Setelah rea pulang diantar devan, ia langsung pergi ke kamar tak memperdulikan teriakan siska, dan tak memperdulikan perut nya yang meronta ronta meminta asupan gizi.
Rea mengkunci pintu kamarnya, ia berbaring di tempat tidur nya dengan pakaian sekolah, padahal hari sudah mau magrib.
"apa gue sejahat itu?"
"apa gue gak bisa buka hati buat devan? Arggghh!!! Loh kejam reani loh kejam!!"
"loh gak pernah ngertiin perasaan devan! Loh seakan akan membawa devan ke atas langit lalu menjatuhkan dia ke dasar jurang." rea terus berteriak mengeluarkan semua unek unek di diri nya
Siska dan reyhand yang mendengar teriakan rea menjadi cemas, siska dan reyhand lari ke kamar rea.
"ree ree are you oke?" tanya reyhand cemas mengetuk ngetuk pintu kamar re.
"rea jawab!! Jangan bikin mamah khawatir!" teriak siska tak kalah cemas.
"REANI!! jawab mamah kamu kenapa?" siska terus berteriak dan mengetuk pintu kamar rea.
"rea gapapa mah bang" teriak rea di dalam, nada suara nya biasa saja tidak ada yang aneh, ahh sungguh rea ini pintar menyembunyikan perasaan.
Akhirnya rea dan siska menghela napas lega, ia kira rea bakal macam macam, ternyata ia masih bisa menjawab dengan lembut dan seperti biasa, mungkin hanya reyhand dan siska saja yang terlalu cemas.
Reyhand dan siska memberikan waktu untuk rea menenangkan dirinya, hingga lada saat jam 19:40 pintu rumah rea di ketuk beberapa kali siska, rudi, dan reyhand yang sedang duduk mengobrol pun jadi terganggu.
"biar mamah yang bukain" siska berdiri dari duduk nya berjalan menuju pintu.
Hingga pandangan siska menemukan dua orang gadis yang tengah tersenyum ke arah nya membawa ransel sekolah.
"selamat malam tante" ucap lia dan gesya barengan, mereka menyalami punggung tangan siska.
Lia dan Gesya memang sudah akrab dengan siska, karna mereka berteman sudah lama, jadi sudah tak asing lagi dengn siska.
"ehh kalian, yuk masuk malam malam gak baik diluar" ucap siska ia tersenyum ke arah dua gadis dihadapannya ini.
Lia dan Gesya menurut ia mengikuti langkah siska, hingga siska membawa mereka ke ruang tengah tempat rudi dan reyhand duduk.
Rudi dan reyhand melirik ke arah siska, lia dan gesya.
"ehh gesya sama lia tumben malam malam kesini?" tanya rudi.
"iya om kita mau nginep" jawab gesya tersenyum manis.
Gesya tak menjawab ia hanya fokus memperhatikan reyhand yang duduk manis memegang remot tv
"berkat bang rey gue jadi percaya sama hadist allah 'nikmat mana yang engkau dustakan' bener bener sempurna" ucap lia dalam hati menatap kagum ke arah reyhand."yaudah langsung ke atas aja, rea juga lagi galau deh, dari tadi gak keluar keluar!" nada bicara siska nampak begitu khawatir.
"galau? Galau kenapa tan?" tanya gesya aneh alis di naikan sebelah.
"tante kira kalian tau".
"kita gak tau tan, rea gak cerita apa apa" ucap lia mengalihkan pandangannya.
"palingan tuh anak lagi mabok asmara, biasa lah mah pah ABG jaman now kebnyakn galau" ucap reyhand santai terfokus menatap tv.
"iya juga sih" siska nampak berfikir dengan ucapan reyhand barusan.
"yaudah kalian ke atas saja cari tau kenapa rea galau, nanti kasih tau om sama tante ya, kita khawatir soalnya" perintah rudi.
Lia dan gesya mengangguk dan berjalan menginjak satu persatu anak tangga, karan kamar rea berada di lantai dua artinya mereka harus berjalan melewati tangga terlebih dahulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
-PLUTO-
Teen FictionIni bukan cerita bad boy dan bad girl yang bertemu lalu jatuh cinta, ini hanyalah cerita anak SMA yang berusaha mencari kembali kepingan hati yang hilang ditelan waktu.