Bagian.15

63 5 0
                                    

Jarum jam menunjukkan pukul 9:00 malam rea hanya duduk di balkon kamarnya, setelah ia belajar ia sengaka duduk dan menatap langit yang sudah gelap

"ko perasaan gue gak enak dari kemarin? Ada apa ya sama bang rey? Ah ree loh gak boleh mikir yang enggak enggak abang loh pasti baik baik aja" ucap rea prustasi

"tarik napas buang tarik napas buang, santai reani santai, mnding loh bobo cantik"

Rea bergegas ke kasur dan menenggelamkan kepalanya dan menutup mata bersiap terjun ke alam mimpi
Tal butuh waktu lama seorang reani sudah terlelap

Hingga sinar matahari yang menesuk pandangan nya membuat ia menggisik gisik matanya
"ohh udah pagi ya"gunam rea berusaha mengumpulkan nyawanya

"buset dah jam 8,siang bener gue tidur untung hari ini minggu"

"mandi ah biar aura kecantikan seorang reani terpancar" rea segera berjalan ke kamar mandi

Setelah hampir 30 menit rea merendam dirinya akhirnya ia slesai dan siap dengan pakaian santai nya tak lupa ia menguncir kuda rambut nya

"tumben sepi, mamah mana ya?" tanya rea ketika sudah berada di meja makan

Rea yanh berpikir mamah nya pergi keluar pun memilih untuk memakan roti selai yg sudah tersedia di meja

"bii mamah mana? Tumben gak ada?arisan masa arisan jam segini?" tanya rea kepada ni inah yg baru saja lewat

"biii? Bibi gapapa kan?" tanya rea khawatir melihat bi inah hanya diam

"neng, ibu... Ibu..... Pergi ke Australia neng" ucap bi indah dengan terbata bata

"ke Australia ? Ngapain?" tanya rea aneh

"den reyhand kecelakaan, ibu di telpon bapa tadi pagi, makanya ibu langsung kesana"

"HAH? ko bibi bercanda?" tanya rea kaget

"bibi serius neng"

"terus kenapa mamah ninggalin rea? Kenapa mamah gak ajak rea ke Australia ? Bibi pasti bhong sama rea, BIBI BOHONG! BIBI JAHAT" ucap rea histeris dan terisak menangis

Bi inah yang melihat itu pun segera merangkul rea kedalam pelukannya
"ibu gak ngajak neng Rea karna ibu gk mau liat neng rea rapuh melihat kondisi den rey, ibu gak mau neng rea ikut ikutan sakit"ucap bi inah menenangkan rea

"tapi rea ingin tau keadaan bang rey bi, rea juga pengen jenguk dia" ucap rea lemas dengan air mata yg masih mengalir

"den rey pasti baik baik aja"ucap bi inah mencium puncak kepala rea

satu jam, bi inah sengaja membiarkan rea menangis karna jika dengan menangis bisa menenangkan rea kenapa tidk
Napas rea sudah sedikit beraturan, air mata nya tak lagi trun

Rea pergi ke balkon kamr nya menatap langit siang ini yang cerah

"loh harus kuat Reani! Loh gak boleh lemah di hadapan banyak orang! Ayo Reani bangkit jangan sedih!" ucap nya meyakinkan dirinya sendiri

"bang rey pasti sedih kalau ngeliat loh gini re" lanjutnya tersenyum getir

Dan lagi lagi rea terhanyut dalam lamunan nya, ia benar benar hancur, ia tak tau ingin berbuat apa, jika pergi menyusul ke thailand itu tidak mungkin, ia hanya akan memperkeruh suasana disana, ia hanya yang akan menyiksa dirinya sendiri

Hingga dringg ponsel membuyarkan lamunan nya

Devan sagara
Re jalan yuk?

Read.

Devan sagara
Eh, itu yang bisa baca chat tapi gak bisa bales, pake hp apa ya?

-PLUTO-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang