"ada apa sas? Tumben ngajak gue ketemu di taman sekolah, loh gak rindu gue kan?" tanya santi dengan kekehannya. Santi dan sastra sedang berada di taman sekolah, sastra mengajak santi, saat setelah rea menjelaskan semuanya tadi sastra langsung menghampiri santi, entah maksud nya apa.
"gue serius santi!" geram sastra.
"ya terus loh ngapain ngajak gue kesini sastra indragunawan?"
"gue pengen cerita, tapi loh janji harus kasih saran"
"ada duit saran jalan terus, gak ada duit saran mogok!" cengir santi.
"ehhh loh ya san, itungan banget sama sahabat sendiri, gue serius Gabriella susantiana!"
"apa? Tumben banget loh mau curhat? Tentang apa? Jangan tentang pelajaran ya gue gak ngerti sumpah" santi memegang kepalanya seperti menahan pusing.
"menurut loh, gue harus mundur apa maju? Maksudnya gue bingung antara merjuangin rea atau enggak" jelas sastra.
Santi menatap sastra dengan alis dinaikan sebelah. "rea? Maksud nya gimana nih? Gue gagal paham" santi membalikkan badannya menghadap sastra.
"gue.... Gue suka rea san, gue gak tau ini rasa sayang atau bukan, yang jelas kalau gue deket sama dia, gue ngerasa nyaman, detak jantung gue berpacu lebih cepat, gue gak ngerti ini maksud nya apa!"
Degggg detak jantung santi seakan akan berhenti sejenak, untuk pertama kalinya sastra cerita tentang perempuan.
"loh kenapa curhat sama gue sas? Secara tidak langsung loh nyakitin hati gue, perih rasanya" ucap santi dalam hati.
"tapi devan juga cinta sama rea, gue gak ngerti harus gimana, mana mungkin gue suka sama satu cwe yang sama dengan sahabat gue sendiri, gue tau gue salah kenapa bisa sih suka sama rea? Gue bingung!" sastra menundukkan kepala nya prustasi.
"loh gak usah bingung sas, turutin apa kata hati loh, kalau loh emang suka sama rea kenapa gak loh coba perjuangin dia?" bibir santi terasa keluh mengucapkan saran untuk sastra. Ia sendiri ingin memiliki sastra, tapi santi tidak boleh egois, kebahagiaan sastra jauh lebih penting daripada kebahagiaan nya.
"tapi bagaimana dengan devan? Gue gak mungkin kan bersaing sama sahabat gue sendiri?"
"kenapa harus gak mungkin? Loh bersaing secara sehat. Ingat sebelum jalur kuning melengkung semua orang berhak menikung" santi memegang pundak sastra, menyalurkan energi positif nya.
"Sas, dengerin gue, untuk pertama kalinya loh jatuh cinta sama wanita dengan secepat ini, gue gak mau loh ngelepasin cinta loh gitu aja, loh cwo dan loh harus berjuang, wanita perlu diperjuangkan!" santi tersenyum ke arah sastra.
"bener juga sih saran loh san! Tapi gue gkmau nyakitin devan! Gue gak mau cuman gara gara ini, persahabatan gue hancur" geram sastra meluap kan semua isi hatinya.
"loh bisa main dibelakang devan, maksud gue loh bisa deketin rea dibelakang devan, kalau emang rea suka sama loh, dia bakal pilih loh, tapi kalau emang dia gak suka ya loh harus mundur! Masih banyak wanita diluar sana yang nunggu loh sas!"
"termasuk gue!" gunam santi dalam hati, menundukkan kepalanya, agar air matanya tak tumpah sia sia. Ia tak boleh menangisi sastra.
"thanks san, loh emang sahabat gue yang paling care!" sastra mengacak ngacak rambut santi gemas.
"cuma sahabat bisa apa?" ucap santi dalam hati.
![](https://img.wattpad.com/cover/157945561-288-k955032.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
-PLUTO-
Teen FictionIni bukan cerita bad boy dan bad girl yang bertemu lalu jatuh cinta, ini hanyalah cerita anak SMA yang berusaha mencari kembali kepingan hati yang hilang ditelan waktu.