devan menoel dagu rea genit.

"dev...... Serius ah! Udah cepetan kita kesana, jangan di jalanan gini, entar ketabrak lagi"

Saat fire melihat insiden dimana Devan menoel dagu rea, seketika napasnya memburu, muka nya memerah menahan amarah, ada rasa kecewa di pelupuk hatinya.

"laksanakan sekarang! Gue udah muak liat muka so cantiknya si rea!" fire bersiap siap melaksanakan aksi jahatnya, sahabat sahabat nya hanya tersenyum licik.

"bagus! Siapkan semuanya fir!" seru Diana bersemangat.

Fire pun memegang stir kuat kuat, mengumpat dalam hatinya. "mati loh sekarang Reani!" gerutu fire dalam hati.

Seketika fire membawa mobil nya menuju rea yang sedang berjalan di pinggir jalan. Fire menacap gas sekencang mungkin, sahabat sahabat nya hanya tertawa bahagia melihat aksi gila fire. Inilah bukan sahabat, karna sejati nya sahabat, ialah ia yang selalu mendukung kedalam kebaikan, bukan sebaliknya.

"Aaaaaaaaaaaaaaaaaaa!!" teriak rea melihat mobil berwarna hitam sedang melaju kearah nya dengan cepat dan bulak belok.

Devan yang terkejut akan teriakan rea, berbalik dan segera mendorong rea ke pinggir jalan, hingga rea terbentur pelan.

"Awwwww" lirih rea kesakitan, badannya ambruk di rerumputan berwarna hijau muda. Matanya melirik ke arah devan, dan seketika.

"brakkkkkk, buggg" Devan terpental beberapa meter, setelah mobil tadi menabrak devan.

Rea berteriak histeris melihat kejadian ini. Devan menggantikan posisi nya, seharusnya yang tertabrak adalah rea.

"DEVAN!!!!" teriak rea histeris.

Devan tersenyum melirik ke arah rea. Rea Berlarian menuju devan yang berlumuran darah di seragam nya, saat saat seperti ini devan masih bisa tersenyum, sedang tubuhnya sedang terserang rasa sakit.

-PLUTO-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang